Rayub, Rosario D. Ch. (2020) Pengaruh Penambahan Kultur Azotobacter Pada Feses Kambing Dan Arang Sekam Sebagai Media Terhadap Bobot Badan Dan Produksi Kokon Cacing Tanah (Lumbricus Rubellus). Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.
Abstract
Azotobacter merupakan bakteri pengikat nitrogen yang hidup bebas, sehingga tidak membentuk hubungan simbiotik dengan tanaman. Feses kambing dan arang sekam yang difermentasikan dengan kultur mikroba Azotobacter yang diharapkan mampu meningkatkan pertumbuhan dan jumlah cacing tanah (Lumbricus rubellus). Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 22 Mei 2017 hingga 24 Juni 2017 di kediaman Bapak Sukur yang berada di Jalan Gilimanuk No. 54 RT 04, RW 01 Desa Samaan Kecamatan Lowokwaru Kota Malang. Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui pengaruh penambahan kultur Azotobacter pada feses kambing dan arang sekam terhadap bobot badan dan produksi kokon cacing tanah (Lumbricus rubellus) juga untuk mengetahui persentase penambahan mikroba terbaik. Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumber informasi dan kajian ilmiah mengenaiviii pengaruh penambahan kultur Azotobacter pada feses kambing dan arang sekam terhadap bobot badan dan produksi kokon cacing tanah (Lumbricus rubellus) Materi penelitian adalah menggunakan total 800 gram cacing tanah (Lumbricus rubellus) berumur 80-100 hari, feses kambing dan arang sekam yang difermentasi dengan kultur bakteri Azotobacter sebagai media. Metode penelitian adalah metode percobaan dengan Rancangan Acak Lengkap (RAL) yang terdiri dari 4 perlakuan dan 4 ulangan (P0 0 cc Azotobacter /100 kg feses kambing dan arang sekam, P1 150 cc Azotobacter/100 kg feses kambing dan arang sekam, P2 250 cc Azotobacter/100 kg feses kambing dan arang sekam, P3 350 cc Azotobacter/100 kg feses kambing dan arang sekam) dengan berat cacing tanah sebanyak 50 gram untuk masing-masing perlakuan dan masing-masing ulangan. Data yang diperoleh dianalisis menggunakan Anova yang dilanjutkan uji jarak berganda duncan (UJDB) apabila terjadi perbedaan untuk mengetahui perlakuan terbaik. Hasil pengamatan bobot cacing tanah menunjukkan bahwa urutan rataan dimulai dari yang tertinggi didapat pada perlakuan (P3) yaitu 91,25±1,75g, perlakuan (P2) dengan angka 82±2,58g, perlakuan (P1) dengan angka 68,5±2,38g dan terendah pada perlakuan tanpa penambahan mikroba (P0) dengan angka 61,25±2,21g. Untuk urutan rataan jumlah kokon cacing tanah diurutkan dari yang tertinggi didapat pada perlakuan (P3) dengan angka 93±4,08 butir, perlakuan (P2) dengan angka 80,25±2,21 butir, kemudian perlakuan (P1) dengan angka 67,5±2,98 butir dan terendah pada perlakuan tanpa penambahan mikroba (P0) dengan angka 58,25±3,09 butir.ix Terjadinya pertumbuhan bobot dan bertambahnya jumlah kokon cacing tanah disebabkan oleh adanya pengaruh yang diberikan mikroba Azotobacter pada media feses kambing dan arang sekam yang telah difermentasikan yang membuat unsur hara pada media hidup cacing tanah mampu memberikan kebutuhan yang dibutuhkan oleh cacing. Kesimpulan penelitian adalah perlakuan penambahan mikroba Azotobacter pada fermentasi media feses kambing dan arang sekam dapat memberikan pengaruh terhadap pertumbuhan bobot akhir cacing tanah (Lumbricus rubellus) juga terhadap jumlah kokon akhir cacing tanah yang semakin meningkat. Penambahan 350cc mikroba/100kg feses kambing+arang sekam menjadi pilihan terbaik diantara ketiga perlakuan. Disarankan untuk dilakukan Uji Proksimat untuk mengetahui kandungan nutrisi media fermentasi feses kambing dan arang sekam yang akan digunakan sebagai media hidup cacing tanah (Lumbricus rubellus)
English Abstract
The purposes of this research were to determine the addition effect of Azotobacter bacterial culture into media of goat faeces and charcoal husk on growth and cocoon earthworm (Lumbricus rubellus) productivity and to know the best media used in the research. The research material was 800g earthworm aged 3 months old. Observation with 4 treatments and 4 replications per treatment. Composition of medium P0: 0cc Azotobacter, P1: 150cc Azotobacter, P2: 250cc zotobacter and P3: 350cc Azotobacter fermented with 100kg goat feces + charcoal husk each treatment. Observations were made at Mr Sukur residence, Gilimanuk-Malang. The result of observation of final weight growth showed that the average sequence starting from the highest were obtained at (P3) 91,25±1,75g, (P2) 82±2,58g and (P1) 68,5±2,38g and the lowest in treatment without microbial addition (P0) 61,25±2,21g. For the order of the average number of cocoon the earthworms sequenced from the highest obtained in the treatment (P3) 93±4,08 item, (P2)vi 80,25±2,21 item, then (P1) 67,5±2,98 item and the lowest in treatment without microbial addition (P0) with the number 58,25±3,09 item. The bacterial culture addition of 350 cc/100 kg goat feces + Charcoal husk was found the best.
Other obstract
-
Item Type: | Thesis (Sarjana) |
---|---|
Identification Number: | SKR/FAPET/2020/30/052002950 |
Uncontrolled Keywords: | Azotobacter, growth, cocon, earthworms, Lumbricus rubellus |
Subjects: | 600 Technology (Applied sciences) > 639 Hunting, fishing & conservation > 639.7 Harvest and culture of invertebrates other than mollusks and crustaceans > 639.75 Worms |
Divisions: | Fakultas Peternakan > Peternakan |
Depositing User: | Nur Cholis |
Date Deposited: | 05 Nov 2020 02:43 |
Last Modified: | 05 Nov 2020 02:43 |
URI: | http://repository.ub.ac.id/id/eprint/181711 |
Actions (login required)
![]() |
View Item |