DevieReztiaAnjarani (2010) The Use of Politeness Maxims in The Queen Movie Script. Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.
Abstract
Bahasa dikenal sebagai media komunikasi. Padahal, bahasa tidak hanya berfungsi sebagai alat komunikasi, tetapi juga membangun masyarakat yang baik dengan membentuk interaksi sosial yang baik. Kesopanan diterapkan dalam rangka menciptakan interaksi sosial yang baik karena menunjukkan bagaimana kita saling menghormati. Dalam penelitian ini, penulis melakukan studi tentang kesantunan di lingkungan kerajaan Inggris dan dia mengambil naskah film dari film The Queen untuk merepresentasikan bagaimana kesantunan diterapkan melalui lingkaran ini. Ada dua masalah penelitian: (1) Maksim kesantunan seperti apa yang digunakan oleh para tokoh dalam The Queen? dan (2) Maksim kesantunan apa yang digunakan oleh tokoh-tokoh dalam The Queen berdasarkan tingkat sosialnya? Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan mempertimbangkan objek yang berupa dokumen. Datanya adalah delapan belas ucapan yang mengandung maksim kesantunan dalam naskah film The Queen. Penulis membaca semua percakapan, mengkodekan ucapan-ucapan yang mungkin mengandung maksim kesantunan dan mengklasifikasikan maksim kesantunan berdasarkan subklasifikasinya. Dengan mengklasifikasikan maksim kesantunan berdasarkan tingkat penuturnya, penulis menemukan maksim kesantunan apa yang digunakan oleh tokoh-tokoh dalam The Queen berdasarkan tingkat sosial mereka. Penelitian ini menunjukkan bahwa semua maksim kesantunan (maksim kebijaksanaan, maksim kedermawanan, maksim pujian, maksim kerendahan hati, maksim kesepakatan, dan maksim simpati) diterapkan dalam film. Baik orang dengan tingkat sosial yang lebih tinggi dan lebih rendah menerapkan maksim kebijaksanaan, maksim kemurahan hati, dan maksim pujian. Hal ini terjadi karena mereka harus berbicara dengan sopan di The Royal Household. Lebih lanjut, maksim kesepakatan menunjukkan bahwa masih terdapat perbedaan penggunaan maksim kesantunan antara tingkat sosial yang lebih tinggi dan yang lebih rendah. Orang-orang di tingkat yang lebih tinggi jarang menggunakan maksim kesepakatan ketika mereka berbicara dengan yang lebih rendah karena otoritas mereka. Namun, mereka yang berada di tingkat sosial bawah lebih banyak menggunakan maksim kesepakatan. Akhirnya, penulis menyarankan agar peneliti selanjutnya memperbesar studi kesantunan dengan mengambil objek lisan sebagai objek studi. Selanjutnya, peneliti selanjutnya perlu menggunakan teori kesantunan dari ahli bahasa lain.
English Abstract
Language is known as a media of communication. In fact, language does not only function as a communication tool, but also builds a good society by forming a good social interaction. Politeness is applied in order to create a good social interaction because it shows how we respect each other. In this study, the writer conducted a study about politeness in British monarchy circle and she took a movie script from The Queen movie to represent how politeness is applied through this circle. There are two problems of study: (1) What kinds of politeness maxims are used by the characters in The Queen? and (2) What the politeness maxims are used by the characters in The Queen based on their social levels? This study uses qualitative approach considering the object which is in form of document. The data are eighteen utterances which contain politeness maxims in The Queen movie script. The writer read all the conversation, coded the utterances which possibly contain politeness maxim and classified politeness maxim based on their sub classification. By classifying politeness maxims based on the level of speakers, the writer found what the politeness maxim are used by characters in The Queen based on their social levels. This study shows that all politeness maxims (tact maxim, generosity maxim, approbation maxim, modesty maxim, agreement maxim, and sympathy maxim) are applied in the movie. Both people with higher and lower social levels apply tact maxim, generosity maxim, and approbation maxim. This happens because they have to talk politely in The Royal Household. Furthermore, agreement maxim shows that there is still a difference in the use of politeness maxims between the higher and lower social level. People in higher level rarely use agreement maxim when they are talking to the lower one due to their authority. However, those in the lower social level mostly use agreement maxim. Finally, the writer suggests that the next researchers enlarge politeness study by taking a spoken object as the object of study. Furthermore, the future researchers need to use theories of politeness from other linguists.
Item Type: | Thesis (Sarjana) |
---|---|
Identification Number: | SKR/FBS/2010/29/051003101 |
Subjects: | 400 Language > 420 English and Old English (Anglo-Saxon) |
Divisions: | Fakultas Ilmu Budaya > Bahasa dan Sastra Inggris |
Depositing User: | Unnamed user with email repository.ub@ub.ac.id |
Date Deposited: | 02 Feb 2011 11:16 |
Last Modified: | 01 Nov 2021 15:23 |
URI: | http://repository.ub.ac.id/id/eprint/100324 |
Preview |
Text
051003101.pdf Download (2MB) | Preview |
Actions (login required)
View Item |