SilviaMaulanaSari (2010) A Semiotics Study on Non-Verbal Symbolic Mode of Myth Found in Seblang Ceremony by Osing Community in Olehsari Village, Banyuwangi. Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.
Abstract
Upacara ritual mengandung berbagai simbol sebagai cerminan perasaan, emosi, sikap, dan mitos yang ada di dalam masyarakat. Semiotika berhubungan erat dengan tanda yang meliputi symbol, ikon,dan indeks yang dapat ditemukan pada fenomena-fenomena sehari-hari di lingkungan masyarakat. Simbol-simbol yang mewakili komunikasi antara budaya dan masyarakat sangat menarik untuk diteliti sebagai analisis semiotika. Peneliti mengadakan studi tentang simbol mitos yang terdapat di dalam upacara Seblang oleh komunitas Osing di desa Olehsari, Banyuwangi. Di dalam kajian ini peneliti juga meneliti bagaimana mitos mempengaruhi simbol-simbol non-verbal yang ditemukan. Kajian ini menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif yang fokus pada fenomena yang dipelajari. Peneliti memilih analisa konten sebagai jenis penelitian karena dianalisa berdasarkan data yang diperoleh dari hasil observasi tidak langsung dan wawancara mendalam untuk memperoleh data berdasarkan rumusan masalah. Ada tiga kelompok simbol non-verbal yang terdapat pada upacara Seblang, yaitu benda-benda fisik (pelaku upacara Seblang, kostum dan aksesoris, alat musik, dan perlengkapan); tindakan ( tindakan dukun, gerakan tari, keliling desa, siraman, dan selametan); dan setting (waktu, lokasi,dan suasana). Selain itu, interpretasi simbol-simbol yang terdapat pada upacara Seblang dapat dilaksanakan dengan menggunakan tiga langkah: denotasi, konotasi, dan mitologi. Hubungan antara denotasi, konotasi, dan mitologi mengarahkan pada pemahaman interpretasi simbol dengan memahami makna sebenarnya dan makna konvensional dan pengaruh mitos terhadap simbol yang ditemukan. Penulis menyarankan kepada peneliti selanjutnya hendaknya lebih sensitive dalam mengenali simbol, karena memang tidak mudah untuk menginterpretasikan tanda-tanda, khususnya simbol. Apabila peneliti selanjutnya ingin mengadakan penelitian yang berkaitan dengan mitologi, mereka hendaknya peka terhadap kondisi sejarah , ideology, dan budaya masyarakat sekitar dan bagaimana mitos berkembang didalamnya. Selain itu, apabila peneliti selanjutnya ingin mengadakan peneltitian yang serupa, hendaknya mereka fokus pada simbol verbal atau simbol verbal dan non-verbal sekaligus.
English Abstract
Ritual ceremony contains many symbols as the reflection of feelings, emotions, attitudes, and myths of the society. Semiotics is deeply concerned about signs including symbol, icon, and index that can be found in daily phenomenon of human environment. The symbols which represent the communication between culture and society are very interesting to investigate as the semiotic analysis. The researcher conducted a study about non-verbal symbolic mode of myth found in Seblang ceremony by Osing community in Olehsari village, Banyuwangi. In this study, the researcher also investigates how the myth influences non-verbal symbolic modes which are found. This study uses descriptive qualitative approach that is focused on the phenomena being studied. The researcher chooses content analysis as the type of the research because it analyzed the data which was obtained from the result of the non-participant observation and in-depth interview to get some data based on the research problems. There are three classifications of non-verbal symbols found in Seblang ceremony. Those are physical objects (subjects or actors of Seblang ceremony, costumes and accessories, musical instruments, and supporting equipments); behaviors (actions of shaman, movement of the dances, tour ( kirab ), siraman , selametan ); and setting (time, location, atmosphere). Moreover, the interpretation of symbols found in Seblang ceremony can be conducted by three steps: denotation, connotation and mythology. The relationship of denotation, connotation, and mythology leads to comprehend the interpretation of symbols by understanding the literal and conventional meaning of symbols and the influences of the myth to the symbols which are found. The writer suggests the next researchers to be more sensitive in recognizing symbols because it is not easy to conduct the interpretation of signs, especially the symbols. If the next researchers conduct the research concerning mythology, they should be aware of condition of the community’s history, ideology, culture, and how the myth develop within them. Furthermore, if the next researcher would like to conduct a similar study, they should focus on verbal symbolic mode of myth or both verbal and non-verbal symbolic mode of myth.
Item Type: | Thesis (Sarjana) |
---|---|
Identification Number: | SKR/FBS/2010/23/051003444 |
Subjects: | 400 Language > 420 English and Old English (Anglo-Saxon) |
Divisions: | Fakultas Ilmu Budaya > Bahasa dan Sastra Inggris |
Depositing User: | Unnamed user with email repository.ub@ub.ac.id |
Date Deposited: | 02 Feb 2011 10:43 |
Last Modified: | 18 Oct 2021 05:31 |
URI: | http://repository.ub.ac.id/id/eprint/100319 |
Preview |
Text
051003444.pdf Download (4MB) | Preview |
Actions (login required)
View Item |