Efek Pemberian Molekul Adhesin 37,8 Kda Vibrio Cholerae Terhadap Ekspresi Dari Sel T Limfosit Subset Th17 Dan Treg Di Lien Mencit

Amalia, Aisyah and Dr. dr. Sri Poeranto, M.Kes, SpParK and Prof. Dr. dr. Sumarno, DMM, Sp.MK(K) (2020) Efek Pemberian Molekul Adhesin 37,8 Kda Vibrio Cholerae Terhadap Ekspresi Dari Sel T Limfosit Subset Th17 Dan Treg Di Lien Mencit. Magister thesis, Universitas Brawijaya.

Abstract

Diare kolera adalah diare yang disebabkan oleh bakteri Vibrio cholerae yang memiliki gejala diare berair dan sekretori dan mudah menular melalui air yang terkontaminasi. Bakteri ini meski tidak menginvasi, namun ia mensekresikan toksin yang dapat merusak integritas dari sel dan menyebabkan peningkatan cAMP di intraseluler sehingga mengakibatkan keluarnya ion elektrolit dan air dari dalam sel ke lumen usus. Kolera yang tidak tertangani memiliki angka mortalitas yang tinggi, dikarenakan dehidrasi yang bisa jatuh ke kondisi syok. Kolera sudah pernah menjadi wabah di banyak negara, tidak terkecuali di Indonesia. Diperkirakan terdapat 2.298 kasus kolera per tahun dan menyebabkan kematian 23 jiwa per tahunnya. Sampai saat ini belum ada vaksin yang ideal untuk kolera di Indonesia, vaksin yang ada saat ini memiliki kekurangan seperti protektivitasnya suboptimal terhadap anak – anak yang merupakan usia tersering yang mengalami kolera dan tidak protektif terhadap strain asia. Pengembangan vaksin per oral dengan memanfaatkan imunitas mukosa merupakan pilihan yang rasional. Selain karena mudah, tidak membutuhkan tenaga profesional, tapi juga mengikuti perjalanan dari penyakit dimana Kolera merupakan patogen yang menginfeksi usus. Dengan ditemukannya molekul adhesin 37,8 kDa Vibrio cholerae yang berperan dalam perlekatan bakteri ke enterosit, maka muncullah ide untuk mencegah perlekatan bakteri dengan memanfaatkan molekul ini. Bila imunitas terhadap molekul adhesin ini terbentuk maka proses perlekatan tidak akan terjadi, sehingga Cholera toxin tidak akan masuk ke dalam sel enterosit dan kondisi patologis tidak akan terjadi. Sebagai pemeran utama sel T di mukosa, Th17 dan Treg berperan penting dalam keseimbangan homeostasis mikrobiota usus dan toleransi terhadap makanan. Saat proses vaksinasi, paparan antigen akan dipresentasikan kepada sel Th17 ataupun Treg. Dari sana sel Th17 dan Treg yang teraktivasi dan sel B yang menghasilkan IgA (sel B IgA) akan berlanjut menuju limfonodus dan lien sebelum akhirnya menuju darah dan sirkulasi sistemik dan menuju tempat asal paparan yaitu di usus. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana pengaruh pemberian molekul adhesin 37,8 kDa Vibrio cholerae (MAV) terhadap ekspresi dari sel T liimfosit subset Th17 dan Treg di lien mencit. MAV akan diberikan dengan ajuvan Cholera toxin B (CTB) untuk meningkatkan imunogenisitas dari antigen. Diharapkan terbentuk respon imun layaknya bagaimana proses vaksinasi terjadi. Setelah dilakukan pemberian molekul adhesin 37,8 kDa Vibrio cholerae pada mencit di hari ke 7, 14, 21 dan 28, di hari ke 35 mencit lalu dibedah. Lien mencit diambil dan dilakukan isolasi limfosit untuk kemudian diukur dengan menggunakan marker CD4+ dan IL17 serta CD25+ dan Foxp3+ untuk ekspresi Th17 dan Treg berturut – turut dengan menggunakan flowsitometri. Setelah didapatkan data terdistribusi normal (p>0,05), Uji Tes T Independen dilakukan untuk mengetahui perbedaan antara kelompok kontrol dan MAV baik untuk Th17 maupun Treg. Hasil menunjukkan nilai persentase ekspresi dari sel Th17 pada kelompok MAV (0,1863±0,08%) lebih tinggi secara signifikan bila dibandingkan dengan kelompok kontrol (0,078±0,03%) (p<0,05). Sedangkan pada ekspresi sel Treg tidak didapatkan perbedaan yang signifikan pada kelompok kontrol (0,068±0,02%) maupun kelompok MAV (0,012±0,07%). Hasil ini menunjukkan bahwa molekul adhesin 37,8 kDa Vibrio cholerae dapat meningkatkan respon imun dan menyebabkan inflamasi yang diharapkan terjadi agar tercetus imunitas adaptif. Diharapkan dari proses inflamasi tersebut terdapat antigen epitop dari molekul adhesin yang dipresentasikan oleh sel dendritik ke sel T sehingga terbentuklah respon imun yang spesifik dan sekretori IgA terbentuk. Treg yang tidak meningkat menandakan bahwa tidak terbentuk toleransi terhadap antigen MAV. Setelah dianalisis secara jumlah, fenotip dari sel Th17 dan Treg juga perlu dievaluasi. Selain itu perlu dievaluasi apakah imunitas jangka lama yang diharapkan sudah terbentuk untuk mengevaluasi apakah MAV dapat dimanfaatkan sebagai kandidat vaksin Kolera.

Item Type: Thesis (Magister)
Identification Number: TES/610.28/AMA/e/2020/042002826
Subjects: 600 Technology (Applied sciences) > 610 Medicine and health > 610.28 Auxiliary techniques and procedures; apparatus, equipment, materials / Biomedical engineering
Divisions: S2/S3 > Magister Ilmu Biomedis, Fakultas Kedokteran
Depositing User: Budi Wahyono Wahyono
Date Deposited: 26 Sep 2022 08:39
Last Modified: 07 Feb 2025 02:17
URI: http://repository.ub.ac.id/id/eprint/194884
[thumbnail of Aisyah Amalia.pdf] Text
Aisyah Amalia.pdf

Download (3MB)

Actions (login required)

View Item View Item