Willu, MargarethaR (2011) Politeness Strategies Used by Benjamin in the Movie The Curious Case of Benjamin Button. Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.
Abstract
Dalam masyarakat luas, keberadaan bahasa tidak dapat dihindari karena merupakan alat untuk mengekspresikan emosi, keramahan, kesedihan ataupun rasa senang seseorang kepada yang lain. Sebagai salah satu aspek dalam kebahasaan, kesantunan adalah sebuah cara untuk menciptakan suasana yang baik dalam melakukan percakapan oleh karena itu mereka memerlukan sebuah strategi yang disebut strategi kesantunan. Strategi ini digunakan untuk mengurangi rasa tersinggung terhadap positif face atau negatif face seseorang ketika aksi (tindakan) yang menyinggung perasaan tidak dapat dihindari. Studi ini mengangkat tentang aksi (tindakan) yang menyinggung perasaan dan strategi-strategi kesantunan yang ditunjukkan oleh Benjamin sebagai pemeran utama dalam film ‘The Curious Case of Benjamin Button’. Tujuan-tujuan dalam studi ini adalah mencaritahu jenis-jenis aksi yang menyinggung muka dan jenis strategi-strategi kesantunan yang ditunjukkan oleh Benjamin ketika dia melakukan percakapan dengan teman bicaranya dalam film. Studi ini menggunakan metode kualitatif yang dapat digunakan untuk menganalisis percakapan. Data yang dalam studi ini diambil dari dialog naskah film. Studi ini menunjukkan bahwa Benjamin menyinggung positif dan negatif face dari lawan bicaranya. Benjamin tidak peduli atau tidak ingin memenuhi keinginan lawan bicaranya ketika dia menyinggung wajah positif. Ketika Benjamin menyinggung wajah negative lawan bicaranya, berarti dia mengganggu kebebasan lawan bicaranya. Penulis menemukan bahwa Benjamin melakukan aksi (tindakan) yang menyinggung perasaan sebanyak 12 kali, yang terdiri dari 2 kali dia menyinggung positif face dan 10 kali menyinggung negatif face dari lawan bicaranya. Benjamin juga menerapkan jenis-jenis strategi kesantunan pada 14 kalimat untuk mengurangi rasa tersinggung dari lawan bicaranya, yang terdiri dari 4 kesantunan langsung, 6 kesantunan positif, 3 kesantunan negative, dan 1 kesantunan tidak langsung. Dapat disimpulkan bahwa Benjamin menyinggung negative face lebih banyak dari positif face dan dia juga lebih sering menerapkan strategi kesantunan positif untuk menghindari konflik dan ingin lawan bicaranya merasa baik. Studi lebih lanjut mengenai kesantunan dapat dilakukan untuk mencari tahu faktor-faktor penyebab pemilihan setiap strategi kesantunan. Karena kesantunan sangat penting dalam berinteraksi, penulis berharap para pembaca dapat belajar lebih jauh tentang kesantunan dan menerapkannya dalam kehidupan berbudaya khususnya di Indonesia.
English Abstract
Language becomes inevitable in society where people use it to express their emotion, friendliness, pain or pleasure to others. As one of the aspects of language, politeness is a way to create good situation in conversation to which speakers need a strategy which is called politeness strategy. It is used to minimize the threats of someone’s positive or negative face when face threatening act (FTA) cannot be avoided. This study is about FTA and politeness strategies performed by Benjamin as the main character in ‘The Curious Case of Benjamin Button’ film. The objectives are to find out the types of face is threatened and politeness strategies performed by Benjamin when he is having a conversation with his interlocutors. This study uses qualitative approach which can be used to analyze conversations in detail. The data are taken from the dialogs in the movie script. The study finds out that Benjamin threats both positive and negative face of his interlocutors. By threatening his interlocutors’ positive face, Benjamin does not fulfill or care about their wishes and by threatening the negative face, Benjamin imposes his interlocutors’ wants or freedom. The writer found that Benjamin does the FTAs for 12 times, consist of twice which threat the positive face of his interlocutor, and 10 times that threats the negative face. At the same time Benjamin also applies all kinds of politeness strategies in conversation to save the threats of the interlocutors in 14 utterances which consist of 4 bald on-record, 6 positive politeness, 3 negative politeness, and 1 off-record strategy. Finally, the writer can conclude that Benjamin threats the negative face more than positive face of his interlocutor and the positive politeness strategy is used mostly by Benjamin because he tries to avoid conflict and made his interlocutors feel good about themselves. Further study about politeness can be carried out to find out the factor influencing the choice of each strategy of politeness. Because politeness is very important in interaction, the writer hopes that the readers can learn more about it and explore it in the diverse culture of Indonesian tribes.
Item Type: | Thesis (Sarjana) |
---|---|
Identification Number: | SKR/FBS/2011/14/051102573 |
Subjects: | 400 Language > 420 English and Old English (Anglo-Saxon) |
Divisions: | Fakultas Ilmu Budaya > Bahasa dan Sastra Inggris |
Depositing User: | Unnamed user with email repository.ub@ub.ac.id |
Date Deposited: | 03 Oct 2011 10:11 |
Last Modified: | 18 Oct 2021 05:37 |
URI: | http://repository.ub.ac.id/id/eprint/100350 |
Preview |
Text
051102573.pdf Download (3MB) | Preview |
Actions (login required)
![]() |
View Item |