Diglossia By The Officials Of Social Institution In Panggungrejo Village On Administrative Process

Arindhi, Pratisti Widya (2018) Diglossia By The Officials Of Social Institution In Panggungrejo Village On Administrative Process. Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.

Abstract

Fenomena diglosia yang menunjukan bahwa komunitas penutur tertentu berbicara menggunakan ragam tinggi dan ragam rendah, terjadi di desa Panggungrejo. Akan tetapi, terdapat dua ragam tinggi yang digunakan oleh masyarakat disana karena terdapat dua bahasa yang masih digunakan sampai saat ini, yaitu bahasa Indonesia dan bahasa Jawa. Oleh karena itu, bahasa Indonesia dan Krama Jawa menjadi ragam tinggi. Hal tersebut kemudian digunakan untuk dianalisis mengenai bahasa apa yang lebih disukai (antara dua ragam tinggi tersebut) oleh perangkat masyarakat dalam melayani masyarakat dan factor yang mempengaruhi pemilihan bahasa. Perangkat masyarakat dipilih karena mereka memiliki intensitas yang tinggi dalam berkomunikasi dengan banyak orang. Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah konsep diglossia milik Ferguson (1959) dan konteks dan social milik Firth (1935). Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif Sumber dara yang digunakan dalam penelitian ini adalah penuturan perangkat masyarakat desa Panggungrejo yang didapat dari hasil observasi dan interview. Hasil dari penelitian ini menunjukan bahwa bahasa yang lebih disukai oleh perangkat masyarakat dalam proses administrasi adalah bahasa Indonesia. terdapat faktor yang mempengaruhi perangkat masyarakat dalam melayani masyarakat yang dibagi menjadi dua bagian, yaitu: (1) faktor internal yang terdiri dari dialog sebagai aksi verbal, suku atau keturunan, status kependudukan, (2) faktor ekternal yaitu tentang tipe percakapan yang terdiri dari pemberian permintaan dan pemberian petunjuk secara detail. Sementara itu factor utama adalah usia dari masyarakat. Hal tersebut terjadi karena terdapat perbedaan keahlian dalam menguasai bahasa Jawa. Orang tua masih konsisten dalam menggunakan bahasa Jawa Krama. Sebaliknya, banyak anak muda yang tidak dapat berbicara bahasa Jawa Krama meskipun mereka sebenarnya mengerti bahasa tersebut. Peneliti selanjutnya disarankan untuk melakukan penelitian dengan tema, topic dan teori yang sama dengan penelitian ini tetapi berdea objek. Objek yang dimaksud adalah perangkat masyarakat dari desa yang berbeda. Selanjutnya, pembaca dapat membandingkan hasil penelitian antara penelitian ini dan penelitian selanjutnya untuk mendapatkan pengetahuan berharga tentang diglossia karena fenomena ini banyak terjadi di Indonesia.

English Abstract

Diglossia phenomenon that is about a certain speech comunity uttering high variety and low variety, also happens in Panggungrejo village. In Panggungrejo village, there are two languages are still used until now, are Indonesian language and Krama Javanese. Those two languages have high and low variety, in which Indonesian language (standard Indonesian language) and Krama Javanese as the high variety. High variety is used in formal situation, so the researcher want to analyze what is the preferable language (Krama Javanese or Indonesian language) by the officials of social institution in serving societies about administrative process and factors influencing in choosing the preferable language. The theories used in this research are Ferguson’s concept of diglossia (1959) and Firth’s social and context (1935). This study employs qualitative. The sources data employed in this study is the utterances of the officials of social institution in Panggungrejo village, that are got through the observation and interview. The result of this research shows that the preferable language used by the officials of social institution on administrative process is Indonesian language because those activities are related to the government activity. There are factors influencing the officials of socials institution in choosing the preferable language divided into two kinds, are: (1) the internal factors consisting of dialog as the verbal action, ethnic/heredity and citizen’s status, (2) the external factor that is about the types of speech found consisting giving order and giving detailed direction. Meanwhile, the main factor found is the age of the societies as a part of characteristic of the societies. It happens because there is a different skill in mastering Javanese. The older ones are still consistence in using Krama Javanese. On the contrary, most of the younger societies cannot speak Javanese although they actually understand it. The further researcher is suggested to conduct research about the same theme, topic and theory with this current research but the object is different. The different object meant is officials of social institution from another village. Furthermore, the readers can compare the research result between current and the next future research to get valuable knowledge about diglossia since diglossia phenomenon also happens in many areas of Indonesia.

Item Type: Thesis (Sarjana)
Identification Number: SKR/FBS/2018/252/051806544
Uncontrolled Keywords: Diglossia, H variety, fergusson’s concept of diglossia, Firth’s social and context, Indonesian language
Subjects: 600 Technology (Applied sciences) > 658 General management > 658.3 Personnel management (human resource management) > 658.31 Elements of personnel management > 658.315 Employer-employee relationships
Divisions: Fakultas Ilmu Budaya > Bahasa dan Sastra Inggris
Depositing User: Endang Susworini
Date Deposited: 05 Nov 2019 02:37
Last Modified: 06 Jan 2022 06:46
URI: http://repository.ub.ac.id/id/eprint/166216
[thumbnail of Pratisti Widya Arindhi.pdf]
Preview
Text
Pratisti Widya Arindhi.pdf

Download (3MB) | Preview

Actions (login required)

View Item View Item