Analisis Tentang Bahasa Alay: Sebuah Fenomena Gaya Penulisan Remaja yang Ditemukan di Kaskus

Fathurrohman, MohammadMuiz (2011) Analisis Tentang Bahasa Alay: Sebuah Fenomena Gaya Penulisan Remaja yang Ditemukan di Kaskus. Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.

Abstract

Sebagai homo socius , manusia menggunakan bahasa untuk berinteraksi (Ilmiyati, 2011, para.7). Ada dua macam bahasa, yaitu bahasa lisan dan bahasa tertulis. Dalam bahasa tertulis, ada suatu pembakuan, seperti misalnya dalam penggunaan huruf kapital dan tanda baca. Pembakuan tersebut perlu dilakukan untuk menghindari kesalahan dalam menafsirkan. Seperti yang tercantum dalam kalimat ketiga Sumpah Pemuda, Bahasa Indonesia adalah bahasa nasional bangsa Indonesia. Dalam Bahasa Indonesia, pembakuan ini disebut Ejaan Yang Disempurnakan (EYD). Namun, banyak kawula muda Indonesia yang seringkali melanggar pembakuan tersebut dengan menggunakan Bahasa Alay, suatu variasi bahasa gaul dalam berkomunikasi di dunia maya. Ada dua rumusan masalah yang dikemukakan dalam penelitian ini sehubungan dengan pemakaian Bahasa Alay, yaitu (1) jenis-jenis bahasa gaul apakah yang dapat ditemukan dalam Bahasa Alay? dan (2) Sampai sejauh manakah Bahasa Alay melanggar tatabahasa Bahasa Indonesia? Pendekatan kualitatif digunakan agar fenomena yang dianalisis dapat dikaji secara jelas dan sistematis. Data dalam penelitian ini, 43 kalimat dalam Bahasa Alay yang diambil dari www.kaskus.us , dipaparkan secara deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ketiga tipe bahasa gaul (berdasarkan bentuk, proses linguistik, dan makna) dapat ditemukan. Meskipun begitu, tidak semua subtipe bahasa gaul ditemukan. Dari keempat subtipe bahasa gaul berdasarkan bentuk (bentuk biasa, singkatan, bentk yang lebih ringkas, dan akronim), hanya subtipe terakhir yang tidak dapat ditemukan. Dari ketujuh subtipe bahasa gaul berdasarkan proses linguistik (perubahan bunyi, penambahan bunyi, penghilangan bunyi, perpindahan bunyi, pembalikan bunyi, perulangan, dan perubahan ejaan), hanya pembalikan bunyi dan perulangan yang tidak bisa ditemukan. Sementara itu, hanya ada satu subtipe bahasa gaul yang dapat ditemukan, homonim, dari dua subtipe bahasa gaul berdasarkan makna. Subtipe lainnya adalah metafora. Hasil penelitian juga mengungkap bahwa pelanggaran Bahasa Alay terhadap Bahasa Indonesia amatlah parah. Pelanggaran tersebut terjadi karena penggunaan huruf kapital yang berantakan dan penggunaan tanda baca yang berlebihan, bahkan salah. Peneliti selanjutnya disarankan untuk mengukur seberapa membingungkannya Bahasa Alay dengan cara menyebarkan kuesioner yang berisi kalimat dalam Bahasa Alay dan meminta responden untuk menafsirkannya. Selain itu, sumber data untuk penelitian selanjutnya bisa diambil dari tingkat pendidikan yang berbeda dari sumber data pada penelitian ini.

English Abstract

As homo socius , human beings use language to interact(Ilmiyati, 2011, para.7). Thereare two kinds of language, namely spoken and written language. There is standardization in written language, such as the use of capitalization and punctuation marks. The standardization is made toavoid misintepretation. As stated on the third sentence of 1928 Youth Pledge, Bahasa Indonesia is Indonesian national language. The standardization in Bahasa Indonesia is called Ejaan Yang Disempurnakan ( EYD ). However, many youngsters often violate the standardization by using Bahasa Alay , a variant of slang language used when they communicate in the cyber world. In accordance with the use of Bahasa Alay above, this research proposes two research problems: (1) What types of slang are found in Bahasa Alay ? and (2) To what extent does Bahasa Alay violate Bahasa Indonesia language system? This study uses qualitative approach in relation to the use of clear and systematic description about the phenomenon being analyzed. Descriptive is applied in this study to analyze the data. The data are 43 sentences in Bahasa Alay that were taken from . The finding reveals that three types of slang (based on form, linguistic process, and meaning) are found. However, not all of the subtypes could be found. From four subtypes of form-type (common form, abbreviation, shortened form, and acronym), only the latter one is missing from the list. From seven subtypes of linguistic process-type (reduplication of sound, addition of sound, omission of sound, change of sound, reversion of sound, reduplication, and alteration of pronunciation), only two of them, reversion and reduplication could not be found. Meanwhile, there is only one subtype that can be found, homonymy, from two subtypes of meaning (the other one is metaphor). It also uncovers that Bahasa Alay is severely violating the grammar of Bahasa Indonesia by using random capitalization and redundancy, even wrong punctuation marks. It is suggested that the future researchers measure how confusing Bahasa Alay is by distributing questionnaires containing sentences in Bahasa Alay and ask the respondents to interpret them. Taking the data from the students from different level of educational background is also worth to try.

Item Type: Thesis (Sarjana)
Identification Number: SKR/FBS/2011/65/051104632
Subjects: 400 Language > 420 English and Old English (Anglo-Saxon)
Divisions: Fakultas Ilmu Budaya > Bahasa dan Sastra Inggris
Depositing User: Endang Susworini
Date Deposited: 16 Apr 2012 10:54
Last Modified: 18 Oct 2021 02:26
URI: http://repository.ub.ac.id/id/eprint/100402
[thumbnail of 051104632.pdf]
Preview
Text
051104632.pdf

Download (2MB) | Preview

Actions (login required)

View Item View Item