Hariani, Dyah (2015) Pemberian Variasi Level Protein Pakan Induk Dan Induksi Laserpunktur Terhadap Kualitas Telur Ikan Lele (Clarias Sp). Doctor thesis, Universitas Brawijaya.
Abstract
Usaha budidaya ikan lele berkelanjutan memerlukan benih berkualitas baik dalam jumlah cukup dan ketersediaannya secara terus menerus sangat diperlukan. Namun pada kenyataannya pemenuhan benih yang berkualitas masih kurang jumlahnya. Hal ini disebabkan managemen induk belum optimal. Berbagai cara dilakukan oleh pembenih untuk mempercepat pematangan gonad melalui pelepasan hormon gonadotropin dan pemberian level protein pakan induk. Pemberian pakan induk lele dengan level protein 30%-40% berperan juga dalam meningkatkan kualitas telur. Kualitas telur ditentukan oleh pemberian level protein pakan induk lele disusun berdasarkan komposisi dan kandungan protein yolk mengacu pada asam amino esinsial dalam telur. Kualitas telur dapat dilihat berdasarkan Fertilization Rate, Hatching Rate dan Survival Rate . Di samping itu, untuk mempercepat pelepasan hormon gonadotropin dan estrogen serta merangsang pematangan gonad dengan menggunakan teknologi induksi laserpunktur. Laserpunktur merupakan energi gelombang elektromagnetik. Energi gelombang elektromagnetik ini bila diinduksi pada titik reproduksi mengenai sel-sel aktif yang dapat menembus epidermis dan dermis. Antara epidermis dan dermis banyak mengandung ujung-ujung saraf perifer peka terhadap induksi laserpunktur. Energi gelombang elektromagnetik ini akan diubah menjadi signal listrik menyebabkan terjadi depolarisasi dan efeknya terjadi potensial aksi pada membran sel saraf menyebabkan dihasilkannya Ca2+. Ca2+ akan memacu pelepasan neurotransmitter dan akan menyalurkan impuls (signal listrik) ini sampai aksis hipotalamus-pituitary-gonad. Akibatnya produksi gonadotropin hormone (GtH) dan estrogen meningkat yang digunakan untuk oogenesis yang diawali dengan vitelogenesis dilanjutkan dengan pematangan oosit. Namun sampai saat ini belum diketahui profil hormon estrogen dalam serum darah, reseptor estrogen dalam hepar, jenis protein vitelin dalam telur, vitelogenin dalam serum darah, GSI, diameter oosit, jumlah oosit dan TKG serta kualitas telur berdasarkan Fertilization Rate, Hatching Rate dan Survival Rate pasca pemberian variasi level protein dalam pakan dan induksi laserpunktur pada induk lele betina. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk membuktikan bahwa kualitas telur induk ikan lele dipengaruhi oleh variasi level protein pakan induk dan induksi laserpunktur berdasarkan kadar estrogen dalam serum darah, reseptor estrogen dalam hepar, jenis protein vitelogenin dalam telur, vitelogenin dalam serum darah, GSI, diameter oosit, jumlah oosit, TKG dan kualitas telur berdasarkan Fertilization Rate , Hatching Rate dan Survival Rate . Dua tahap penelitian meliputi : (1). penentuan kadar estrogen dalam serum darah dan jumlah reseptor estrogen dalam sel hepar, jenis protein vitelogenin dalam telur dan kadar vitelogenin dalam serum darah, perkembangan oosit berdasarkan GSI, diameter oosit, jumlah oosit dan TKG yang dipercepat pasca pemberian kombinasi variasi level protein pakan dan induksi laserpunktur , (2) aplikasi kombinasi variasi level protein pakan dan induksi laserpunktur pengaruhnya terhadap kualitas telur berdasarkan Fertilization Rate , Hatching Rate dan urvival Rate . Penelitian tahap I menggunakan calon induk lele ( Clarias sp ) matang gonad dan belum pernah memijah berumur sekitar 8-9 bulan F1 hasil hibrida induk betina ikan lele Sangkuriang dengan induk jantan ikan lele Paiton berasal dari satu populasi yang diperoleh dari UPBAT Kepanjen Malang. Rancangan penelitian tahap I adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) tersarang ( nested ) tiga tingkat dengan empat kali ulangan. Tingkat I terdiri dari tiga level protein yaitu 30%, 35% dan 40%. Tingkat II terdiri dari induksi dan tanpa diinduksi laserpunktur tersarang pada level protein. Tingkat III terdiri dari lama pemberian level protein pakan (minggu ke-0, ke-2 sampai ke-8) tersarang dalam induksi laserpunktur dan tanpa diinduksi laserpunktur. Rancangan penelitian tahap II adalah RAL tersarang dua tingkat dengan empat kali ulangan. Tingkat I terdiri dari tiga level protein yaitu 30%, 35% dan 40%. Tingkat II terdiri dari induksi dan tanpa diinduksi laserpunktur tersarang pada level protein. Analisis data menggunakan analisis varian- nested dan dilanjutkan dengan Duncan’s Multiple Range Test . Hasil penelitian tahap I didapatkan bahwa pemberian variasi level protein pakan dan induksi laserpunktur pada induk lele betina berpengaruh sangatsignifikan terhadap kadar estrogen dalam serum darah, jumlah reseptor estrogen dalam sel hepar dan kadar vitelogenin dalam serum darah, juga perkembangan oosit berdasarkan GSI, diameter oosit, jumlah oosit (P< 0,001). Pemberian pakan induk lele betina dengan kombinasi variasi level protein 40% dan induksi laserpunktur dapat menghasilkan kadar estrogen, jumlah reseptor estrogen dan kadar vitelogenin juga perkembangan oosit berdasarkan GSI, diameter oosit dan jumlah oosit tertinggi (P < 0,005). TKG induk lele yang siap dipijahkan dicapai pada minggu ke-3 dan ke-6 pasca pemberian kombinasi variasi level protein pakan dan induksi laserpunktur, sedangkan pada induk lele pasca pemberian pakan dengan variasi level protein 30%-40% TKG yang induk siap dipijahkan dicapai pada minggu ke-6. Jenis protein vitelogenin dalam telur adalah lipovitelin dengan berat molekul 61 kDa. Kadar kadar estrogen dan vitelogenin, jumlah reseptor estrogen (RE) dan perkembangan oosit berdasarkan GSI, diameter oosit dan jumlah oosit pasca pemberian kombinasi variasi level protein pakan dan induksi laserpunktur diperoleh dua puncak yang dicapai pada minggu ke-3 dan ke-6 (dalam 6 minggu terjadi dua siklus reproduksi), sedangkan induk lele betina diberi variasi level protein tanpa diinduksi laserpunktur puncak yang dicapai pada minggu ke-6 (dalam 6 minggu terjadi satu siklus reproduksi). Hasil penelitian tahap II didapatkan bahwa bahwa pemberian kombinasi variasi level protein pakan induk dan induksi laserpunktur pada lele betina berpengaruh sangat signifikan terhadap kualitas telur berdasarkan Fertilization Rate , Hatching Rate dan Survival Rate (P< 0,001) dan kualitas telur yang dihasilkan tinggi. Pemberian pakan induk lele betina dengan kombinasi variasi level protein 40% dan induksi laserpunktur menghaslikan Fertilization Rate , Hatching Rate dan Survival Rate tertinggi (P< 0,005). Pemberian pakan induk lele dengan variasi level protein 30% - 40% terbukti merupakan pakan yang dapat menyokong perkembangan oosit normal sehingga Fertilization Rate , Hatching Rate dan Survival Rate ≥ 90%.
Item Type: | Thesis (Doctor) |
---|---|
Identification Number: | DIS/597.49/HAR/p/2015/061505565 |
Subjects: | 500 Natural sciences and mathematics > 597 Cold-blooded vertebrates > 597.4 Miscellaneous superorders of Actinopterygii |
Divisions: | S2/S3 > Doktor Ilmu Perikanan dan Kelautan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan |
Depositing User: | Sugiantoro |
Date Deposited: | 27 Aug 2015 11:02 |
Last Modified: | 27 Aug 2015 11:02 |
URI: | http://repository.ub.ac.id/id/eprint/160514 |
Actions (login required)
![]() |
View Item |