Fatimah (2014) Revealing Hidden Political Agenda in the Presentation of Martin as a Zoophile in Edward Albee’s The Goat, or Who is Sylvia? Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.
Abstract
Fenomena sosial menunjukkan adanya pergerakkan yang cepat dan signifikan terhadap penyimpangan orientasi seksual yang ada di masyarakat, salah satunya adalah zoophilia, yakni sebuah ketertarikan seksual terhadap hewan. Masyarakat kebanyakan menilai kehidupan para pelaku zoophilia dengan prasangka-prasangka buruk yang sudah melekat pada ketertarikan seksual mereka. Sebuah drama berjudul The Goat, or Who is Sylvia? tertarik untuk menggambarkan kehidupan para pelaku zoophilia melalui peran seorang bernama Martin. Namun, drama ini menggambarkan kehidupan yang berbeda dari seorang zoophilia dari dugaan masyarakat sebelumnya. Sehingga, muncul sebuah pertanyaan bahwa drama ini memiliki tujuan politik terhadap keberadaan kaum zoophilia. Maka, atas dasar inilah penelitian ini dilakukan, yakni untuk membuktikan kebenaran anggapan tersebut. Penelitian ini menggunakan teori queer, secara spesifik teori queer politics untuk menyelidiki tujuan-tujuan politik dibalik normalisasi keganjilan yang menolak ketidaktoleransian serta diskriminasi dari masyarakat. Selain itu, penelitian ini juga menggunakan pendekatan kualitatif melalui analisis wacana dalam meneliti data yang diambil dari drama tersebut. Beberapa bentuk normalisasi digunakan untuk menggambarkan kehidupan seorang zoophilia. Pertama, drama ini menjelaskan bahwa Martin memiliki 4 (empat) sifat baik dan 2 (dua) sifat jelek. Selain itu, normalisasinya juga meliputi 3 (tiga) pemenuhan peran sosialnya sebagai bagian dari kelompok sosial keluarga dan teman sebaya. kemudian, penggambaran lainnya menunjukkan bahwa Martin memiliki 2 (dua) kelebihan sebagai orang yang pandai dan sukses. Hasil tersebut mendeteksi suatu tujuan dalam penggambaran kehidupan nyata seorang zoophilia. Queer Politics memandang bahwa zoophilia mengalami kehidupan yang sama dengan orang normal lainnya, sehingga mereka tidak berhak untuk diperlakukan buruk oleh masyarakat. Penelitian ini dapat menyimpulkan bahwa kehidupan Martin memiliki suatu tujuan politik untuk mendapatkan penerimaan dari masyarakat demi mengurangi ketidaktoleransian dan diskriminasi terhadap kaum zoophilia. Dalam penelitian selanjutnya, peneliti dapat menjelajah pandangan psikologis zoophilia ketika mengalami konflik batin dalam mengakui identitasnya, atau reaksi masyarakat yang menolak identitas zoophilia dengan menggunakan pendekatan sosio-psikologis.
English Abstract
Social phenomenon shows a significant and rapid movement toward the existence of deviant sexual orientation, like zoophilic, a sexual desire to the animals. In assessing the whole life of a zoophile, people are preferable to use some prejudices which attach behind their sexual desire. A drama entitled The Goat, or Who is Sylvia? is interested in portraying about the life of a zoophile in the presentation of the main character named Martin. Yet, this drama describes his image as different from the preconceived notion of society. Hence, it emerges a question that this drama may have political interest toward the existence of a zoophile in the society. Therefore, this research is conducted to verify about this premise. This research uses queer theory, specifically queer politics to investigate the political purposes behind the normalization of a queerness to reject intolerance and discrimination in the society. Besides, this research also applies a qualitative approach through document analysis to examine the data taken from the drama. Some forms of normalization are used to depict the life of a zoophile. First, this drama presents Martin to have 4 (four) positive and 2 (two) major negative traits. Besides, his normalization also covers 3 (three) social roles fulfillment as a part of family and peers group. Furthermore, other presentation shows that he has 2 (two) higher achievement as a smart and successful person. Those findings finally can detect the intention of this drama to portray the real life of a zoophile. It happens because queer politics views that zoophile also undergoes the same life as other normal people, thus a zoophile does not deserve to be treated bad among the society. Based on the study findings, this research concludes that the presentations of Martin have a political purpose to gain societal acceptance for alleviating intolerance and discrimination toward the existence of a zoophile. Furthermore, the next research can be suggested to explore this drama in term of his psychological perspective while having inner conflict to come out as a zoophile or his surrounding responses to reject his zoophile identity using socio-psychological approach.
Item Type: | Thesis (Sarjana) |
---|---|
Identification Number: | SKR/FBS/2014/379/051405650 |
Subjects: | 400 Language > 420 English and Old English (Anglo-Saxon) |
Divisions: | Fakultas Ilmu Budaya > Bahasa dan Sastra Inggris |
Depositing User: | Budi Wahyono Wahyono |
Date Deposited: | 09 Sep 2014 09:05 |
Last Modified: | 18 Oct 2021 05:39 |
URI: | http://repository.ub.ac.id/id/eprint/101086 |
Preview |
Text
REVEALING_HIDDEN_POLITICAL_AGENDA.pdf Download (3MB) | Preview |
Actions (login required)
View Item |