Penggunaan Ninshou Daimeishi Dalam Ragam Bahasa Danseigo Dan Joseigo Pada Peserta Jepang Kegiatan Tabunka Kouryuu In Malang Tahun 2007 Hingga 2012

EmmyKurniasari (2012) Penggunaan Ninshou Daimeishi Dalam Ragam Bahasa Danseigo Dan Joseigo Pada Peserta Jepang Kegiatan Tabunka Kouryuu In Malang Tahun 2007 Hingga 2012. Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.

Abstract

Dalam ragam bahasa Jepang, terdapat istilah danseigo, yakni ragam bahasa pria dan joseigo, yakni ragam bahasa wanita. Ninshou daimeishi atau kata ganti orang merupakan salah satu unsur utama pembeda danseigo dan joseigo. Karena hingga saat ini ninshou daimeishi belum diajarkan secara khusus di Sastra Jepang Universitas Brawijaya, penulis mengadakan suatu penelitian mengenai kata ganti tersebut. Dalam penelitian ini, penulis menjawab dua rumusan masalah, ditinjau dari ragam bahasa danseigo dan joseigo, yaitu: (1) Ninshou daimeishi apa saja yang digunakan oleh mahasiswa Jepang peserta Tabunka Kouryuu in Malang (2) Pada situasi seperti apa ninshou daimeishi digunakan oleh para mahasiswa Jepang peserta Tabunka Kouryuu in Malang. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif deskriptif yang menggunakan metode survei. Data berasal dari jawaban kuesioner 22 responden mahasiswa Jepang peserta Tabunka Kouryuu in Malang, yang diminta untuk menjawab ninshou daimeishi yang digunakan, beserta situasi penggunaannya. Jenis ninshou daimeishi berupa jishou, yakni kata ganti orang pertama dan taishou, yakni kata ganti orang kedua. Analisis dilakukan secara tabulasi hingga akhirnya deskripsi hasil. Hasil penelitian ditemukan 17 jenis jishou dan 20 jenis taishou yang digunakan. Pada danseigo, jishou yang ditemukan yaitu: (1) ore (2) orera (3) oretachi (4) boku (5) bokura, taishou yang ditemukan yaitu: (1) kimi (2) kimitachi, yang semuanya digunakan pada situasi informal personal. Pada joseigo, jishou pada situasi formal impersonal: (1) watakushidomo (2) –Sensei, pada situasi informal personal: (1) atashi (2) atashitachi (3) nene, dan pada situasi umum: (1) watashitachi (2) uchira. Untuk taishou pada situasi formal impersonal: (1) –Sama (2) sochira, pada situasi informal personal: (1) anatatachi (2) anta (3) antara (4) jibun (5) socchi. Pada penggunaan secara netral, jishou pada situasi formal impersonal: (1) watakushi (2) wareware, pada situasi secara umum: (1) watashi (2) jibun (3) uchi. Untuk taishou pada situasi formal impersonal: –Sensei, pada situasi informal personal: (1) omae (2) temee (3) –Chan (4) –Kun (5) penyebutan nama atau nama julukan (6) penyebutan status dalam anggota keluarga, dan pada situasi secara umum: (1) anata (2) anatagata (3) –San (4) penyebutan nama keluarga. Penelitian serupa dapat dilakukan dengan pembahasan mengenai latar belakang penggunaan ninshou daimeishi. Sehingga dapat diketahui penyebab serta pengaruh keadaan lingkungan pada responden dalam penggunaan ninshou daimeishi.

Item Type: Thesis (Sarjana)
Identification Number: SKR/FBS/2012/108/051204371
Subjects: 400 Language > 495 Languages of east and southeast Asia > 495.6 Japanese
Divisions: Fakultas Ilmu Budaya > Bahasa dan Sastra Jepang
Depositing User: Endang Susworini
Date Deposited: 31 Oct 2012 09:14
Last Modified: 18 Oct 2021 04:37
URI: http://repository.ub.ac.id/id/eprint/100426
[thumbnail of 051200903.pdf]
Preview
Text
051200903.pdf

Download (5MB) | Preview

Actions (login required)

View Item View Item