Pengaruh Kecepatan Dan Panjang Pemotongan Terhadap Kebulatan Poros S45c Pada Proses Bubut Konvensional

Arizal (2013) Pengaruh Kecepatan Dan Panjang Pemotongan Terhadap Kebulatan Poros S45c Pada Proses Bubut Konvensional. Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.

Abstract

Proses bubut (turning) adalah proses pembentukan logam dengan cara mengurangi dimensi benda kerja yang berputar. Pada proses bubut ada beberapa parameter seperti kecepatan pemakanan, kecepatan pemotongan, kedalaman pemotongan dan juga pahat. Pada proses finishing bertujuan untuk memperoleh ukuran dan kebulatan yang sesuai. Pembubutan memanjang merupakan proses pembubutan dengan pergerakan pahat sejajar sumbu putar benda kerja sehingga diperoleh bentuk silinder. Pada proses ini, benda kerja yang panjang akan terjadi defleksi akibat adanya gaya pemotongan, sehingga bergetar dan menurunkan kualitas hasil pembubutan seperti kebulatan poros.Kebulatan merupakan toleransi bentuk dan bagian dari toleransi geometri. Toleransi geometri mencakup toleransi bentuk (penyimpangan bentuk benda kerja yang diizinkan dibandingkan dengan bentuk yang dianggap ideal). Dari uraian di atas maka tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui pengaruh kecepatan dan panjang pemotongan terhadap kebulatan poros hasil pembubutan dengan variasi kecepatan pemotongan pada panjang pemotongan. Pada penelitian ini dilakukan proses pembubutan menggunakan: mesin bubut GAP-BED LATHE C6232A , material benda keja S45C 22mm, pahat insert karbida DCMT 070208-C25 dan pendingin dromus. Benda kerja dipotong sepanjang 100mm, 200mm dan 300mm, karena setiap panjang benda kerj akan mengalami 3 kondisi pemotongan, maka benda kerja berjumlah 9 buah. Kemudian benda kerja dilakukan proses pembubutan dengan kecepatan pemotongan 100,48 m/min, 70,336m/min dan 50,24 m/min dengan kedalaman pemotongan 0,3 mm, kecepatan pemakanan 0,06 mm/rev. Kemudian untuk pengukuran, tiap spesimen dibagi menjadi 3titik pada bidang melingkarnya, sedangkan arah memanjang dibagi menjadi 5 titikmenurut rasio l/d, untuk panjang pemotongan 50 mm yaitu 0,5; 1,0; 1,5; 2,0; 2,5, panjang 150 mm yaitu: 1,5; 3,0; 4,5; 6,0; 7,5, panjang 250 mm yaitu: 2,5; 5,0; 7,5; 10,0; 12,5. Hasil pengukuran menunjukkan semakin tinggi kecepatan pemotongan, maka penyimpangan kebulatan semakin besar. Pada panjang pemotongan 50 mm maksimumnya sebesar 0,01mm. Pada panjang pemotongan 150 mm sebesar 0,04 mm. Dan pada panjang pemotongan 250 mm sebesar 0,03 mm. Sedangkan semakin panjang pemotongan maka penyimpangan yang terjadi semakin besar, pada kecepatan pemotongan konstan 50,24 m/min penyimpangan terbesar yaitu sebesar 0,04 mm pada panjang pemotongan 150 mm, pada 70,334 m/min penyimangan terbesar 0,03 mm pada panjang pemotongan 150 mm dan 250 mm. Dan pada kecepatan pemotongan 100,48 m/min penyimpangan terbesar yaitu 0,04 mm pada panjang 150 mm.

Item Type: Thesis (Sarjana)
Identification Number: SKR/FT/2012/53/051303458
Subjects: 600 Technology (Applied sciences) > 621 Applied physics
Divisions: Fakultas Teknik > Teknik Mesin
Depositing User: Hasbi
Date Deposited: 19 Apr 2013 09:54
Last Modified: 20 Oct 2021 13:37
URI: http://repository.ub.ac.id/id/eprint/141683
[thumbnail of PENGARUH_KECEPATAN_DAN_PANJANG_PEMOTONGAN_TERHADAP_KEBULATAN_POROS_S45C_PADA_PROSES_BUBUT_KONVENSIONAL.pdf]
Preview
Text
PENGARUH_KECEPATAN_DAN_PANJANG_PEMOTONGAN_TERHADAP_KEBULATAN_POROS_S45C_PADA_PROSES_BUBUT_KONVENSIONAL.pdf

Download (5MB) | Preview

Actions (login required)

View Item View Item