Anggraini, Silvia Gita (2011) Analisis Kelayakan Usahatani Tebu (Saccharum officinarum) pada Pola Agroforestri Mindi-Tebu (Studi Kasus di Desa Pakis, Kecamatan Trowulan, Kabupaten Mojokerto). Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.
Abstract
Tebu merupakan salah satu komoditas perkebunan yang mempunyai peluang dan potensi besar bagi petani dalam peningkatan pendapatannya. Namun luas areal tebu potensial hingga saat ini terus mengalami penurunan sebagai akibat penggunaan lahan untuk industri lain. Salah satu solusinya adalah dengan mengusahakan tebu di lahan kehutanan. Bentuk pemanfaatan lahan ini dikenal dengan pola agroforestri seperti yang telah dilakukan di Desa Pakis Kecamatan Trowulan Kabupaten Mojokerto. Dimana untuk pengusahaan usahatani model ini diperlukan kerjasama yang baik antara perhutani dengan petani. Bentuk kerjasama yang disepakati oleh perhutani maupun petani adalah mengenai biaya sewa, lamanya lahan dapat digunakan, dan beberapa kebijakan lainnya. Usahatani pada pola agroforestri ini diharapkan dapat memberikan keuntungan yang layak bagi petani. Serta dalam berbagai kemungkinan yang ada usahatani ini masih layak untuk dijalankan. Berdasarkan latar belakang tersebut maka dapat dirumuskan permasalahan penelitian yaitu “Sejauh mana usahatani tebu pada pola agroforestri mindi-tebu dapat meningkatkan kesejahteraan petani secara ekonomi”. Penelitian ini bertujuan untuk: 1) Mendeskripsikan pola kemitraan antara perhutani dengan petani, apakah petani melaksanakan program-program yang diwajibkan oleh perhutani sebagai inti, 2) Mengetahui rata-rata biaya, penerimaan, dan pendapatan usahatani tebu pada pola agroforestri mindi-tebu, 3) Menganalisis kelayakan usahatani tebu pada pola agroforestri mindi-tebu secara finansial, 4) Menganalisis sensitivitas usahatani tebu pada pola agroforestri mindi-tebu. Lokasi penelitian ditentukan dengan purposive (sengaja), yaitu di desa ini berdasarkan pertimbangan bahwa di Desa Pakis mulai dikembangkan usahatani tebu pada pola agroforestri mindi-tebu bermitra dengan Perum Perhutani. Metode penentuan responden atau sampel petani dilakukan dengan menggunakan metode Proportionate Stratified Random Sampling dengan jumlah sampel sebanyak 33 petani. Metode pengambilan data yaitu dengan cara wawancara ke petani, dokumentasi dan kaji pustaka referensi yang berhubungan dengan penelitian. Metode analisis data yang dipakai adalah analisis deskriptif dan analisis kuantitatif. Analisis Kuantitatif meliputi analisis biaya, penerimaan, pendapatan, kriteria investasi yang meliputi NPV, IRR, Net B/C Ratio dan Payback period, serta analisis sensitivitas. Hasil analisis deskriptif menunjukkan pola kemitraan antara perhutani dengan petani meliputi perihal sewa lahan, lamanya lahan dapat digunakan, dan beberapa kebijakan yang disampaikan perhutani. Dari beberapa kebijakan dapat diketahui perilaku petani yang menerapkan dan tidak menerapkan. Mengenai kebijakan olah tanah, petani yang menerapkan sebanyak 55%. Untuk kebijakan pengairan, semua petani responden menerapkan kebijakan tersebut. Untuk kebijakan pembersihan lahan, petani yang menerapkan sebanyak 67%. Dan untuk kebijakan sistem bagi hasil, petani yang menerapkan sebanyak 84%. Dengan adanya perilaku dimana sebagian besar petani menerapkan kebijakan tersebut,maka diharapkan akan dapat mendukung keberlanjutan usahatani ini kedepannya. Hasil penelitian dari analisis kelayakan usahatani tebu pada pola agroforestri mindi-tebu adalah biaya investasi yang dikeluarkan dalam usahatani tebu pada pola agroforestri mindi-tebu ini sebesar Rp 12.652.030,31. Biaya produksi rata-rata per tahun per hektar sebesar Rp 5.703.433,67. Dari analisis penerimaan usahatani tebu per tahun per hektar didapatkan hasil sebesar Rp 17.616.936,22. Sedangkan keuntungan rata-rata per tahun per hektar sebesar Rp 7.559.144,49. Hasil analisis kelayakan finansial pada tingkat suku bunga bank 6,75% diperoleh NPV sebesar Rp 23.608.782,68 yang artinya pada tingkat bunga 6,75% usahatani tebu pada pola agroforestri mindi-tebu akan menghasilkan keuntungan sebesar Rp 23.608.782,68. IRR sebesar 71,62% lebih dari suku bunga yang berlaku sehingga modal yang digunakan untuk investasi usahatani tebu pada pola agroforestri mindi-tebu lebih menguntungkan daripada didepositokan di bank. Net B/C Ratio sebesar 2,87 menunjukkan bahwa setiap penambahan investasi sebesar Rp 1,- akan menghasilkan keuntungan sebesar Rp 2,87. Dan payback period menunjukkan waktu pengembalian modal usahatani tebu selama 1 tahun 6 bulan. Dari hasil NPV, IRR, Net B/C Ratio dan payback period tersebut dapat disimpulkan usahatani tebu pada pola agroforestri mindi-tebu layak untuk diusahakan dan dikembangkan. Hasil analisis sensitivitas pada tingkat suku bunga bank 6,75% dengan kenaikan biaya produksi sebesar 30%, penurunan jumlah produksi sebesar 25%, dan kombinasi keduanya yaitu kenaikan biaya produksi sebesar 30% disertai penurunan produksi sebesar 25%, usahatani tebu pada pola agroforestri minditebu masih layak untuk dikembangkan. Dengan tingkat kepekaan tersebut, didapatkan hasil NPV positif atau lebih dari nol, IRR lebih dari tingkat suku bunga bank, dan Net B/C Ratio lebih dari satu. Adapun saran yang diberikan penulis berkenaan dengan hasil skripsi ini adalah 1) Dengan adanya perilaku dimana sebagian besar petani menerapkan kebijakan yang diberikan perhutani, maka diharapkan dapat mendorong petani yang lain untuk ikut melakukan usahatani tebu pada pola agroforestri mindi-tebu mengingat pendapatan yang bisa diperoleh cukup besar dan mempunyai tingkat kelayakan yang tinggi, dan 2) Selama pola agroforestri masih bisa dijalankan petani harus lebih bijak dalam pengalokasian keuangan agar dapat melakukan penyimpanan yang cukup untuk modal selanjutnya karena dalam jangka panjang pola agroforestri ini tidak dapat dilanjutkan ketika lahan sudah tidak mungkin untuk ditanami lagi dengan tanaman sela.
English Abstract
Sugar cane represent one of the plantation commodity having big potency and opportunity to farmer in make up of its earnings. But wide potential area of sugar cane always decrease because used by another industrial. One of solution is carrying on sugar cane farming in forest land. This exploiting forest land known with agroforestry like have done in Pakis Village, Trowulan Sub Distric, Mojokerto Regency. Where this farming model need a good partnership from perhutani and farmer. The form of partnership that dealed by perhutani and farmer are about land rent cost, how many time land can be used, and some policy given by perhutani. This farming model in pattern of agroforestry expected can give feasible income for farmer. Pursuant to the background it can be formulated the research question that is “how far sugar cane farming in pattern of chinaberry treesugar cane agroforestry can improve farmer economical prosperity”. The research objectives are 1) Describe partnership pattern of Perhutani and farmer, did farmer do the programs that given by perhutani as a point, 2) Knowing mean of cost, revenue and earnings of sugar cane farming in pattern of chinaberry tree-sugar cane agroforestry, 3) Analysing the financial feasibility of sugar cane farming in pattern of chinaberry tree-sugar cane agroforestry, 4) Analysing the sensitivity of sugar cane farming in pattern of chinaberry tree-sugar cane agroforestry. Research location determined with purposive intend, that is in Pakis Village, Trowulan Sub District, Mojokerto Regency. This location choice pursuant to consideration that in Pakis Village start to be developed by sugar cane farming in pattern of chinaberry tree-sugar cane agroforestry partner with perum perhutani. Respondent determination methode conducted by using proportionate stratified random sampling methode with amount of sampel counted 33 farmers. Taking data methode that is by interview to farmer, reference book study and documentation related to research. Data analysis use descriptive analysis and quantitative analysis. Quantitative analysis using cost, revenue and income analysis, investment criterion with NPV, IRR, Net B/C Ratio and Payback period and also sensitivity analysis. In descriptive analysis show that partnership of Perhutani and farmer are about land rent cost, how many time land can be used, and some policy given by perhutani. From some policy can be known farmer’s attitude that obey or disobey that policy. About land processing, farmer that obey equal to 55%. In irrigation policy, all respondent obey that policy. In land cleaning policy, farmer that obey equal to 67%. And for profit sharing, farmer that obey equal to 84%. With the attitude where most of farmer obey that policy, so expected can support the next continuing farming. The result in this feasibility analysis of sugar cane farming in pattern of chinaberry tree-sugar cane agroforestry is expense of investment which is released in sugar cane farming in pattern of this chinaberry tree-sugar cane agroforestry equal to Rp 12.652.030,31. Mean production cost per year per hectare equal to Rp 5.703.433,67. From revenue analysis of sugar cane farming per year per hectare got result of equal to Rp 17.616.936,22. While earnings of mean per year per hectare equal to Rp 7.559.144,49. Result of financial feasibility at bank rate storey level 6,75% obtained by positive valuable NPV that is Rp 23.608.782,68 it mean that at 6,75% bank rate sugar cane farming give income equal to Rp 23.608.782,68, valuable IRR more than mount bank rate going into effect in this time that is 71,62% it mean that sugar cane farming will give more earn than saving in the bank.Valuable net B/C ratio is 2,87 it mean every add investment Rp 1,- it will give more earn about Rp 2,87. Hence sugar cane farming in pattern of chinaberry tree-sugar cane agroforestry competent to be laboured and developed. Result of payback period analysis show duration return of capital in sugar cane farming in pattern of chinaberry tree-sugar cane agroforestry is 1 year 6 months. Sensitivity analysis with increase of production cost equal to 30%, degradation of production equal to 25%, increase of production cost equal to 30% accompanied with degradation of production equal to 25% obtained result of positive NPV, Value of IRR more than mount bank rate and Net B/C ratio more than one. Hence sugar cane farming in pattern of chinaberry tree-sugar cane agroforestry still competent to be laboured. Suggestion that can given by researcher about result of this research are: 1) With attitude where most of farmer obey policy that given by Perhutani, so expected can support another farmer to follow doing the sugar cane farming in pattern of chinaberry tree-sugar cane agroforestry because it can give high enough income and has high feasibility, and 2) During pattern of agroforestry still be able to continue, farmers must more wise in money alocated so they can do enough saving for next capitalization because in long term the pattern of agroforestry can’t be continue when land has possible to be cultivated with mixture plant.
Item Type: | Thesis (Sarjana) |
---|---|
Identification Number: | SKR/FP/2011/204/051103839 |
Subjects: | 300 Social sciences > 338 Production > 338.1 Agriculture |
Divisions: | Fakultas Pertanian > Agribisnis |
Depositing User: | Endang Susworini |
Date Deposited: | 22 Mar 2012 11:18 |
Last Modified: | 20 Apr 2022 01:40 |
URI: | http://repository.ub.ac.id/id/eprint/128713 |
Preview |
Text
051103839.pdf Download (11MB) | Preview |
Actions (login required)
![]() |
View Item |