Wulansari, Atikah (2018) Pengaruh Tingkat Ec Dan Populasi Terhadap Produksi Tanaman Kale (Brassica Oleracea Var. Acephala) Pada Sistem Hidroponik Rakit Apung. Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.
Abstract
Seiring dengan meningkatnya pertumbuhan penduduk, permintaan akan komoditas hortikultura terutama sayuran terus meningkat. Menurut Bahar (2011), tingkat konsumsi sayuran masyarakat Indonesia rata-rata 41,9 kg per kapita per tahun. Tingkat konsumsi ini masih dibawah standar konsumsi yang diterapkan oleh Food and Agriculture Organization (FAO) yaitu sebesar 73 kg per kapita per tahun. Sayuran kale sangat tinggi antioksidan dan vitamin A, C, K. Kale juga kaya lutein dan zeaxanthin yaitu senyawa yang bisa menyehatkan mata (Hartanto, 2015). Keterbatasan lahan pertanian disebabkan karena terjadi alih fungsi lahan pertanian menjadi kawasan pemukiman. Pemanfaatan ruang dapat dilakukan disekitar pemukiman untuk menanam tanaman budidaya dengan memanfaatkan lahan sempit seperti rooftop. Urban farming merupakan kegiatan menanam dan menumbuhkan tanaman di area padat penduduk yang ditujukan untuk konsumsi pribadi maupun untuk didistribusikan kepada orang lain (Annisa, Febri dan Leni, 2016). Hidroponik adalah salah satu konsep yang bisa diaplikasikan dari kegiatan urban farming. Hidroponik merupakan kegiatan bercocok tanam tanpa menggunakan tanah sebagai media tanam. Salah satu sistem hidroponik ialah sistem rakit apung. Sistem rakit apung atau raft system adalah budidaya tanaman dengan cara menanam tanaman pada suatu media tanam yang diletakkan mengapung di permukaan larutan nutrisi dalam suatu bak penampung (Liferdi dan Saparinto, 2016). Dalam budidaya tanaman diperlukan pengaturan jarak tanam agar tanaman mendapat laju pertumbuhan yang ideal. Populasi yang optimal akan menghemat nutrisi lebih efisien. Penggunaan nutrisi yang berlebihan dan terlalu sedikit dapat mengganggu pertumbuhan tanaman. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendapatkan tingkat EC larutan nutrisi yang efisien dan populasi tanaman yang sesuai untuk tanaman kale dalam sistem rakit apung. Penelitian ini dilaksanakan di rooftop Perumahan Permata Jingga, Tunggulwulung, Kecamatan Lowokwaru, Kota Malang pada bulan Juni sampai Agustus 2017. Penelitian menggunakan Rancangan Acak Kelompok yang terdiri dari 2 faktor yang diulang sebanyak 3 kali. Faktor pertama terdiri dari 4 taraf yaitu tingkat EC 2,0 mS/cm, 2,5 mS/cm, 3,0 mS/cm dan 3,5 mS/cm, sedangkan faktor kedua terdiri dari 3 taraf yaitu populasi 4 tanaman, 6 tanaman dan 8 tanaman. Pengamatan pertumbuhan tanaman kale meliputi tinggi tanaman dan jumlah daun. Pengamatan panen meliputi luas daun, bobot segar total tanaman, bobot segar konsumsi tanaman dan bobot kering total tanaman. Analisis data menggunakan analisis ragam (uji F) dengan taraf 5% yang dilanjutkan dengan uji BNT dengan taraf 5%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat interaksi antara faktor tingkat EC dan populasi tanaman pada parameter pengamatan luas daun tanaman. Populasi 4 tanaman pada tingkat EC 2,5 mS/cm dan tingkat EC 3,0 mS/cm memberikan luas daun yang lebih tinggi dibandingkan dengan tingkat EC 2,0 ii mS/cm dan 3,5 mS/cm. Populasi 6 tanaman pada tingkat EC 3,0 mS/cm memberikan luas daun yang lebih tinggi dibandingkan dengan tingkat EC 2,0 mS/cm, 2,5 mS/cm dan 3,5 mS/cm. Populasi 8 tanaman pada tingkat EC 2,0 mS/cm, 2,5 mS/cm, 3,0 mS/cm dan 3,5 mS/cm memberikan luas daun yang tidak berbeda nyata. Tingkat EC 3,0 mS/cm menghasilkan bobot segar total tanaman yaitu 414,88 g/tanaman, bobot segar konsumsi tanaman yang tinggi per tanaman yaitu 305,08 g/tanaman dan bobot segar konsumsi yang tertinggi pada luasan per 1800 cm2 yaitu 1810,29 g. Populasi 8 tanaman menghasilkan bobot segar konsumsi yang tinggi pada luasan per 1800 cm2 yaitu 1746,77 g. Bobot segar konsumsi per tanaman pada populasi 4, 6 dan 8 tanaman memberikan hasil bobot segar konsumsi per tanaman yang tidak berbeda nyata. Tingkat EC 2,0 mS/cm dengan populasi 4 tanaman tidak memberikan hasil terbaik pada tanaman kale melainkan tingkat EC 3,0 mS/cm dengan populasi 8 tanaman memberikan hasil yang terbaik pada tanaman kale yang memiliki R/C rasio lebih besar yaitu 1,45 dengan bobot segar konsumsi tanaman sebesar 450,36 kg/100 m2.
English Abstract
Population growth is increasing every year and make demand for horticulture especially vegetables more increasing. According to Bahar (2011), the level of consumption of vegetables Indonesian society an average of 41.9 kg per capita per year. The consumption level is still well below consumption standards applied by the Food and Agriculture Organization (FAO) that is equal to 73 kg per capita per year. Kale vegetables are very high in antioxidants and vitamins like as A, C and K. Kale is also rich in lutein and zeaxanthin are compounds that can nourish the eye (Hartanto, 2015). Limitations of agricultural land caused by the conversion of agricultural land into residential areas. Spatial use can be done around the settlement to grow cultivation plants by utilizing narrow land such as rooftop. Urban farming is an activity to grow and grow crops in densely populated areas devoted to private consumption and to be distributed to others (Annisa, Febri and Leni, 2016). Hydroponics is one concept that can be applied from urban farming activities. Hydroponics is a cultivation activity without using soil as planting medium and can be done in narrow land. One of the hydroponic systems is the floating raft system. The floating raft system or raft system is the cultivation of plants by planting crops on a planting medium placed floating on the surface of the nutrient solution in a reservoir (Liferdi and Saparinto, 2016). In the cultivation of plants, plant spacing is required to achieve the ideal growth rate. Optimal populations will save nutrients more efficiently. Excessive use of nutrients and too little can interfere with plant growth. The aim of this study was to obtain an EC level of efficient nutrient solution and plant populations suitable for kale plants in a floating raft system. This research was conducted at rooftop Perumahan Permata Jingga, Tunggulwulung, Lowokwaru district, Malang on June until August 2017. The method used a Randomized Block Design (RBD) Factorial with two factor and each treatment was repeated 3 times. The first factor consists of 4 EC level are 2.0 mS/cm, 2.5 mS/cm, 3.0 mS/cm and 3.5 mS/cm, while the second factor consists of 3 levels population are 4 plants, 6 plants and 8 plants. The observation of kale plant growth includes plant height and number of leaves. The observations of harvest included leaf area, total fresh weight of the plant, total fresh weight of plant consumption and total dry weight of plant. Data analysis used variance analysis (F test) with 5% level followed by BNT test with 5% level. The results showed that there was interaction between EC level and plant population on observation parameter of plant leaf area. The population of 4 plants at EC level of 2.5 mS/cm and EC level of 3.0 mS/cm gives a higher leaf area compared to EC level of 2.0 mS/cm and 3.5 mS/cm. The population of 6 plants at the EC level of 3.0 mS/cm gives a higher leaf area compared to the EC level of 2.0 mS/cm, 2.5 mS/cm and 3.5 mS/cm. The population of 8 plants at EC level 2.0 mS/cm, 2.5 iv mS/cm, 3.0 mS/cm and 3.5 mS/cm give no significant different leaf area. EC level of 3.0 mS/cm resulted in total fresh weight of plants that is 414.88 g/plant, fresh weight of plant consumption per plant give high value that is 305.08 g/plant and fresh weight of consumption per 1800 cm2 area give the highest value that is 1810.29 g. The population of 8 plants produce a high consumption fresh weight on the per 1800 cm2 area of 1746.77 g. The fresh weight of consumption per plant in the 4, 6 and 8 crop populations give the results of fresh weight consumption per plant that was not significantly different. Level EC 2.0 mS/cm with population of 4 plants did not give the best result in kale plant but EC 3.0 mS/cm level with population of 8 plants give the best result on kale plant with R/C ratio that is 1.45 with fresh weight of plant consumption amounted to 450.36 kg/100 m2.
Item Type: | Thesis (Sarjana) |
---|---|
Identification Number: | SKR/FP/2018/175/051803013 |
Uncontrolled Keywords: | - |
Subjects: | 600 Technology (Applied sciences) > 631 Specific techniques; apparatus, equipment materials > 631.5 Cultivation and harvesting > 631.58 Special methods of cultivation > 631.585 Soilless culture (hydroponics) / Hydroponics |
Divisions: | Fakultas Pertanian > Budidaya Pertanian |
Depositing User: | Nur Cholis |
Date Deposited: | 24 May 2018 04:19 |
Last Modified: | 14 Feb 2022 01:32 |
URI: | http://repository.ub.ac.id/id/eprint/10995 |
Preview |
Text
BAB I.pdf Download (90kB) | Preview |
Preview |
Text
BAB II.pdf Download (226kB) | Preview |
Preview |
Text
BAB III.pdf Download (130kB) | Preview |
Preview |
Text
BAB V.pdf Download (85kB) | Preview |
Preview |
Text
BAB IV.pdf Download (205kB) | Preview |
Preview |
Text
Bagian Depan.pdf Download (345kB) | Preview |
Preview |
Text
Daftar Pustaka.pdf Download (97kB) | Preview |
Preview |
Text
lampiran 13.pdf Download (405kB) | Preview |
Preview |
Text
Lampiran.pdf Download (1MB) | Preview |
Actions (login required)
View Item |