Analisis Kinerja Manajemen Rantai Pasok Tuna Komoditas Ekspor di Pelabuhan Perikanan Samudera (PPS) Nizam Zachman Jakarta

Assidiq, Fariz Amzad and Dr. Ir. Darmawan Ockto Sutjipto,, M.Si and Arief Setyanto,, S.Pi., M.App.Sc (2021) Analisis Kinerja Manajemen Rantai Pasok Tuna Komoditas Ekspor di Pelabuhan Perikanan Samudera (PPS) Nizam Zachman Jakarta. Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.

Abstract

HACCP. Produk selanjutnya diolah menjadi produk setengah jadi, setelah itu dilanjutkan dengan pendistribusian oleh agen luar negeri untuk melakukan ekspor dengan syarat perizinan dan sertifikasi dilakukan sesuai standart pengiriman lalu di pasarkan di negara konsumen. PPS Nizam Zachman Jakarta meningkatkan peforma mananajemen rantai pasoknya dengan cara mengembangkan sumber daya ikan dan sumber daya teknologi yang ada. Berdasarkan metode matriks SCOR yang dilakukan bechmarking dengan SCORcard, telah didapatkan rata-rata pada setiap penilaan syarat pemesanan dan pengiriman pada setiap penilaan hasil superior (unggul), advantage (keuntungan), dan parity (keseimbangan) level parity (keseimbangan) yang didapatkan oleh atribut kinerja dipengaruhi oleh faktor kualitas ikan ekspor yang ditangkap nelayan, waktu bongkar muat kapal, proses produksi di perusahaan pengolahan, fleksibilitas persediaan harian dan pendistribusian oleh agen pengirim. Level advantage (keuntungan) didapatkan oleh atribut kinerja pengiriman dan pemenuhan pesanan. Level superior (unggul) didapatkan oleh atribut kinerja kesesuaian dengan pesanan, siklus pemenuhan pesanan dan cash to cash time (perputaran uang). Pada perhitungan kinerja pengiriman pada ikan tuna komoditas ekspor di PPS Nizam Zachman sebesar 90% dengan posisi advantage, yang berarti kinerja dilakukan oleh anggota rantai pasok tergolong baik. Pemenuhan pesanan sebesar 96% posisi advantage. Kesesuain dengan standar sebesar 90% posisi superior yang berarti sangat baik. Waktu tunggu 7 hari dengan posisi parity denga prosedur yang telah disepakati. Siklus pemenuhan 3 hari posisi superior yang berarti responsif tinggi. Fleksibilitas rantai pasok 30 hari posisi parity yang berarti seimbang dengan metode push. Biaya rantai pasok didasarkan pada satuan Rp/kg. Cash to cash cycle time 33 hari dengan posisi advantage dimana perputaran uang baik dan lancar. Persediaan harian 2,5 hari dengan posisi advantage dimana penyimpanan persediaan cold storage berdasarkan jumlah pesanan konsumen. Pada analisa SWOT didapati bahwa kinerja rantai pasok, memiliki rating sangat baik pada tipe fasilitas pelabuhan serta kualitas ekspor ikan, sedangkan yang perlu ditingkatkan adalah peforma mananajemen rantai pasok dengan cara mengembangkan sumber daya ikan dan teknologi. Hal ini dikarenakan masih terdapatnya antrian kapal di dermaga transit yang cukup panjang dan kurangnya perlindungan matahari yang memadai. SWOT dengan sistem penilaian matrix grand strategy didapati bahwa nilai internal bobot pada kekuatan berjumlah 0,5 dengan rating 12 dan skor 1,5. Nilai eksternal bobot pada kekuatan berjumlah 0,512 dengan rating 12 dan skor 1.53. Hal ini tentu sudah memenuhi standarisasi peran pelabuhan. Hasil matrix grand strategy dapat disimpulkan bahwa pengembangan peran yang dapat dilakukan oleh PPS Nizam Zachman Jakarta terdapat pada kuadran 1 yaitu kekuatan-peluang (SO), situasi ini dapat dimanfaatkan dengan memanfaatkan peran pelabuhan dalam memakai kekuatannya dan menciptakan peluang yang ada. Strategi ini dapat dilakukan guna meningkatkan suatu peran pengembangan yang dilakukan oleh pelabuhan di PPS Nizam Zachman Jakarta, strategi yang dapat diterapkan berdasarkan peran pengembangan di arahkan kepada penangkapan ikan tuna yang berkonsep berkelanjutan dan Inovasi pemasaran ke ranah ekspor. Peningkatan kinerja manajemen rantai pasok ikan tuna komoditas ekpor perlunya berfokus pada ekspansi pasar yang lebih di perlebar dengan cara melihat kepuasan konsumen, pemenuhan permintaan yang rensponsif dan memperkuat kemitraan dengan nelayan yang berkelanjutan Aliran produk, informasi dan biaya merupakan bagian dari manajemen rantai pasok. Rantai pasok sendiri merupakan sistem yang melibatkan proses produksi, pengiriman, penyimpanan, distribusi dan penjualan produk dalam rangka memenuhi permintaan konsumen. Pada proses rantai pasok produk perikanan, tentu perlu adanya penanganan yang baik, karena ikan merupakan komoditi yang mudah rusak dan mempunyai umur simpan pendek. Kurang maksimalnya penanganan dan belum sepenuhnya terstandar mutu internasional yang dikembangkannya pelabuhan perikanan sebagai pusat pemasaran menjadikan pelabuhan sebagai marketing center. Kurang terintegrasinya sistem produksi dari hulu ke hilir membuat perlu penelitian dalam menganilis kinerja manajemen rantai pasok pada pengukuran aliran produk dan aliran informasi. Melihat peran eksternal dari pelabuhan perikanan dalam membantu alur distribusi komoditi tuna segar sampai ke pihak konsumen. Terkait dengan hal ini tentu perlunya analisis kinerja dengan rantai pasok, peran pelabuhan perikanan dalam memberikan gambaran mengenai kualiatas ekspor ikan tuna segar dan sistem pendistribusiannya sampai ke pihak konsumen, mengingat sumberdaya ikan di Indonesia sangat besar yaitu senilai 82 Miliyar USD yang dapat menciptakan peluang pasar ekspor terutama pada komoditas ikan tuna. Peningkatan kualitas akan berdampak luas pada nilai ekonomis maupun permintaan pasar, yang membuat perkembangan pada perusahaan industri pengolahan perikanan mulai dari proses pengolahan hingga kesesuaian yang diinginkan oleh konsumen. Tujuan dari adanya penelitian ini adalah dapat menganalisis alur proses dan kinerja manajemen rantai pasok ikan tuna komoditas ekspor yang berada di PPS Nizam Zachman Jakarta serta menganalisa peran pelabuhan dalam meningkatkan manajemen rantai pasok ekspor. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April 2021 sampai Juni 2021 dengan metode yang digunakan melalui pendekatan analisis deskriptif. Refensi pendukung yang didapatkan pada penelitian bersumber dari jurnal, literatur, website, dan penelitian lapang di Pelabuhan Perikanan Samudra (PPS) Nizam Zachman Jakarta, Muara Baru, Jakarta Utara. Berdasarkan hasil penelitian didapatkan pengelolaan manajemen rantai pasok ikan tuna komoditas ekspor di PPS Nizam Zachman Jakarta dipengaruhi oleh kualitas dan kuantitas dari ikan yang didaratkan, maupun ikan yang telah dipasok sebelumnya dari daerah lain. Berdasarkan metode kerangka Food Supply Chain Network (FSCN), Pelaku utama manajemen rantai pasok ikan tuna komoditas ekspor di PPS Nizam Zachman Jakarta terdiri dari nelayan pemilik kapal yang menangkap ikan tuna, nelayan dramaga transit, transit pengolahan distributor, eksportir dan perusahaan pengolahan. Pelaku bongkar muat di transit sheed bertugas melakukan bongkar muat yang dilanjutkan dengan pemindahan dan sortasi ikan, dan selanjutnya dibeli dengan sistem pembayaran menggunakan cek atau billyet giro oleh perusahaan pengolahan perikanan dengan kualitas penilaian mutu tipe A dan tipe B dengan penilaian sistem mutu berdasarkan

English Abstract

Product, information and cost flows are part of supply chain management. The supply chain itself is a system that involves the production, delivery, storage, distribution and sale of products in order to meet consumer demand. In the supply chain process of fishery products, of course there needs to be good handling, because fish is a commodity that is easily damaged and has a short shelf life. Lack of optimal handling and not yet fully standardized international quality. The development of fishing ports as marketing centers has made the port a marketing center. The lack of integration of the production system from upstream to downstream makes research needed to analyze supply chain management performance in measuring product flow and information flow. Seeing the external role of fishing ports in helping the distribution flow of fresh tuna commodities to consumers. Related to this, of course, the need for performance analysis with the supply chain, the role of fishing ports in providing an overview of the export quality of fresh tuna and its distribution system to the consumer, considering that the fish resources in Indonesia are very large, worth 82 billion USD which can create export market opportunities. especially in the commodity of tuna. Quality improvement will have a broad impact on economic value and market demand, which makes developments in fishery processing industry companies ranging from processing to conformity desired by consumers. The aim of this research is to analyze the flow process and performance of supply chain management of tuna export commodities at PPS Nizam Zachman Jakarta and analyze the role of ports in improving export supply chain management. This research was conducted from April 2021 to June 2021 with the method used through a descriptive analysis approach. Supporting references obtained in the research were sourced from journals, literature, websites, and field research at the Nizam Zachman Ocean Fishery Port (PPS) Jakarta, Muara Baru, North Jakarta. Based on the results of the study, it was found that the supply chain management of tuna export commodities at PPS Nizam Zachman Jakarta is influenced by the quality and quantity of the landed fish, as well as fish that have been previously supplied from other areas. Based on the Food Supply Chain Network (FSCN) framework method, the main actors in supply chain management of tuna export commodities at PPS Nizam Zachman Jakarta consist of boat owners who catch tuna, transit dramaga fishermen, transit processing distributors, exporters and processing companies. The loading and unloading actors in the transit sheed are tasked with loading and unloading followed by the transfer and sorting of fish, and then purchased with a payment system using a check or billet giro by a fishery processing company with a quality assessment of type A and type B with a quality system assessment based on HACCP. The product is further processed into semi-finished products, after which it is continued with distribution by foreign agents to export on condition that licensing and certification are carried out according to shipping standards and then marketed in consumer countriesPPS Nizam Zachman Jakarta improves its supply chain management performance by developing fish resources and existing technological resources. Based on the SCOR matrix method by benchmarking with the SCORcard, it has been obtained that the average for each assessment of the ordering and delivery conditions for each assessment of superior (superior), advantage (profit), and parity (balance) parity (balance) levels is obtained by the performance attribute influenced by quality factors of export fish caught by fishermen, loading and unloading time of ships, production processes in processing companies, flexibility of daily inventory and distribution by shipping agents. The level of advantage (profit) is obtained by the delivery performance and order fulfillment attributes. The superior level (superior) is obtained by the attributes of conformity to order performance, order fulfillment cycles and cash to cash time (money turnover). In the calculation of the delivery performance of tuna export commodities at PPS Nizam Zachman by 90% with an advantage position, which means that the performance carried out by supply chain members is classified as good. Order fulfillment is 96% position advantage. Compliance with standards of 90% superior position which means very good. Waiting time 7 days with parity position with agreed procedure. Superior position 3 day fulfillment cycle which means high responsiveness. Supply chain flexibility 30 days parity position which means balance with push method. Supply chain costs are based on units of IDR/kg. Cash to cash cycle time 33 days with an advantage position where the cash flow is good and smooth. 2.5 days daily inventory with an advantage position where cold storage inventory is based on the number of customer orders. In the SWOT analysis, it was found that supply chain performance has a very good rating on the type of port facilities and the quality of fish exports, while what needs to be improved is supply chain management performance by developing fish resources and technology. This is because there are still long queues of ships at the transit dock and the lack of adequate sun protection. SWOT with the grand strategy matrix scoring system found that the internal weight value on the strength is 0.5 with a rating of 12 and a score of 1.5. The external value of the weight on the strength is 0.512 with a rating of 12 and a score of 1.53. This of course has met the standardization of the port's role. The results of the grand strategy matrix can be concluded that the role development that can be carried out by PPS Nizam Zachman Jakarta is in quadrant 1, namely strength-opportunity (SO), this situation can be exploited by utilizing the role of ports in using their strengths and creating opportunities. This strategy can be carried out to increase a development role carried out by the port at PPS Nizam Zachman Jakarta, a strategy that can be applied based on the development role is directed to tuna fishing with a sustainable concept and marketing innovation to the realm of export. Improving the performance of tuna supply chain management for export commodities needs to focus on a wider market expansion by looking at customer satisfaction, responsive demand fulfillment and strengthening partnerships with sustainable fishermen

Item Type: Thesis (Sarjana)
Identification Number: 0521080040
Subjects: 300 Social sciences > 333 Economics of land and energy > 333.9 Other natural resources > 333.95 Biological resources > 333.956 Fishes
Divisions: Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan > Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan dan Kelautan
Depositing User: Sugeng Moelyono
Date Deposited: 17 Jan 2022 04:32
Last Modified: 04 Oct 2024 06:35
URI: http://repository.ub.ac.id/id/eprint/188383
[thumbnail of Fariz Amzad Assidiq.pdf] Text
Fariz Amzad Assidiq.pdf

Download (4MB)

Actions (login required)

View Item View Item