Profil Biologi Dan Aplikasi Teknologi Reproduksipada Anjing Kintamani

Puja, I Ketut (1999) Profil Biologi Dan Aplikasi Teknologi Reproduksipada Anjing Kintamani. Doktor thesis, Universitas Brawijaya.

Abstract

Minat masyarakat untuk memelihara anjing Kintamani mulai meningkat, hal ini disebabkan karena anjing Kintamani mempunyai penampilan yang menarik, harganya yang relatif masih murah jika dibandingkan dengan anjing ras, serta peluang anjing Kintamani menjadi anjing trah sangat besar. Dalam usaha percepatan penetapan anjing Kintamani sebagai prototipe anjing Trah pertama Indonesia diperlukan penelitian-penelitian yang mengkaji asal-usul, model ideal serta penelitian reproduksi dalam usaha mempercepat penyediaan bibitbibit anjing yang berkualitas. Untuk memenuhi harapan ini maka diperlukan adanya suatu kesamaan pandangan mengenai model ideal prototipe anjing Trah Kintamani. Model ideal ini diperlukan untuk mendeskripsikan trah Kintamani dan selanjutnya sebagai acuan dalam pemuliabiakan. Sampai sekarang standar trah tidak merupakan format umum, karena fakta menunjukkan adanya kekurangan-kekurangan pada beberapa hal. Oleh karena itu disepakati bahwa standar trah lebih banyak mengacu pada penampilan umum, karakteristik dan temperamen. Penelitian ini dilakukan pada populasi anjing Kintamani di Desa Sukawana, Kecamatan Kintamani, Kabupaten Bangli, Propinsi Bali. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengumpulkan profil biologi yang nantinya digunakan untuk model ideal trah prototipe trah Kintamani, kekerabatan anjing Kintamani dengan anjing Geladak dan mengetahui pengaruh penyuntikan PGF2a, PGF2 a yang diikuti dengan PMSG dan PMSG berulang yang diikuti dengan penyuntikan HCG, terhadap penampilan reproduksi anjing Kintamani. Dalam pelaksanaannya penelitian ini dibagi menjadi dua bagian yaitu penelitian pertama berupa penelitian observasional dengan rancangan cross sectional study. Dalam penelitian bagian pertama dilakukan pengukuran dan pengamatan yang berkaitan dengan profil biologi anjing Kintamani. Profil biologi yang diukur dan diamati adalah, tinggi badan, berat badan, ukuran tengkorak, gambaran darah, siklus reproduksi dan perilaku. Pada tahap ini data profil biologi didapat dari pengamatan langsung dan pemeriksaan laboratorik. Pemeriksaan tinggi badan dan ukuran tengkorak diukur dengan pita ukur, berat badannya ditimbang dengan timbangan badan. Pemeriksaan laboratorik yang dilakukan berupa pemeriksaan darah dan hormon. Sel darah merah dan sel darah putih dihitung dengan hemositometer. Packed cell Volume (PCV) diperiksa dengan menggunakan metode mikrohematokrit. Kadar Hb diukur dengan metode sianomethemoglobin, trombosit dihitung dengan metode Rees Ecker dan hitung jenis sel darah putih dengan metode hapusan darah. Kadar hormon progesteron dan estradiol diukur dengan radioimmunoassay (RIA). Pengamatan terhadap penampilan reproduksi anjing Kintamani dilakukan dengan pengamatan dan pencatatan langsung, sedangkan data perilaku anjing Kintamani didapat dengan pengamatan langsung pada induk anjing yang didasarkan pada v tingkat perhatian pada anaknya dan agresivitas terhadap masuknya peneliti ke teritorialnya. Penelitian tahap kedua adalah jenis penelitian eksperimental semu dengan rancangan The randomized group pretest posttest design untuk kelompok anjing pada fase diestrus, eksperimental sungguhan dengan rancangan The pretest posttest control group design untuk kelompok anjing pada fase anestrus. Secara acak 12 ekor anjing prototipe trah Kintamani yang berumur 2-3 tahun, dengan berat antara 11-13 kg, berada dalam fase diestrus untuk kelompok A dan B dan 12 ekor anjing Kintamani dalam fase anestrus untuk kelompok C dan D, Anjing-anjing ini dirancang untuk pemberian perlakuan dengan tiga macam perlakuan perangsang estrus dan ovulasi. Penelitian kelompok pertama (A) sebanyak 6 ekor anjing Kintamani diberi sebanyak 3 mg PGF2oc/anjing dengan dosis tunggal secara intramuskuler. Penelitian kelompok kedua (B) diberi sebanyak 3mg PGF2a/anjing dan pada hari ke tiga diberi PMSG sebanyak 500 IU/anjing, sedangkan kelompok ketiga (C) diberi PMSG sebanyak 250 IU/anjing secara berturut-turut selama lima hari dan pada hari ke lima diberi HCG sebanyak 500 IU/anjing dan kelompok D diberi plasebo. Plasma progesteron diukur sebelum penelitian dan anjing yang mempunyai kadar progesteron melebihi 3 nmo/L (dalam fase diestrus) digunakan untuk penelitian kelompok A. dsn 3 K.2d2r progesteron ysn^ foersds. dib3.w2.l1 3 nmo!/L, (d2l2m f2.se anestrus) digunakan pada kelompok C. Darah diambil dari vena safena pada hari berturut-turut 1, 3, 6, 9, 12, 15, 18, 21. Serum dipisahkan dengan pemusingan dan disimpan dalam suhu -20° C untuk selanjutnya dianalisis Progesteron dan Estradiolnya. Selama pengambilan darah, semua kejadian yang berkaitan dengan timbulnya estrus dicatat sampai hari ke-21. Hasil yang diperoleh dari penelitian ini menyatakan bahvva anjing Kintamani berbeda dengan anjing Geladak yang ada di Bali pada tingkat trah. Profil biologi anjing Kintamani adalah sebagai berikut : Anjing Kintamani berukuran kecil sampai sedang, tinggi badan rata-rata pada betina 44, 65 + 2,15 cm dan pada yang jantan 51,25 ± 4,3 cm dengan berat badan masing-masing 13,14 ± 2,47 kg pada betina dan 15,90 ± 1,49 kg pada jantan. Anjing Kintamani mempunyai moncong lurus dengan nostril berwama hitam, telinga tegak berbetuk segitiga, mata berwama coklat muda dengan kedudukan menyamping. Tipe dari kepala adalah Mesatichepalic. Tubuh diselaputi oleh bulu berwama putih atau hitam. Bentuk bulu bergelombang dan pada tempat tertentu seperti pada tengkuk, ekor dan belakang paha relatif panjang. Bentuk ekor adalah bulan sabit. Keadaan. Umur pubertas anjing Kintamani dicapai pada umur 7,5 ± 0,66 bulan. Anjing Kintamani melakukan perkawinan sepanjang tahun dengan terjadi peningkatan aktivitas pada bulan Maret. Rata-rata lama proestrus adalah 10 ± 0,13 hari, estrusnya berlangsung selama 10 ± 1,46 hari, diestrusnya 61,50 ± 5,15 hari dan fase anestrus 124,28 ± 7,016 hari. Lama waktu kebuntingan adalah rata-rata 63 ± 0,13 hari dengan jumlah anak sekelahiran sebanyak 4,1 ± 1,02 ekor. Profil hormon Estradiol berfluktuasi selama fase anestrus dan meningkat mencapai puncak pada fase proestrus, selanjutnya menurun lagi pada fase estrus dan relatif tetap pada fase vi diestrus. Profil Progesteronnya mendekati konsentrasi basal pada saat anestrus dan mulai meningkat pada akhir fase proestrus dan mencapai puncak pada fase diestrus yang selanjutnya menurun kembali mendekati basal saat mendekati waktu kelahiran. Perilaku anjing Kintamani tidak galak. Pada saat istirahat badannya tertelungkup dengan kedua kaki belakang ke samping, mempunyai kemahiran menerima perintah. Anjing Kintamani dapat dikelompokkan ke dalam anjing golongan Non sporting breed. Parameter darah anjing Kintamani berada pada nilai normal jika dibandingkan dengan parameter darah anjing trah lainnya. Profil biologi berupa ukuran tengkorak, tinggi badan dan berat badan sangat berbeda antara anjing Kintamani dengan anjing Geladak. Pada studi intervensi menunjukkan bahwa penyuntikan PMSG dengan dosis 200 IU/anjing secara berturut-turut selama 5 hari dan diikuti penyuntikan HCG dosis 500 IU/anjing pada hari kelima dosis tunggal dapat merangsang timbulnya birahi pada anjing Kintamani yang sedang dalam fase anestrus, sedangkan penyuntikan PGF2a dosis 3 mg /anjing dengan dosis tunggal dan penyuntikan PGF2 a dosis 3 mg/anjing yang diikuti dengan penyuntikan sebanyak 500 IU PMSG/anjing pada hari ketiga tidak dapat merangsang timbulnya birahi pada anjing Kintamani. Hasil ini menunjukkan bahwa estrus dan ovulasi dapat dirangsang pada anjing yang sedang dalam fase anestrus dengan penyuntikan PMSG berulang yang diikuti dengan HCG. Pada hasil peneltian ini dapat disarankan bahwa untuk menjadikan anjing Kintamani sebagai anjing trah diperlukan sosialisasi dari model ideal trah prototipe trah Kintamani dan dalam upaya penyediaan trah Kintamani yang berkualitas dalam waktu yang cepat dapat dilakukan dengan penyuntikan sebanyak 200 IU PMSG/anjing secara berturut-turut selama 5 hari dan diikuti pemberian 500 IU HCG/anjing pada hari kelima.

English Abstract

A study was conducted to determined the biology profile of Kintamani dogs and develop a regimen of treatment for inducing estrus and ovulation in the bitch. The biologi profile collected from dogs originating from Sukawana subdistrict, Bangli Regency, The Provinci Bali, were examined by observation to dogs owners. A quasi experiment and true experiment was performed to observe effect of hormonal like substance and hormonal treatment on reproduction performance of Kintamani bitches. V I The biology profil of Kintamani dogs are small to medium size. The dogs stand tall at the withers, bitches 44,65 ± 2,15 cm, dogs 51,25 ± 4,3 cm. The weight of dogs, 15, 90 ± 1,49 kg and bitches 13,14 ± 2,47 kg. The head is straight. The nostril have a black color. The ears are erect and triangular shape. The eyes are light brown to yellow and ovate in outlaine and are somewhat obliquely oriented. The tail is side shaped. The coat is thick, bantly wavy and long at withers, tail and thigh. The colour are white or black.The personality of Kintamani dogs are bold, easily to trained and not aggresive. In this study indicate that dogs as a group, estrus cycle throughout the year and slightly increased seasonal activity during the March. The bitches exhibit their first heat average 7,5 ± 0,66 months of age.The length of time from the onset of proestrus to the time of first breeding is usually 9 to 13 days, with an average of 10 ± 0,13 days. The duration of estrus is usually 9 to 13 days, with an average of 10 ± 1,46 days. The duration of diestrus is 52 to 72 days, with an averages 61,50 ± 5,15 days. Like the other phases of estrus cycle, anestrus varies in lenght. The duration of anestrus is 105 to 140 days with an average of 124,28 ± 7,01 days. The lenght of gestation in Kintamani dogs was 63 ± 0,13 days, with variation of 60 to 65 days, with a mean litter size of 4,1 ± 1,02. In the experimental study it was found that in experiment C a significant increase of progesteron and showed estrus while there were no significant change in the experiment A , B and C. This result indicate that estrus and ovulation can be induced in the anestrus bitch by injection of PMSG and HCG

Item Type: Thesis (Doktor)
Identification Number: -
Uncontrolled Keywords: Kintamani dogs, Biology profile, Induction of estrus
Divisions: S2/S3 > Doktor Ilmu Kedokteran, Fakultas Kedokteran
Depositing User: Sugeng Moelyono
Date Deposited: 31 Jul 2024 02:34
Last Modified: 31 Jul 2024 02:34
URI: http://repository.ub.ac.id/id/eprint/225892
[thumbnail of I KETUT PUJA.pdf] Text
I KETUT PUJA.pdf

Download (29MB)

Actions (login required)

View Item View Item