Puspaningtyas, Anggraeny (2013) Analysis of Local Economic Potential and Competitiveness Economic Sector in Improving Local Economic Development. Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.
Abstract
Penelitian ini didasarkan pada Undang-Undang Desentralisasi Nomor 32 Tahun 2004 dimana pemerintah pusat memberikan kewenangan kepada pemerintah negara bagian untuk mengatur dan mengurus daerahnya sendiri. Secara umum, kegiatan ekonomi ditunjukkan dengan pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto di suatu daerah. Arsyad (1999:108) menyatakan bahwa, persoalan utama dalam pembangunan daerah terletak pada tekanan kebijakan-kebijakannya dimana kebijakan-kebijakan tersebut berpijak pada ciri khas daerah (pembangunan endogen) dengan menggunakan sumber daya manusia, organisasi, dan sumber daya fisik daerah. . Kemudian, pendapatan daerah (PAD) sangat bergantung pada seberapa jauh kabupaten tersebut dapat mendorong pertumbuhan ekonominya (PDRB). Diyakini ada hubungan antara pertumbuhan ekonomi (PDRB) dengan pendapatan daerah dari pajak dan retribusi daerah (Saragih, 2003:58). Batu merupakan kota yang pertumbuhan ekonominya lebih cepat dibandingkan dengan Jawa Timur dan PDRB per kapitanya lebih rendah dari rata-rata PDRB per kapita Jawa Timur. Selain itu, dari sudut pandang ini, peneliti bertujuan untuk menganalisis sektor terbaik (potensi unggulan) dan potensi daya saing Kota Batu yang mampu mendukung pembangunan ekonominya. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dan kuantitatif. Setelah menggunakan pendekatan kuantitatif, peneliti akan melanjutkan analisis dengan menggunakan pendekatan kualitatif sebagai pendukung metode sebelumnya. Dalam analisis kuantitatif, peneliti menggunakan alat analisis berupa metode Location Quotient (LQ) dan Shift Share (SS) dimana fungsi dari LQ adalah untuk mengetahui potensi atau sektor komoditas suatu daerah dengan membandingkannya dengan daerah di tingkat atas pada periode waktu tertentu. Sedangkan analisis SS digunakan untuk menganalisis dan mendeteksi pergeseran dan peran perekonomian daerah dengan membandingkannya dengan sektor yang sama di tingkat atas atau bahkan di tingkat nasional. Langkah selanjutnya, peneliti menggunakan metode deskriptif kualitatif untuk menganalisis kontribusi potensi ekonomi dan potensi daya saing bagi pembangunan ekonomi. Berdasarkan hasil analisis penelitian tahun 2007-2011, potensi utama Kota Batu adalah pada pelayanan; perdagangan, restoran dan hotel; dan sektor pertanian. Selanjutnya, perdagangan, hotel, restoran; sektor jasa, dan konstruksi merupakan sektor yang sangat kompetitif di tingkat provinsi selama tahun 2007-2011. Bahwa dari sektor jasa; perdagangan, hotel, dan restoran, Batu memperoleh PAD-nya. Namun, pertanian tidak signifikan untuk PAD Batu karena produksinya dilakukan di lahan petani dan mereka menjualnya secara individu. Berdasarkan analisis dan permasalahan tersebut, peneliti memberikan saran untuk mengembangkan tiga sektor (jasa; perdagangan, hotel dan restoran; dan pertanian) yang merupakan potensi utama untuk mendukung perekonomian Batu. Peneliti juga menyarankan untuk lebih memperhatikan enam sektor lainnya (pertambangan dan penggalian; industri pengolahan; listrik, gas, dan air bersih, konstruksi, transportasi dan komunikasi; dan bank dan perantara keuangan lainnya) yang kurang potensial. Saran lainnya adalah mengembangkan sektor pertanian yang mulai menurun produksinya dan memberdayakan masyarakat yang bekerja di masing-masing sektor khususnya di bidang pertanian.
English Abstract
This research is based on Desentralization Law Number 32 of 2004 where the central government provides the authority to the state government to control and run its own region. Generally, economic activity is shown by the growth of Gross Regional Domestic Product in an area. Arsyad (1999:108) stated that, the main issue in regional development is on the pressure of the policies of it where those policies stand based on the typical of the area (endogenous development) by using human resources, organizations, and regional physical resources. Then, the regional income ( PAD ) strongly depends on how far the district can boost its economic growth ( PDRB ). It is believed that there is a correlation between economic growth ( PDRB ) and regional income from tax and regional retribution (Saragih, 2003:58). Batu is a city which has faster economic growth compared to East Java and its PDRB per capita is lower than the average of PDRB per capita of East Java. Moreover, from this point of view, the researcher aims to analyze the best sector (superior potential) and competitive potency of Batu which able to support its economic development. This research uses qualitative and quantitative approach. After using quantitative approach, the researcher will continue the analysis using qualitative approach as a supporting method for the previous one. During quantitative analysis, the researcher uses analytical tools such as Location Quotient (LQ) and Shift Share (SS) method where the function of LQ is to find out potency or comodity sector of a region by comparing it with the region on the upper level on a particular period of time. Meanwhile, SS analysis is used to analyze and to detect the shift and role of region economy by comparing it with the same sector on the upper level or even on the national level. The next step is, the researcher uses descriptive qualitative method to analyze the economic potency contribution and competitive potency for the economy development. Based on the result of research analysis on 2007-2011, the main potencies of Batu are on service; trading, restaurant and hotel; and agriculture sectors. Furthermore, trading, hotel, restaurant; service, and construction sectors are those which are very competitive on province level during 2007-2011. Whereas from the sector of service; trading, hotel, and restaurant, Batu obtain its PAD . However, agriculture is not sginificant for Batu’s PAD because the production of it is done on farmers land and they sell it individually. Based on the analysis and the issues, the researcher provides suggestions to develop three sectors (service; trading, hotel and restaurant; and agriculture) which are the main potency to support Batu’s economy. The researcher also suggests to give more attention to another six sectors (mining and quarrying; manufacturing industry; electricity, gas, and water supply, construction, transportation and communication; and bank and other financial intermediaries) which are less potential. Another suggestion is to develop agriculture sector which begins to drop its production and empower the people who work in each sectors especially in agriculture.
| Item Type: | Thesis (Sarjana) |
|---|---|
| Identification Number: | SKR//FIA/2013/204/051305652 |
| Subjects: | 300 Social sciences > 351 Public administration |
| Divisions: | Fakultas Ilmu Administrasi > Ilmu Administrasi Publik / Negara |
| Depositing User: | Endang Susworini |
| Date Deposited: | 02 Jul 2013 14:42 |
| Last Modified: | 01 Nov 2021 15:18 |
| URI: | http://repository.ub.ac.id/id/eprint/100172 |
Preview |
Text
051305652.pdf Download (6MB) | Preview |
Actions (login required)
 |
View Item |