Herawati, Daning (2019) Konsep Mandiri Energi dengan Air-Curing di dalam Gudang Atag sebagai Bangunan Vernakular Pengering Tembakau di Jember. Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.
Abstract
Gudang Atag merupakan salah satu bangunan vernakular yang telah ada di Indonesia sejak lama. Pada tahun 1856, Gudang Atag dibangun dan digunakan oleh Belanda di daerah Sukowono, Kabupaten Jember. Bangunan ini merupakan ciri khas dari daerah perkebunan yang menanam tembakau jenis Na-Oogst, yang merupakan bahan baku rokok cerutu. Gudang Atag ini bekerja dengan konsep mandiri energi yang sepenuhnya menggunakan pasif energi untuk mengeringkan tembakau di dalamnya. Material selubung yang sepenuhnya berasal dari material alami yang berupa bambu dan alang-alang dan juga beralaskan tanah, serta ukuran bangunan yang mempunyai panjang 62 meter, lebar 20 meter dan tinggi 12,6 meter ini juga memberikan pengaruh besar dalam konsep air curing dalam proses pengeringan. Selain dari ukuran dan material gudang, kelancaran proses pengeringan ini dipengaruhi oleh beberapa hal seperti jenis sistem ventilasi gudang yang merupakan sistem ventilasi silang, dan manual control dari penjaga gudang. Manual control ini merupakan kontrol bukaan gudang yang dilakukan selama 21 hari dari tembakau basah hingga tembakau kering. Manual control dilakukan dengan membuka ventilasi (tabing) dan plastik terpal serta pemberian asap (pengasapan) sesuai dengan umur tembakau yang dikeringkan di dalamnya. Gudang ini bisa bekerja dengan baik meskipun tanpa bantuan energi buatan seperti energi listrik. Keseluruhan kinerja bangunan didukung oleh material, ukuran, energi angin dan tenaga manusia, oleh sebab itu bangunan ini tergolong bangunan yang mandiri energi. Konsep mandiri energi dari gudang ini memungkinkan untuk diadaptasi pada bangunan kontemporer sebagai salah satu upaya pelestarian konsep bangunan ini dan juga sebagai upaya penghematan energi.
English Abstract
Gudang Atag is one of many vernacular buildings that has existed in Indonesia for a long time. In 1856, Gudang Atag was built and used by the Dutch in the Sukowono area, Jember District. This building is a character or a trademark of the area that grows Na-Oogst type of tobacco, which is the raw material for cigar. Gudang Atag works with the concept of independent energy that fully uses passive energy to dry tobacco in it. The material is entirely derived from natural material, such as bamboo and reeds and also ground, and the size of the building which has a length of 62 meters, width of 20 meters and height of 12.6 meters also provides a major influence in the concept of air curing in the drying process . Apart from the size and material of the building, the drying process is influenced by several things such as the type of ventilation system which is a cross ventilation system, and manual control of the shed by the guard. This manual control is a control of building’s ventilation that carried out for 21 days from where tobacco is fresh till it dry. Manual control is done by opening vents (tabing) and plastic tarps and giving fumigations according to the age of the tobacco that is dried in it. This building can work well even without the help of other artificial energy such as electricity. The overall performance of the building is supported by material, size, wind energy and human power, therefore this building is classified as an energyindependent building. The concept of independent energy concept from this building also allows it to be adapted to contemporary buildings as an effort to preserve the concept of this building and also as an effort to save energy.
Other obstract
-
Item Type: | Thesis (Sarjana) |
---|---|
Identification Number: | SKR/FT/2019/620/051905182 |
Uncontrolled Keywords: | gudang atag, gudang tembakau, vernakular, mandiri energi. gudang atag, tobacco barn, vernacular, energy independent. |
Subjects: | 700 The Arts > 725 Public structures > 725.3 Transportation , storage, agricultural buildings > 725.35 Warehouses |
Divisions: | Fakultas Teknik > Arsitektur |
Depositing User: | Budi Wahyono Wahyono |
Date Deposited: | 24 Aug 2020 06:58 |
Last Modified: | 24 Aug 2020 06:58 |
URI: | http://repository.ub.ac.id/id/eprint/172873 |
Actions (login required)
![]() |
View Item |