Ariyasni, YessiDita (2014) Feminist Identity Of Merida Portrayed In Brave Movie. Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.
Abstract
Disney memproduksi karakter putri mengikuti perkembangan feminisme. Brave adalah sebuah film yang menunjukkan eksistensi perempuan untuk mendapatkan kebebasan dan memilih jalah hidup sendiri. Selain itu, eksistensi erat kaitannya dengan identitas. Sebuah eksistensi akan diterima ketika identitas diakui di masyarakat. Sebagai karakter utama dalam film ini, Merida menunjukkan nilai-nilai feminisme eksistensialis dan melalu tahapan pembentukan dari identitasnya. Penulis menggunakan Pembentukan Identitas Feminis milik Downing and Roush serta teori eksistensialis feminism Simone de Beauvoir dan unsur-unsur sinematografi untuk meneliti film ini. Teori feminisme eksistensialis adalah teori yang menekankan tentang kebebasan, hubungan interpersonal dan pengalaman hidup sebagai manusia. Penulis juga menggunakan unsur-unsur dari teknik sinematografi untuk menunjukkan bagian-bagian dari film Brave yang menampilkan nilai-nilai feminisme eksistensialis. Sedangkan teori pembentukkan identitas feminis adalah tahapan-tahapan yang dilewati oleh seorang perempuan untuk mendapatkan identitas feminisnya. Penulis melihat proses pembentukkan dari identitas Merida melalui lima tahapan dari Downing dan Roush yaitu Feminist Idenity Model. Kelima tahapan itu adalah Passive Acceptence, Revelation, Embeddedness-Emanation, Synthesis, and Active Commitment. Tahap Passive Acceptence di tunjukkan di awal cerita di mana Merida tidak sadar tentang perbedaan antara laki-laki dan perempuan dan dia tidak terlalu peduli dengan hal itu. Namun, setelah ia mengetahui bahwa aturan tradisinya mengharuskan ia menikah, Merida mulai melakukan penolakkan. Penolakkan inilah yang di sebut tahap Revelation. Kemudian Merida melalui tahap Embeddedness-Emanation di mana ia membangun hubungan dengan ibunya untuk menyamakan pikiran. Merida berhasil merubah pemikiran ibunya dan pendobrakan tradisi pun terjadi. Semua anak muda dapat memilih jalan hidupnya sendiri. Keputusan itu merupakan tahap dari Synthesis. Kemudian itu merubah masyarakat secara keseluruhan. Ini disebut sebagai tahap Active Commitment. Dan pada proses-proses itu terlihat Nilai-nilai Feminisme Eksistensialis ditunjukkan pada karakter Merida Merida digambarkan sebagai seorang putri yang ingin mendapatkan kebebasan untuk menjadi dirinya sendiri. Penulis menyarankan kepada peneliti selanjutnya menggunakan teori Psikoanalisis atau Semiotik untuk menganalisis film Brave. Psikoanalisis dapat digunakan untuk menganalisis hubungan antara Merida dan. ibunya sedangkan semiotik untuk menganalisis penampilan Merida sebagai seorang putri.
English Abstract
Disney has produced princess characters following the development of Feminism. Brave is a movie which shows women existence to get freedom and choose her own path. Moreover, an existence is closely related to identity. An existence will be approved when an identity has been recognized in society. As the main character in the movie, Merida shows the manifestation of Existentialist Feminism values through the development process of her identity. The writer uses Downing and Roush, Feminist Identity Development Model also Existentialist Feminism and cinematography elements as the supporting theories to analyze this movie. Existentialist Feminism is a theory which emphasizes concepts of freedom, interpersonal relationship, and the experience of living as a human. The writer also uses technique of cinematography elements to show Existentialist Feminism values in Brave movie, while Feminist Identity Development Model is used as stages that should be passed by a woman to get her feminist identity. The writter sees the process of feminist identity development in Merida‟s character by the five stage of Feminist Identity Development Model. The five stages are Passive Acceptence, Revelation, Embeddedness-Emanation, Synthesis, and Active Commitment. The Passive Acceptance is shown in the begining of the story where Merida was unaware about the differences between men and women, and she just did not really care about it. But, when she knew the tradition that required her to get married, she started to refuse the provision. That is called the Revelation stage. Merida passed the Embeddedness-Emanation stage where she developed relationship with her mother. Relationship developed in order to equate the mind. Unwittingly, Merida succeeded in changing her mother‟s mind which broke the tradition. All young people are free to choose their own path. The decision was accepted by all people in the movie. It means Merida already passed the fourth stage, Synthesis. Then the society changed overall. It is called as Active Commitment of the stages. And the process shows Existentialist Feminism values in Merida‟s character. Merida is described as a princess who wants to get her freedom to be herself. The writter suggests to the next reseacher to use either Phsycoanalysis or Semiotic to analyze Brave. It also shows relationship between Mother and Child. Moreover, Psychoanalysis can be employed in relation between Merida and her mother, and Semiotic can be used to analyze the appearance of Merida as a princess.
Item Type: | Thesis (Sarjana) |
---|---|
Identification Number: | SKR/FBS/2014/166/051401615 |
Subjects: | 400 Language > 420 English and Old English (Anglo-Saxon) |
Divisions: | Fakultas Ilmu Budaya > Bahasa dan Sastra Inggris |
Depositing User: | Hasbi |
Date Deposited: | 07 Mar 2014 09:28 |
Last Modified: | 18 Oct 2021 04:39 |
URI: | http://repository.ub.ac.id/id/eprint/100853 |
Preview |
Text
yessi_dita_ariyasni-0811113163.pdf Download (3MB) | Preview |
Actions (login required)
View Item |