YuliRusmita, NurRahmaYuli (2012) Speech Acts A Analysis Of The Main Character’s Utterances In Raditya Dika’s Comic Entittled Kambbingjantan: The 1st Series. Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.
Abstract
Bahasa dan tindakan tidak dapat dipisahkan. Ketika seseorang berbicara, seseorang tidak hanya menghasilkan ujaran, melainkan juga tidakan untuk menyampaikan pesan tertentu. Artinya, mereka menyampaikan tindakan dengan menggunakan bahasa yang disebut sebagai tindak tutur. Tindak tutur dapat dijumpai dalam sebuah percakapan sehari-hari, bahkan dalam komik. Dalam studi ini, penulis menganalisis tindak tutur ujaran tokoh utama yang mencakup tindak lokusi, ilokusi dan perlokusi yang berpola kalimat tanya dan kalimat perintah pada komik Kambingjantan: Seri Pertama. Tiga rumusan masalah yang ingin dijawab adalah: (1) Apa tindak lokusi, ilokusi, dan perlokusi yang dihasilkan oleh tokoh utama komik Kambingjantan: Seri Pertama; (2) Apa saja tipe dan fungsi kalimat yang dihasilkan oleh tokoh utama komik Kambingjantan: Seri Pertama; (3) Tipe tindak lokusi apa yang paling sering dihasilkan oleh tokoh utama komik Kambingjantan: Seri Pertama. Studi ini menggunakan pendekatan kualitatif pada dokumen analisis, karena fokus studi ini mempelajari tentang ujaran yang tertulis pada komik. Data dikumpulkan dari komik Kambingjantan: Seri Pertama dan dianalisis dengan menggunakan teori speech act oleh Austin, teori tipe dan fungsi kalimat oleh Langacker, dan teori tipe tidak ilokusi oleh Searle. Dari 58 ujaran, ditemukan bahwa ujaran-ujaran tersebut menerapkan tindak lokusi, ilokusi, dan perlokusi meski tidak semua ujaran menerapkan tindak perlokusi. Ujaran yang berpola kalimat interogatif berfungsi sebagai pernyataan, pertanyaan, dan permintaan, sedangkan kalimat imperatif berfungsi sebagai pernyataan dan permintaan. Kemudian, tipe tindak lokusi yang paling sering dihasilkan adalah direktif. Karena studi ini hanya menganalisis ujaran tokoh utama yang berpola kalimat tanya dan kalimat perintah, penulis menyarankan agar penulis selanjutnya juga menganalisis ujaran yang berpola kalimat deklaratif. Selain itu, penulis selanjutnya juga disarankan agar mencari subjek lain di berbagai media. Penulis juga berharap agar studi ini memberikan kontribusi pada Program Studi Sastra Inggris Fakultas Ilmu Budaya, Unversitas Brawijaya khususnya kepada mereka yang belajar mata kuliah Pragmatics.
English Abstract
Language and action cannot be separated. When people speak to each other, they do not only produce utterance, but also perform act to deliver a specific function. It means that they perform act by using language, which is called speech act. Speech act can be found in daily conversation, and even in comic. In this study, the writer analyzes speech acts of the main character’s utterances in Kambingjantan: 1st series comic which are in form of interrogative and imperative sentences. There are three problems to be solved, they are: (1) What are the locutionary, illocutionary and perlocutionary acts produced by the main character in Kambingjantan: 1st series comic; (2) What are the types and functions of sentences produced by the main character in Kambingjantan: 1st series comic; (3) What type of illocutionary acts is mostly used by the main character in Kambingjantan: 1st series comic. This study uses a qualitative approach in document analysis since it focuses on the studying of the utterances written in comic. The data were collected from the comic Kambingjantan:The 1st series. Then the data were analyzed by using Austin’s theory of speech act, Langacker’s theory of types and functions of sentences, and Searle’s theory of types of illocutionary acts. Of 58 utterances, it was found that those utterances apply speech acts including locutionary, illocutionary, and perlocutionary acts, but some of the utterances do not apply perlocutionary acts. Then, those utterances which are in form of interrogative sentences function as assertion, question, and request, while imperative sentences function as assertion and request. Furthermore, the most frequent type of illocutionary is directive. The writer suggests future researchers conduct studies which also involve declarative sentences, since the data of this study are limited to interrogative and imperative sentences. Moreover, it is also suggested that future researchers find other subjects in other media. Hopefully, this study can give more contributions to the English Study Program of Faculty of Culture Studies in Brawijaya University especially to those who study Pragmatics.
Item Type: | Thesis (Sarjana) |
---|---|
Identification Number: | SKR/FBS/2012/125/051204388 |
Subjects: | 400 Language > 420 English and Old English (Anglo-Saxon) |
Divisions: | Fakultas Ilmu Budaya > Bahasa dan Sastra Inggris |
Depositing User: | Endang Susworini |
Date Deposited: | 29 Oct 2012 10:28 |
Last Modified: | 29 Oct 2012 10:28 |
URI: | http://repository.ub.ac.id/id/eprint/100443 |
Actions (login required)
View Item |