Rosida, CorryAtur (2011) Magical Realism and Ecological Imperialism in Marquez’s One Hundred Years of Solitude. Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.
Abstract
Realisme magis adalah sebuah teori dimana hal-hal yang bersifat supranatural diterima sebagai sebuah kondisi yang wajar dan biasa. Realisme magis merupakan teori yang banyak digunakan oleh negara-negara yang memiliki sejarah kolonial di masa lalunya. Salah satunya adalah novel Seratus Tahun Kesunyian yang mengungkap Realisme magis dan imperialisme ekologis. Imperialisme ekologis adalah suatu keadaan dimana ekologi dari suatu daerah berubah karena pengaruh dari kekuatan dominan yang lain. Perubahan tersebut meliputi aspek politik, ekonomi, budaya dan alam dari wilayah tertentu. Dua isu tersebut pada akhirnya menunjukkan sudut pandang pengarang terhadap kegagalan para pribumi menghargai wilayah mereka sendiri, yang akhirnya berakibat masuknya imperialisme dengan mudah ke dalam lingkungan pribumi, dan merusak ekologi wilayah tersebut. Karena itulah dalam studi ini penulis akan menjawab rumusan masalah dalam penelitian ini yaitu (1) Bagaimana realisme magis disajikan dalam novel Seratus Tahun Kesunyian dan (2) bagaimana imperialisme ekologis diungkapkan dalam novel One Hundred Years of Solitude. Hasil studi menemukan bahwa di dalam novel terdapat beberapa karakter realisme magis, selain itu ditemukan juga beberapa isu tentang imperialisme magis, dan bagaimana realisme magis digunakan pengarang untuk mengkritisi imperialisme yang berakhir pada kerusakan ekosistem pribumi. Mengalami kejadian supranatural dengan frekuensi yang sering, pribumi menganggap hal-hal tersebut sebagai kondisi wajar, begitu juga sebaliknya, ketika para orang asing datang memperkenalkan ‗ilmu pengetahuan‘, pribumi menganggap hal biasa tersebut sebagai sesuatu yang ajaib dan terperangkap dalam pesona ‗ilmu pengetahuan‘. Modernitas merugikan Macondo karena ketika sumber daya alam habis, populasi penduduk berkurang, ditambah dengan iklim ekstrim yang menyebabkan perekonomian tidak mungkin bisa berjalan di Macondo. Pada akhirnya kota Macondo musnah terkena bencana alam, dan hilang dari sejarah. Di sini, Marquez berpendapat bahwa realisme magis adalah sebuah media untuk mengkritik tidak hanya pengaruh dari luar, namun juga kegagalan pribumi dalam menyaring pengaruh asing tersebut. Penulis menyarankan untuk mengkaitkan realisme magis dan teori-teori lain seperti feminisme dan postmodernisme. Kedua teori tersebut memiliki premis yang sama dengan realisme magis, yaitu bertujuan merekonstruksi stereotip yang berkembang di masyarakat.
English Abstract
Magical Realism is a term which combines natural and supranatural element. It becomes the expression of countries which have colonial history. One of them is told in the novel entitled One Hundred Years of Solitude which is considered as voice of Latin America. It is about the indigeneous people and their ritual. On the other side, it also criticizes imperialism by emerging the issue of ecological Imperialism as a consequence of imperialism. Ecological imperialism is used to illustrate the alteration of ecology of certain places by another dominant group who colonizes that place. The writer conducted a study about magical realism and ecological imperialism issue which both finally show Marquez‘s opinion about the failure of native in building the self-esteem which causes imperialism enters easily and fully tear the indigeneous ecology. There are two problems to be solved in this study, namely: (1) how is magical realism represented in One Hundred Years of Solitude and (2) how is ecological imperialism represented in One Hundred Years of Solitude. This study reveals the characters of magical realism, the issue of ecological imperialism, and how magical realism actually critisizes imperialism which leads into ecological devastation. The description of magical realism elements in the novel introduces beliefs and indigeneous point of view of their village. Living surrounded by magical phenomena, native starts to be accustomed to supranatural things. Therefore, when ‗science‘ which is considered as magic enters the village, the people are trapped in the delirium of science appeal. Science teaches the possibility of constructing the future. Macondo forgets to learn the failure they have experienced in the first arival of science. Thus, indigeneous put aside awareness and persuaded by the delusion of modernity. As a town which no longer has identity, Macondo is exploited easily until its fall. Modernity leaves nothing when the source runs out, population decreases, and climate becomes extremes. Finally Macondo ruins by disaster which deletes the city from its existence in human memory. Here, Marquez delivers his critics through magical realism since it is a tool to blame not only influences from ouside, but also the indigeneous people who are ignorance so they are easily persuaded by the ‗magic‘ of science. The writer suggests English Department students learn more about magical realism and relates it to other issues such as feminism and postmodernism which are considered close to notion magical realism since those three theories have the same notion, it is the reconstruction of stereotype.
| Item Type: | Thesis (Sarjana) |
|---|---|
| Identification Number: | SKR/FBS/2012/76/051200487 |
| Subjects: | 400 Language > 420 English and Old English (Anglo-Saxon) |
| Divisions: | Fakultas Ilmu Budaya > Bahasa dan Sastra Inggris |
| Depositing User: | Endang Susworini |
| Date Deposited: | 02 Oct 2012 08:45 |
| Last Modified: | 18 Oct 2021 04:26 |
| URI: | http://repository.ub.ac.id/id/eprint/100522 |
Preview |
Text
051200487.pdf Download (2MB) | Preview |
Actions (login required)
 |
View Item |