Perilaku Petani Bawang Merah Dalam Menghadapi Risiko Produksi dan Upaya Peningkatan Pendapatan (Kasus di Desa Torongrejo, Kecamatan Junrejo, Kota Batu)

-, Annisa (2019) Perilaku Petani Bawang Merah Dalam Menghadapi Risiko Produksi dan Upaya Peningkatan Pendapatan (Kasus di Desa Torongrejo, Kecamatan Junrejo, Kota Batu). Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.

Abstract

Tujuan akhir (goal) dari penelitian ini adalah untuk mendapatkan masukan dalam upaya peningkatan pendapatan usahatani bawang merah dengan mendorong perilaku petani agar lebih berani dalam menghadapi risiko. Seperti produk pertanian lainnya, bawang merah tidak pernah lepas dari risiko dan ketidakpastian. Hal ini pun dirasakan oleh petani bawang merah di Desa Torongrejo, Kecamatan Junrejo, Kota Batu. Risiko berkaitan erat dengan sikap dan perilaku individu petani yang mempengaruhi keputusannya dalam mengkombinasi tingkat penggunaan input faktor produksi maupun faktor lainnya. Secara teori petani yang berani terhadap risiko akan mendapatkan tingkat pendapatan yang lebih tinggi daripada petani yang enggan terhadap risiko. Namun kebanyakan petani lebih memilih untuk enggan menanggung risiko, sehingga pendapatan yang diperoleh menjadi tidak maksimal. Fenomena demikian memberi gambaran bahwa perilaku petani terhadap risiko dapat menjadi masalah krusial terutama berkaitani dengan kegiatan usahatani, khususnya dalam pengambilan keputusan oleh petani. Oleh karena itu, atas dasar uraian di atas penelitian ini penting dilakukan untuk memberikan masukan kepada petani untuk meningkatkan pendapatan dengan mendorong petani untuk lebih berani dalam menghadapi risiko. Rumusan masalah pada penelitian ini adalah “Sejauh mana perilaku petani bawang merah dalam menghadapi risiko produksi berpengaruh terhadap pendapatan”. Berdasarkan rumusan masalah tersebut, berikut tujuan yang ingin dicapai dalam penilitian ini: 1. Mendeskripsikan tingkat pendapatan petani bawang merah di Desa Torongrejo 2. Menganalisis tingkat risiko produksi dalam kegiatan usahatani bawang merah di Desa Torongrejo 3. Menganalisis perilaku petani terhadap risiko produksi usahatani bawang merah di Desa Torongrejo. 4. Menganalisis pengaruh perilaku petani dalam menghadapi risiko dan faktor-faktor lain terhadap pendapatan. Metode penentuan lokasi ditentukan secara purposive, karena Desa Torongrejo merupakan salah satu sentra bawang merah di Kota Batu, Jawa Timur. Metode penentuan responden dilakukan dengan metode sensus karena populasi relatif kecil atau dapat dijangkau. Metode pengumpulan data dilakukan dengan wawancara, observasi, dan dokumentasi. Metode analisis ditentukan sesuai dengan tujuan penelitian. Tujuan pertama dilakukan dengan mendeskripsikan tingkat pendapatan dengan membandingkan rata-rata pendapatan petani didaerah penelitian dengan penelitian terdahulu untuk mengetahui tingkat pendapatan petani didaerah penelitian. Tujuan kedua untuk menganalisis tingkat risiko digunakan alat analisis koefisien variasi. Nilai koefisien variasi yang lebih dari 0,5 menunjukkan tingkat risiko yang tinggi, sebaliknya nilai koefisien variasi yang kurang dari 0,5 menunjukkan tingkat risiko yang rendah (Ekawati, 2016). Tujuan ketiga untuk menganalisis perilaku petani digunakan metode Moscardi dan deJanvy (1977) dengan menghitung nilai keengganan risiko (K(s)). Menurut Moscardi dan deJanvy kriteria perilaku petani dibagi menjadi 3, yakni risk taker, risk netral, dan risk averter. Tujuan keempat untuk mengetahui pengaruh perilaku petani terhadap tingkat pendapatan dilakukan analisis regresi linear berganda dengan memasukkan variabel dummy perilaku petani. terdapat dua variabel dummy yang digunakan karena kriteria perilaku petani terbagi menjadi 3, yakni risk taker, risk netral, dan risk averter. Dari hasil analisis yang telah dilakukan diperoleh kesimpulan sebagai berikut : 1. Rata-rata pendapatan petani bawang merah di daerah penelitian tergolong rendah, yang ditunjukkan oleh rendahnya rata-rata pendapatan dibandingkan rata-rata pendapatan pada hasil penelitian terdahulu di Cirebon (2015), Tegal (2015) dan Pengalengan (2017). Rata-rata pendapatan usahatani di daerah penelitian sebesar Rp 23.369.723/Ha, sedangkan rata-rata pendapatan usahatani hasil penelitian terdahulu sebesar Rp 29.576.410/Ha. 2. Risiko produksi bawang merah di daerah penelitian tergolong dalam kategori tinggi, karena nilai koefisien variasi lebih besar dari 0,5, yaitu sebesar 0,52. 3. Sebagian besar petani bawang merah di daerah penelitian (47%) berperilaku menolak risiko (risk averter), hal ini disebabkan di daerah penelitian seringkali terjadi serangan hama penyakit dan perubahan cuaca. 4. Perilaku petani berpengaruh positif terhadap pendapatan usahataninya. Petani yang berperilaku berani menanggung risiko (risk taker) memiliki tingkat pendapatan usahatani yang lebih tinggi dibandingkan petani yang berperilaku enggan menanggung risiko (risk netral dan risk averter). Rata-rata pendapatan petani risk taker sebesar Rp 38.175.913. Petani risk netral memperoleh rata-rata pendapatan sebesar Rp 25.863.464, sedangkan petani risk averter memperoleh rata-rata pendapatan sebesar Rp 13.816.996. 5. Di daerah penelitian, faktor yang berpengaruh positif terhadap pendapatan usahatani adalah luas lahan garapan, sedangkan biaya bibit per hektar berpengaruh negatif. Biaya pupuk, pestisida, dan tenaga kerja per hektar tidak dapat disimpulkan pengaruhnya dalam penelitian ini karena data antar responden kurang bervariasi.

English Abstract

The goal of this research is to get suggestion to increase the income of onion farming by encouraging the behavior of farmers to be more courageous in facing risks. Like other agricultural products, shallots always facing risks and uncertainties. This also felt by shallot farmers in Torongrejo Village, Junrejo District, Batu City. Risks are closely related to the attitudes and behavior of individual farmers that influence their decisions in combining the level of use of input of production factors. Based on theory, risk taker farmers will get a higher level of income than risk averter farmers. But most farmers prefer to be reluctant to bear the risk, so that the income earned is not optimal. This phenomenon illustrates that farmers' behavior towards risk can be a crucial problem, especially related to farming activities in decision making by farmers. Therefore, based on the above description, this research is important to provide input to farmers to increase income by encouraging farmers to be more courageous in facing risks. The formulation of the problem in this study is "The extent to which the behavior of shallot farmers in the face of production risk has an effect on income". Based on the formulation of the problem, the following objectives are to be achieved in this research: 1. Describe the income level of onion farmers in Torongrejo Village. 2. Analyzing the level of production risk in onion farming activities in Torongrejo Village. 3. Analyzing farmer's behavior towards the risk of production of shallot farming in Torongrejo Village. 4. Analyze the influence of farmer's behavior toward risks and other factors on farmers’s income. The method of determining location is determined using purposive, because Torongrejo Village is one of center shallot production in Batu City, East Java. The method of determining respondents is determined using cencus method because the population accesible. The method of data collection using interview, observatin, and documentation. The analytical method is determined according to the research objective. The first objective is to describe the level of income by comparing the average income of farmers in the study area with previous research to determine the level of farmer’s income in the study area. The second objective to analyze the level of risk is used the coefficient of variation analysis. The coefficient of variation of more than 0.5 indicates a high level of risk, whereas the coefficient of variation which is less than 0.5 indicates a low level of risk (Ekawati, 2016). The third objective for analyzing farmer behavior was used the Moscardi and deJanvry (1977) methods by calculating the risk aversion value (K (s)). According to Moscardi and deJanvry, farmers' behavioral criteria are divided into 3, namely risk taker, risk neutral, and risk averter. The fourth objective is to determine the effect of farmer's behavior on The fourth objective to find out the effect of farmer's behavior on income level is multiple linear regression analysis by using the dummy variable of farmer behavior. there are two dummy variables that are used because the criteria for farmer behavior are divided into 3, namely risk taker, risk neutral, and risk averter. From the results of the analysis that has been done, the conclusions are as follows: 1. The average income of shallot farmers in the study area is low, as indicated by the low average income compared to the average income in the results of previous studies in Cirebon (2015), Tegal (2015) and Pangalengan (2017). The average income in the study area was Rp. 23,369,723 / Ha, while the average income from the previous research was Rp. 29,576,410 / Ha. 2. The risk of shallot production in the study area is classified as high. This is indicated by the coefficient of variation in the study area of 0.52. The risk is high if the variation coefficient value is more than 0.5, and is classified as low if it is less than 0.5. 3. Most shallot farmers in the study area (47%) risk-averse behavior, this is because in the study area pest attacks and weather changes often occur. 4. Farmer behavior has a positive effect on his farming income. Risk taker farmers have a higher level of income than farmers who behave not risk takers. The average income of the risk taker farmers is Rp. 38,175,913. Risk neutral farmers obtain an average income of Rp. 25,863,464, while risk averter farmers obtain an average income of Rp. 13,816,996. 5. In the research area, the factor that has a positive effect on farm income is the area of farmland, while the cost of seedlings per hectare has a negative effect. The cost of fertilizer, pesticides, and labor per hectare can not be inferred the effect in this study because the variable data among respondents does not vary.

Item Type: Thesis (Sarjana)
Identification Number: SKR/FP/2019/641/051907415
Uncontrolled Keywords: -
Subjects: 300 Social sciences > 338 Production > 338.1 Agriculture > 338.17 Products > 338.175 25 Products (Onions)
Divisions: Fakultas Pertanian > Agribisnis
Depositing User: Sugeng Moelyono
Date Deposited: 24 Aug 2020 07:19
Last Modified: 24 Aug 2020 07:19
URI: http://repository.ub.ac.id/id/eprint/173703
Full text not available from this repository.

Actions (login required)

View Item View Item