Rihi, EsterOktavia (2013) Mental Lexicon on the Javanese Word among Fourth Year Students of English Study Program at Universitas Brawijaya. Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.
Abstract
Setidaknya 45% populasi Indonesia adalah orang-orang yang bermukim di daerah dimana Bahasa Jawa adalah bahasa yang dominan. Hal yang penting bagi orang Jawa adalah menggunakan bahasa yang sopan, tidak hanya dalam tutur kata dalam percakapan, namun bahasa tubuh juga. Jawa Timur adalah provinsi yang variatif karena berbatasan dengan 3 daerah, yaitu: Jawa Tengah, Madura, dan Bali. Oleh karena itu, penelitian ini berfokus pada 3 dialek, yaitu: dialek Surabaya, dialek Mataraman, dan dialek Padhalungan. Dalam penelitian ini terdapat dua rumusan masalah yang harus dipecahkan: (1) Apa saja respon dari partisipan yang muncul oleh kata-kata stimulan; (2) tipe-tipe apa pula yang ditunjukkan dalam tes asosiasi kata dalam response partisipan itu. Partisipan yang mengikuti tes asosiasi kata berjumlah 35 orang terdiri dari: Surabaya dialek 15 orang, 14 murid dari dialek Mataraman, dan 9 murid adalah dialek Padhalungan. Studi ini merujuk pada pendekatan kualitatif karena dapat menunjukkan secara jelas kenyataan dalam kehidupan sosial pada perbedaan dialek di Jawa Timur. Dalam pengambilan data, seluruh murid akan dikumpulkan dalam satu ruangan dan dibagikan kuesioner yang berisi 8 nomor untuk menulis respon mereka dari stimulus kata yang diucapkan oleh penulis. Hasil studi telah menunjukkan bahwa murid-murid yang berasal dari Jawa Timur menyimpan bahasa Jawa secara berbeda, walaupun temuan menunjukkan perbedaan yang tidak terlalu besar dari ketiga grup ini. Respon dari Surabaya dan Padhalungan dialek lebih condong kepada hubungan sintakmatik; berbeda dengan Mataraman yang merujuk pada hubungan paradigmatik. Dalam penggunaan gaya bahasa, Surabaya dan Padhalungan dialek memiliki kesamaan pada penggunaan Jawa Ngoko. Lalu, partisipan dari Mataraman yang menggunakan bahasa yang lebih sopan. Penulis menyarankan akan terdapat banyak murid yang meneliti tentang Mental Lexicon; karena hanya tidak banyak mahasiswa yang mau melakukan penelitian dengan subyek ini. Selain itu, skripsi ini dapat menuntun para murid dalam mencari referensi tambahan. Untuk peneliti selanjutnya dapat meneliti topik lain tentang perbandingan perbedaan variasi bahasa.
English Abstract
At least 45% of the Indonesian population are the people who live in an area where Javanese is the dominant language. In having conversation, it is essential for Javanese to be polite, not only our utterances but also our body language. In East Java, there are 5 language variations among the society due to the strategic boundaries; nearby Central Java, Madura Island, and Bali Island. This research is conducted to 3 language variations in East Java, namely: Surabaya Dialect, Mataraman Dialect, and Padhalungan Dialect. In order to see the mental storage of Javanese, the writer uses Word Association Test (WAT) through Javanese words. There are two problems to be solved, namely: (1) what are the participants’ responses of the stimulus words; (2) what kind of types shown in WAT in the participants’ responses. The participants who join the test were 35 students consisting of: 15 students come from Surabaya dialect, 14 students come from Mataraman dialect, and 9 students from Padhalungan dialect. All of them are the 4th year students of English Study Program at Universitas Brawijaya. This study proposes qualitative approach since it could show the reality in the social life clearly in different dialects around East Java. The participants were gathered into a class, then given a questionaire consisting 8 stimulus words. The result of this study reveals that the East Javanese students having different dialect store the Javanese words differently, although the findings did not lead to the big gap among the three groups. The Surabaya and Padhalungan dialects had more syntactical relation in the responses; while Mataraman was paradigmatic relation. In terms of Javanese styles, the findings revealed that the Surabaya and Padhalungan dialect had a similiar pattern in terms of the use of Ngoko Javanese. While the participants from Mataraman dialect tended to use a more polite form. In the future, the writer hopes there will be more students in the Faculty of Cultural Studies who conduct Mental Lexicon as the focus of study; since there were still limited number of students who want to deal with this subject. Also, this research of Psycholinguistics can be a guidance for the students for a reference. For further researcher, a suggestion to make research in another topic such as: the comparison between language variation differences to be the next case study.
Item Type: | Thesis (Sarjana) |
---|---|
Identification Number: | SKR/FBS/2013/127/051307496 |
Subjects: | 400 Language > 420 English and Old English (Anglo-Saxon) |
Divisions: | Fakultas Ilmu Budaya > Bahasa dan Sastra Inggris |
Depositing User: | Hasbi |
Date Deposited: | 18 Sep 2013 09:49 |
Last Modified: | 18 Oct 2021 05:34 |
URI: | http://repository.ub.ac.id/id/eprint/100580 |
Preview |
Text
CHAPTER_V.pdf Download (2MB) | Preview |
Preview |
Text
CHAPTER_II.pdf Download (2MB) | Preview |
Preview |
Text
Cover_Skripsi-Front_Pages.pdf Download (2MB) | Preview |
Preview |
Text
Cover_Skripsi.pdf Download (2MB) | Preview |
Preview |
Text
Chapter_III.pdf Download (2MB) | Preview |
Preview |
Text
Chapter_IV.pdf Download (2MB) | Preview |
Preview |
Text
CHAPTER_I.pdf Download (2MB) | Preview |
Actions (login required)
View Item |