Tetuko, KurniaWidhi (2013) The Manifestation of Ubermensch and Der Wille Zur Macht (Will to Power) in Chairil Anwar’s Four Poems. Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.
Abstract
Perbincangan tentang Eksistensialisme dalam karya sastra sudah menjadi topik yang menarik untuk di kaji sejak akhir tahun 1800 an hingga saat ini. Pemikiran yang fenomenal ini telah membawa kepada era baru pemikiran filsafat, dimana banyak filsuf menyebutnya era Post Moderen. Ide tentang “Gott ist tot” (Tuhan telah mati) yang diperkenalkan oleh Nietzsche telah mengubah semua kiblat pemikiran orang-orang barat di masa itu untuk menemukan “Iman”, nilai, dan moralitas yang baru. Ubermensch terlahir sebagai manusia adikodrati untuk menjawab tentang kematian Tuhan. Mereka (para Ubermensch) adalah orang-orang yang berani menantang kematian, mereka mencintai tantangan, dan waktu damai yang singkat supaya mereka dapat mengukur potensi diri mereka. Nietzsche menjelaskan bahwa Ubermensch adalah kombinasi dari tiga karakter: kekuatan, kecerdasan, dan kebanggaan. Ubermensch juga memiliki empat aspek: Gott ist tot (Tuhan telah mati), semangat untuk meraih kekuatan dan kekuasaan, keberanian untuk menantang maut, dan trans valuasi moral. Sementara itu, salah satu manifestasi dari konsep Ubermensch adalah Der Wille Zur Macht (Kehendak untuk Berkuasa). Nietzsche sendiri begitu mengagumi seni sebagai sublimasi untuk memanifestasikan jiwa Ubermensch yang dimilikinya. Hal tersebut bisa dilihat dalam karyanya yang berjudul “The Birth of Tragedy”. Ide tentang Ubermensch dan Will to Power menurut interpretasi penulis telah mempengaruhi Chairil Anwar “sebagai penyair ternama di Indonesia” untuk menciptakan puisi yang memanifestasikan ide tentang Ubermensch dan Will to Power. Studi ini menggunakan pendekatan kualitatif untuk mendeskripsikan fenomena yang dipelajari secara jelas dan sistematis. Elemen-elemen intrinsic dan ekstrinsik dalam puisi digunakan oleh penulis untuk mengungkapkan manifestasi dari Ubermensch dan Will to Power dalam empat puisi karya Chairil Anwar. Dengan menganalisa elemen intrinsic dan ekstrinsik puisi, penulis telah mengungkapkan manifestasi dari Ubermensch yang terdapat dalam empat puisis karya Chairil Anwar. Empat puisi tersebut adalah “Aku”, “Kerawang Bekasi”, “Prajurit Jaga Malam”, dan “Maju”. Manifestasi dari Ubermensch menunjukkan aspek “Bravery to Challenge the Death dan manifestasi dari Will to Power”.
English Abstract
The issue of Existentialism in literary work has become interesting topic to discuss since the late of 1800’s till nowadays. This phenomenal thought led to the new era of philosophical thought, as many philosophers called post modernism. The idea of "God is Dead ( Gott ist tot )" introduced by Nietzsche has changed all the mindsets of western people at that time to find the new "faith", value, and morality. The Ubermensch born as the Overman or Superman that can handle and answer the death of God. They (the Ubermensch ) are those who are brave to challenge the death, they love challenge and short time of peace to measure their best potential. Nietzsche explained that Ubermensch is the combination of three characters: strength, cleverness, and pride. Ubermensch also has four aspects: Gott ist tot (God is dead), the spirit to gain the power and authority, bravery to challenge the death, and trans valuation moral. Meanwhile, one of the manifestations of Ubermensch concept is Der Wille Zur Macht (Will to Power). Nietzsche himself adores art as his sublimation to manifest his Ubermensch . It can be proven by his work entitled "The Birth of Tragedy" . The idea of Ubermensch and Will to Power according to writer’s interpretation has influenced Chairil Anwar "as the famous Indonesian poet" to make the poem that manifest the idea of Ubermensch and Will to Power. This study uses qualitative approach in relation to the use of clear and systematic description about the phenomenon being studied. The intrinsic and extrinsic elements of the poems are used by the writer to reveal the manifestation of Ubermensch and Will to Power in Chairil Anwar’s four poems. By analyzing the intrinsic and extrinsic element of the poems, the writer reveals the manifestation of Ubermensch in Chairil Anwar’s selected poems. They are " Aku", "Kerawang Bekasi", "Prajurit Jaga Malam", and "Maju ". The manifestation of Ubermensch shows the aspect of "Bravery to Challenge the Death and the manifestation of Will to Powe
Item Type: | Thesis (Sarjana) |
---|---|
Identification Number: | SKR/FBS/2013/172/051307902 |
Subjects: | 400 Language > 420 English and Old English (Anglo-Saxon) |
Divisions: | Fakultas Ilmu Budaya > Bahasa dan Sastra Inggris |
Depositing User: | Hasbi |
Date Deposited: | 18 Sep 2013 09:29 |
Last Modified: | 18 Oct 2021 04:51 |
URI: | http://repository.ub.ac.id/id/eprint/100633 |
Preview |
Text
THESIS_-_KURNIA_WIDHI_TETUKO_-_0811110052.pdf Download (2MB) | Preview |
Actions (login required)
View Item |