VithaPerwitaQomariah (2009) Rekoveri Karoten dari Spent Bleaching Earth Hasil Penjernihan Minyak Kelapa Sawit : kajian Rasio Sampel:Pelarut dan Lama Ekstraksi. Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.
Abstract
Kelapa sawit merupakan salah satu komoditas perkebunan andalan Indonesia. Produksi minyak kelapa sawit di Indonesia diperkirakan akan mencapai 12,3 ton pada tahun 2010, menggeser Malaysia sebagai produsen minyak kelapa sawit terbesar di dunia. Selain produksi minyak kelapa sawit yang tinggi, limbah minyak kelapa sawit juga tinggi. Salah satu limbah yang dihasilkan dari proses pemurnian minyak kelapa sawit secara fisik (physical refining) adalah spent bleaching earth. Spent bleaching earth merupakan adsorben bekas pakai yang dihasilkan dari proses pemurnian CPO (Crude Palm Oil) tepatnya pada proses bleaching (pemucatan). Proses pemucatan dilakukan untuk menghilangkan warna seperti karotenoid, xanthophyl, gosipol atau warna hijau (klorofil). Kadar karotenoid dalam CPO berkisar 500-700 ppm berpotensi sebagai sumber karoten alami. Rekoveri karoten dari spent bleaching earth merupakan salah satu alternatif perolehan kembali karoten yang terbuang. Karoten diekstrak dengan metode ekstraksi maserasi menggunakan pelarut heksan dan aseton. Ekstraksi dengan rasio sampel:pelarut dan lama ekstraksi akan menghasilkan ekstrak dengan kadar karoten yang berbeda. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui kadar β-karoten tertinggi dalam ekstrak karoten yang dihasilkan dari ekstraksi pada berbagai rasio sampel:pelarut dan lama ekstraksi. Penelitian ini disusun dengan menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan dua faktor. Faktor 1 adalah rasio sampel : pelarut (1:6, 1:8, 1:10 (w/v) dan faktor 2 adalah lama ekstraksi 1 dan 2 jam. Analisa yang dilakukan adalah kadar β-karoten dalam ekstrak karoten, warna, asam lemak bebas, bilangan peroksida, dan aktivitas antioksidan. Data hasil pengamatan dianalisa ragam (ANOVA), apabila terdapat pengaruh yang nyata, maka dilanjutkan dengan uji BNT pada α 0,05. Pemilihan perlakuan terbaik dianalisa dengan metode De Garmo. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan terbaik rekoveri karoten diperoleh pada kombinasi perlakuan rasio sampel:pelarut 1:10 dengan lama ekstraksi 2 jam. Parameter perlakuan terbaik yaitu kadar β-karoten dalam ekstrak karoten sebesar 196,32 ppm, ALB ekstrak karoten 1,73%, bilangan peroksida ekstrak karoten 0,22 mek/kg, L* ekstrak karoten 20,42, a* ekstrak karoten 10,40, b* ekstrak karoten 11,53 dan rekoveri karoten sebesar 90,9%. Rata-rata aktivitas antioksidan tertinggi diperoleh pada konsentarsi ekstrak karoten 400 ppm. Aktivitas antioksidan mulai menurun pada konsentrasi 600 ppm karena antioksidan berubah menjadi prooksidan.
English Abstract
Palm oil is one of the main Indonesian plantation commodities. Production of palm oil in Indonesia is expected to reach 12.3 tons in 2010, shifting Malaysia as the largest palm oil producer in the world. In addition to high palm oil production, waste-product of palm oil mill is also abundant. One of the waste generated from the physical refining process of palm oil is spent bleaching earth. Spent bleaching earth (SBE) is used as adsorbent produced from purification process of CPO (Crude Palm Oil) especially on bleaching process. Bleaching process carried out to eliminate color such as carotenoids, xanthophyl, gossypol or green color (chlorophyll). There are 500-700 ppm carotenoid in CPO, it can be a great source of natural carotene. Carotene recovery is an alternative way to get back the unused carotene from bleaching process. Appropriate separation of carotenoids from spent bleaching earth, can be done by maceration extraction technique. Maceration extraction use hexane and acetone as a solvent. The ratio of SBE to solvent and extraction time is supposed to produce extracts with different carotene levels. This research was conducted to determine the levels of β-carotene that produced the highest extraction ratio at various SBE to solvent ratio. This research is conducted by using the Randomize Block Design with two factors. Factor 1 is a sample to solvent ratio (1:6, 1:8, 1:10 (w / v) and factor 2 is extraction time, 1 and 2 hours. The analysis was carried out to assess β-carotene levels in carotene extract, color, free fatty acids, peroxide numbers, and antioxidant activity. Data was analyzed by various (ANOVA), if there was significant effect, it was continued to BNT α 0.05. Of the treatment was analyzed by the method of De Garmo. The results showed that the best treatment carotene recovery was combined treatment of the ratio 1:10 for 2-hour of SBE to solvent. The best treatment parameters namely β-carotene in carotene extract content of 196.32 ppm, Free Fatty Acid of carotene extract was 1.73%, the peroxide value of carotene 0.22 meq / kg, L * carotene extract 20.42, a * carotene extract 10.40, b * carotene extract 11.53 and degree of recovery was 90.9%. The highest antioxidant activity of carotene extracts obtained at the concentration of 400 ppm. Antioxidant activity began to decrease in concentration of 600 ppm because the antioxidant turned to be prooksidan.
| Item Type: | Thesis (Sarjana) |
|---|---|
| Identification Number: | SKR/FTP/2009/264/050903663 |
| Subjects: | 300 Social sciences > 338 Production > 338.1 Agriculture |
| Divisions: | Fakultas Teknologi Pertanian > Teknologi Hasil Pertanian |
| Depositing User: | Unnamed user with email [email protected] |
| Date Deposited: | 11 Jan 2010 11:17 |
| Last Modified: | 21 Oct 2021 13:11 |
| URI: | http://repository.ub.ac.id/id/eprint/148269 |
![[thumbnail of 050903663.pdf]](https://repository.ub.ac.id/style/images/fileicons/text.png) |
Text
050903663.pdf Restricted to Registered users only Download (3MB) |
Actions (login required)
 |
View Item |