Pulcheria, DeaGriselda (2015) Deixis of Dayak Ngaju language found in short story entitled “Maharaja Manakau Pakasem Sungket”. Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.
Abstract
Deixis benar-benar diperlukan untuk menunjukkan referensi penting dari teks. Ketentuan Deixis penting untuk menunjukkan makna dan asumsi kepada pendengar atau pembaca. Penulis melakukan studi tentang Deixis dalam `bahasa Dayak Ngaju yang ditemukan dalam cerita pendek Maharaja Manakau Pakaasem Sungket` yang menunjukkan bentuk dan kontras Deixis dalam bahasa Inggris dan Dayak NGAJU. Ada dua masalah yang harus diselesaikan dalam penelitian ini, yaitu: (1) Apa jenis deixis dalam bahasa Dayak NGAJU yang ditemukan dalam cerita pendek yang berjudul Maharaja Manakau Pakarem Sungket oleh Offeny A. Ibrahim dan (2) Apa referensi Deixis Dalam bahasa Dayak Ngaju ditemukan dalam cerita pendek berjudul Maharaja Manakau Pakarem Sungket oleh Offeny A. Ibrahim. Dalam penelitian ini, penulis menggunakan pendekatan kualitatif menggunakan analisis dokumen untuk menganalisis dan mengartikan kisah Sungau Pakarem Maharaja Manakau. Data diambil dari cerita rakyat yang ditulis oleh offeny A. Ibrahim berjudul Maharaja Manakau Pakarem Sungket. Penulis menggunakan teori-teori menurut Levinson (1983) dan BINGAN dan IBRAHIM (2001). Temuan penelitian ini menunjukkan bahwa ada lima deixis dalam bahasa Dayak NGAJU. Penulis menemukan 125 deixis dalam cerita ini. Orang Deixis adalah kebanyakan digunakan deixis dalam cerita ini yang muncul 76 kali (60,8%). Selanjutnya adalah Sosial Deixis yang muncul 19 kali (15,2%). Kemudian, tempat Deixis muncul 17 kali (13,6%), sedangkan waktu Deixis muncul 8 kali (6,4%). Deixis terakhir yang muncul adalah wacana deixis selama 5 kali (4%). Sebagai kesimpulan, penelitian ini menunjukkan bahwa Deixis dalam bahasa Dayak NGAJU dan Bahasa Inggris memiliki beberapa kesamaan dan perbedaan, dalam hal bentuk, fungsi, distribusi dan tipe. Dalam hal kesamaan kedua bahasa tersebut memiliki fungsi yang sama yaitu distribusi dan tipe. Perbedaan dari dua bahasa adalah bentuk orang Deixis. Penulis menyarankan para peneliti berikutnya untuk dapat menggunakan objek lain tentang Deixis dalam bahasa lokal. Penelitian ini dapat berupa referensi dan perbandingan untuk peneliti berikutnya yang ingin melakukan penelitian dengan topik serupa yang menganalisis fitur-fitur bahasa lokal.
English Abstract
Deixis is absolutely needed to show the important referents from the text. The terms of deixis is important to show the meaning and assumption to the hearer or the reader. The writer conducted a study about deixis in “Dayak Ngaju language found in short story Maharaja manakau pakasem sungket” which shows the forms and contrast the deixis in English and Dayak Ngaju language. There are two problems to be solved in this study, namely : (1) what are the types of deixis in Dayak Ngaju language found in short story entitled Maharaja Manakau Pakasem Sungket by Offeny A. Ibrahim and (2) what are the reference of deixis in Dayak Ngaju language found in short story entitled Maharaja Manakau Pakasem Sungket by Offeny A. Ibrahim. In this research, the writer used qualitative approach using document analysis to analyze and interprete a story of Maharaja Manakau Pakasem Sungket. The data were taken from a folklore written by Offeny A. Ibrahim entitled Maharaja Manakau Pakasem Sungket. The writer used theories according to Levinson (1983) and Bingan and Ibrahim (2001). The finding of this research showed that there are five deixis in Dayak Ngaju language. The writer found 125 deixis in this story. Person deixis is the mostly used deixis in this story that appears 76 times (60.8%). The next is social deixis that appears 19 times (15.2%). Then, the place deixis appears 17 times (13.6%), while the time deixis appears 8 times (6.4%). The last deixis that appears is discourse deixis for 5 times (4%). In conclusion, this research shows that deixis in Dayak Ngaju language and English has some similarities and differences, in terms of forms, function, distribution and types. In terms of similarities those two languages have the same function which are distribution and types. The difference from two languages is forms of person deixis. The writer suggests the next researchers to be able to use another object concerning deixis in local language. This research can be a reference and comparison for the next researchers who want to conduct a research with similar topic analyzing the features of local language.
Item Type: | Thesis (Sarjana) |
---|---|
Identification Number: | SKR/FBS/2015/213/051505221 |
Subjects: | 400 Language > 420 English and Old English (Anglo-Saxon) |
Divisions: | Fakultas Ilmu Budaya > Bahasa dan Sastra Inggris |
Depositing User: | Budi Wahyono Wahyono |
Date Deposited: | 21 Sep 2015 08:57 |
Last Modified: | 18 Oct 2021 04:33 |
URI: | http://repository.ub.ac.id/id/eprint/101392 |
Preview |
Text
Thesis_DEA_G.P.pdf Download (2MB) | Preview |
Actions (login required)
View Item |