Ilmania, Lidya Amallia and Dr. Agus Susilo,, S.Pt., MP., IPM., ASEAN Eng. (2021) Evaluasi Penambahan Tepung Buah Pare (Momordica Charantia) Sebagai Imbuhan Pakan Terhadap Keempukan, Water Holding Capacity (Whc), Kandungan Protein Dan Kandungan Lemak Daging Ayam Pedaging. Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.
Abstract
Permintaan daging ayam di masyarakat semakin meningkat sepanjang tahun. Peningkatan ini dipicu keunggulan yang dimiliki daging ayam yaitu daging yang tebal, rasa yang lezat, murah, mudah didapatkan dan memiliki kandungan gizi yang baik. Sektor peternakan memiliki tugas penting untuk dapat meningkatkan produksi dan kualitas daging ayam. Peternak untuk meningkatkan produksi dan kualitas pakan menambahkan imbuhan pakan. Imbuhan pakan ditambahkan pada pakan dapat meningkatkan efisiensi pakan dan kualitas pakan. Imbuhan pakan yang umum digunakan adalah antibiotik, namun penggunaan antibiotik dalam pakan mulai dilarang karena menimbulkan resistensi antibiotik dan menimbulkan residu pada daging ayam. Fitobiotik mulai banyak digunakan sebagai alternatif pengganti antibiotik sebagai imbuhan pakan. Fitobiotik adalah imbuhan pakan yang berasal dari tanaman yang memiliki kandungan bioaktif yang bermanfaat salah satunya adalah antibakteri. Tanaman pare (Momordica charantia) berpotensi digunakan sebagai fitobiotik karena memiliki kandungan bioaktif flavonoid yang bersifat antibakteri. Penambahan tepung buah pare sebagai imbuhan pakan diharapkan akan menekan pertumbuhan bakteri patogen dalam usus ayam sehingga penyerapan nutrisi pakan akan menjadi optimal dan memberikan pengaruh pada kualitas daging ayam, terutama pada karakteristik fisik daging (keempukan dan WHC), serta kandungan kimia daging antara lain protein dan lemak daging ayam pedaging. Pemeliharaan ayam pedaging dilaksanakan di kandang milik bapak Syamsul yang terletak di Dusun Bunder RT 07/RW 02, Desa Ampeldento, Kecamatan Karang Ploso, Kabupaten Malang, Jawa Timur pada tanggal 2 September hingga 6 Oktober 2020. Analisis kandungan fisik dan kimia daging ayam dilakukan di dua tempat yaitu pada Laboratorium Pengolahan Hasil Ternak, Fakultas Peternakan, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta untuk uji keempukan, kadar protein dan kadar lemak daging, sedangkan uji WHC dilaksanakan di Laboratorium Daging Divisi Pengolahan Hasil Ternak, Fakultas Peternakan, Universitas Brawijaya, Malang. Pengujian kualitas fisik dan kimia daging dilaksanakan pada tanggal 7 hingga 24 Oktober 2020. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh penambahan tepung buah pare sebagai imbuhan pakan terhadap kualitas daging ayam yang ditinjau dari keempukan, WHC, kadar protein dan kadar lemak. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumber informasi dan kajian ilmiah bagi mahasiswa dan peternak sebagai dasar pertimbangan penggunaan tanaman pare sebagai imbuhan pakan terhadap kualitas daging ayam pedaging. Materi penelitian ini menggunakan ayam pedaging strain Lohman produksi PT. Japfa Comfeed Indonesia Tbk. yang tidak dibedakan jenis kelaminnya (unsex) dan dipelihara selama 35 hari. Metode penelitian ini menggunakan percobaan lapang berdasarkan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 6 perlakuan dan 5 ulangan, dimana setiap unit percobaan terdiri dari 5 ekor ayam. Perlakuan yang diberikan yaitu P0 (Pakan basal + antibiotik (Zinc Bacitracin 0,01 %)), P1 (Pakan basal tanpa tepung buah pare), P2 (Pakan basal + tepung buah pare 0,25 %), P3 (Pakan basal + tepung buah pare 0,5 %), P4 (Pakan basal + tepung buah pare 0,75 %)) dan P5 (Pakan basal + tepung buah pare 1 %). Parameter yang diukur adalah keempukan, WHC, kadar protein dan kadar lemak daging ayam pedaging. Data dianalisis dengan ANOVA (Analysis of Variance) dan jika terdapat perbedaan yang signifikan akan dilanjutkan dengan Uji Jarak Berganda Duncan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penambahan tepung buah pare sebagai imbuhan pakan tidak memberikan perbedaan yang nyata (P> 0,05) terhadap keempukan, WHC, kadar protein dan kadar lemak. Hasil rataan nilai keempukan (Kg/cm²) dari yang terendah hingga tertinggi adalah 2,62±0,14 (P0), 2,67±0,17 (P5), 2,69±0,21 (P2), 2,70±0,26 (P4), 2,77±0,17 (P3) dan 2,85±0,09 (P1). Hasil rataan nilai WHC (%) dari yang tertinggi hingga terendah adalah 30,60±3,86 (P0), 30,04±4,18 (P2), 29,86±4,09 (P1), 29,67±4,13 (P4), 29,22±4,41 (P3) dan 28,85±4,20 (P5). Hasil rataan kadar protein (%) dari yang tertinggi hingga terendah adalah 22,66±0,77 (P0), 22,38±0,34 (P2), 22,35±0,87 (P1), 22,33±0,48 (P4), 22,20±0,58 (P3) dan 21,74±0,73 (P5). Hasil rataan kadar lemak (%) dari yang terendah hingga tertinggi adalah 3,16±0,64 (P1), 3,36±1,00 (P5), 3,49±0,86 (P0), 3,51±0,61 (P3), 3,62±0,28 (P2) dan 3,64±0,64 (P4). Kesimpulan dari penelitian ini penambahan tepung buah pare (Momordica charantia) hingga level penambahan 1 % sebagai imbuhan pakan belum dapat mempengaruhi kualitas daging ayam pedaging yang ditinjau dari keempukan, WHC, kadar protein dan kadar lemak. Saran dalam penelitian ini sebaiknya pencampuran pakan dilakukan menggunakan alat pencampur pakan sehingga pakan perlakuan dapat tercampur secara merata.
English Abstract
The study aims to examine the effect of adding bitter melon flour as a feed additive on the quality of broiler meat in terms of tenderness, WHC, protein and fat content. The material used in this study was the Lohman strain broiler produced by PT. Japfa Comfeed Indonesia Tbk., unsexed and maintained for 35 days. This method of this study used a field experiment with 6 treatments and 5 replications. The treatments given were P0 (Antibiotic (Zinc Bacitracin 0.01%)), P1 (basal feed), P2 (0.25% bitter melon flour), P3 (0,5% bitter melon flour), P4 (0.75% bitter melon flour)) and P5 (1% bitter melon flour). Data were analyzed by ANOVA (Analysis of Variance) and if there is a significant difference, it would be continued tested by Duncan’s Multiple Range Test. The results showed that the addition of bitter melon flour as a feed additive did not give a significant difference (P> 0.05) to tenderness, WHC, protein and fat content in broilers meats. The conclusion of this study is that the addition of bitter melon flour as a feed additive has not been able to affect the quality of broiler meat in terms of tenderness, WHC, protein and fat content. The suggestion from this research that feed mixing should be carried out using a tool so that the treatment feed can be mixed evenly.
Item Type: | Thesis (Sarjana) |
---|---|
Identification Number: | 0521050154 |
Uncontrolled Keywords: | Broiler, bitter melon, feed additive, tenderness, WHC, protein content and fat content. |
Subjects: | 600 Technology (Applied sciences) > 636 Animal husbandry |
Divisions: | Fakultas Peternakan > Peternakan |
Depositing User: | Unnamed user with username nova |
Date Deposited: | 13 Jan 2022 07:38 |
Last Modified: | 11 Oct 2024 02:54 |
URI: | http://repository.ub.ac.id/id/eprint/188321 |
![]() |
Text
Lidya Amallia Ilmania.pdf Download (1MB) |
Actions (login required)
![]() |
View Item |