Kurniawati, Arfi (2013) Dampak Agroindustri Tape SkalaRumah Tangga terhadap Kesejahteraan Pengusaha Tape (Studi Kasus di Desa Sumber Tengah, Kecamatan Binakal, Kabupaten Bondowoso). Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.
Abstract
Di Indonesia, ubi kayu digunakan sebagai bahan pangan tetapi di negara lain ubi kayu umumnya merupakan bahan makanan ternak atau bahan dasar industri pati.Sedangkan di Jawa Timur ubi kayu digunakan sebagai pengembangan agroindustri. Peningkatan dan penanganan mutu ubi kayu akan mempunyai pengaruh terhadap peningkatan nilai ekonomi. Ubi kayu dapat diolah menjadi berbagai macam produk salah satu produk tersebut adalah tape. Di Jawa Timur tape telah banyak dikenal oleh masyarakat. Tape yang terkenal adalah tape Bondowoso, dengan karakter rasa yang manis. Tape merupakan makanan yang dibuat secara tradisional melalui proses fermentasi dengan adanya penambahan Saccharomyces Cereviseae dengan rasa yang manis, sedikit asam dan mempunyai aroma alkohol. Makanan-makanan yang mengalami fermentasi biasanya mempunyai nilai gizi yang lebih tinggi daripada bahan asalnya. Tape yang baik adalah tape yang mempunyai tekstur lunak dengan rasa yang manis, asam dan sedikit bercecap alkohol. Berubahnya zaman yang disertai dengan perkembangan teknologi membuat orang semakin kreatif untuk menciptakan sesuatu yang baru.Namun, hal ini justru disalah gunakan dengan menciptakan barang-barang tiruan di berbagai bidang. Pada lokasi penelitian fakta yang terjadi adalah tape Bondowoso banyak di produksi oleh kota-kota selain Bondowoso dengan menggunakan lebel tape Bondowoso. Hal ini merupakan suatu pelanggaran atas hak kota Bondowoso. Akibatnya para konsumen dibuat bingung karena tape tiruan tersebut sangat mirip dengan produk tape Bondowoso. Pada lokasi penelitian, untuk memenuhi kebutuhan hidup yang lebih baik dari sebelumnya bagi masing-masing keluarga haruslah berusaha untuk meningkatkan penghasilannya, salah satunya dengan berusaha tape. Hal ini dikarenakan prospek bisnis tape cenderung bagus dan menghasilkan untung berlimpah, dengan bahan baku ubi kayu yang masih relatif murah serta proses pembuatannya yang sederhana, sehingga bagus untuk dijadikan bisnis. Dalam menarik konsumen membutuhkan pengelolaan yang baik.Salah satunya dengan melakukan perbaikan mutu, guna meningkatkan nilai jual serta daya saing tape di pasaran.Untuk mencegah kejenuhan pembeli terhadap tape maka perlu adanya diversifikasi produk yang berbahan tape tersebut, misalnya suwar-suwir, prol tape, brownies, dodol tape dan lain-lain. Penelitian ini bertujuan untuk: (1) menganalisis ketersediaan sumber daya pada agroindustri tape Bondowoso, (2) menganalisis pengelolaan agribisnis pada agroindustri tape Bondowoso,(3) mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi pengembangan agroindustri tape Bondowoso, (4) menganalisis dampak agroindustri tape terhadap kesejahteraan pengusaha tape Bondowoso. Responden dalam penelitian ini adalah pengusaha tape di Desa Sumber Tengah, Kecamatan Binakal, Kabupaten Bondowoso.Setelah dilakukan penelitian diperoleh bahwa pengusaha tape berjumlah 5 orang, maka penulis memutuskan untuk mengambil semua pengusaha tape sebagai sampel.Dengan dasar pertimbangan bahwa responden tersebut dapat menjawab tujuan dari penelitian. Berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui bahwa tampaknya tradisi masih menjadi faktor pendorong utama dalam usaha pembuatan tape.Hal ini dapat diketahui bahwa faktor turun temurun memiliki persentase paling besar. Sedangkan yang menjadi faktor penghambat utama adalah SDM yang terbatas, karena keterbatasan Sumber Daya Manusia dapat menghambat jalannya proses produksi karena produk yang dihasilkan tidak cepat selesai dan tidak dapat maksimal. Sedangkan berdasarkan analisis korelasi sesungguhnya tidak ada hubungan antara faktor pendorong dan penghambat terhadap pendapatan yang diperoleh responden. Berdasarkan hasil penelitian, 38 persen tenaga kerja pada agroindustri tape Bondowoso merupakan anggota keluarga dan 62 persen tenaga kerja pada agroindustri tape Bondowoso bukan merupakan anggota keluarga tetapi tetangga sekitar yang memiliki tempat tinggal tidak jauh dari lokasi agroindustri tape yang diteliti. Berdasarkan perhitungan pendapatan usaha diketahui bahwa usaha tape di daerah penelitian masih memberikan keuntungan. Hal ini ditunjukan dari nilai R/C atas biaya total rata-rata responden adalah 1,5. Biaya produksi rata-rata untuk sekali proses produksi mengeluarkan biaya sebesar Rp 2,7 juta dengan keuntungan yang didapat sebesar Rp 1,3 juta. Beberapa faktor yang mempengaruhi pengembangan agroindustri tape Bondowoso. Faktor pendorong yaitu: (1) tradisi keluarga (turun temurun), (2) meningkatkan pendapatan keluarga, (3) bahan baku melimpah, (4) lingkungan sekitar merupakan kampung tape, (5) membuka lapangan kerja baru untuk masyarakat sekitar, (6) prospek peluang usaha yang memiliki keuntungan besar. Faktor penghambat yaitu: (1) SDM terbatas, (2) teknologi terbatas, (3) dana terbatas, (4) sulitnya bahan pendukung air bersih, (5)ketepatan pengiriman bahan baku, (5)pemalsuan produk, (6)pendidikan tenaga kerja yang masih rendah,(7)sedikitnya gagasan untuk menciptakan produk yang berkualitas. Berdasarkan hasil analisis korelasi dapat disimpulkan bahwa agroindustri tape memiliki dampak yang sangat kuat terhadap kesejahteraan pengusaha pada indikator keadaan papan dan pendidikan anak. Semakin besar pendapatan yang diperoleh pengusaha tape maka semakin besar pula responden memenuhi kebutuhan papan dan kesehatan anak.
Item Type: | Thesis (Sarjana) |
---|---|
Identification Number: | SKR/FP/2013/32/051304658 |
Subjects: | 300 Social sciences > 338 Production > 338.1 Agriculture |
Divisions: | Fakultas Pertanian > Agribisnis |
Depositing User: | Hasbi |
Date Deposited: | 08 May 2013 12:44 |
Last Modified: | 19 Oct 2021 08:20 |
URI: | http://repository.ub.ac.id/id/eprint/129438 |
Preview |
Text
Skripsi_ARFI.pdf Download (5MB) | Preview |
Actions (login required)
![]() |
View Item |