Prasetyo, Eka (2018) Pengaruh Pengglasiran Terhadap Sifat Ceramic Holder pada Pembakaran Tunggal dan Ganda. Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.
Abstract
Keramik adalah material dengan campuran bahan mineral, logam, dan non-logam yang dikeringkan kemudian dibakar pada temperatur yang tinggi selama kurun waktu tertentu hingga mengalami glasisasi dan berubah sifat secara permanen. Keramik memiliki beberapa sifat, seperti sifat fisik, sifat mekanik, dan sifat kimia. Sifat ini yang membuat keramik dapat digunakan untuk membuat ceramic holder. Berdasarkan sifat mekanik, keramik merupakan material yang keras, memiliki kekuatan yang tinggi, kaku, dan juga memiliki ketahanan akan gesekan. Sifat keramik yang keras membuat keramik menjadi getas sehingga mudah mengalami keretakan. Keretakan terjadi akibat beban tekan yang diberikan oleh material lain dengan nilai kekerasan yang lebih besar dibandingkan dengan keramik. Dimana keretakan ini dipengaruhi oleh nilai kekerasan keramik. Pada penelitian ini, nilai kekerasan berpengaruh untuk mengetahui terjadinya retak pada spesimen keramik. Spesimen keramik ini dibuat dengan bahan baku yaitu kaolin, feldspar, silika, dan juga alumina. Proses pembuatan keramik diawali dengan pengolahan tanah liat, pembentukan, pengeringan, pembakaran, lalu pengglasiran. Variasi pada penelitian ini dilakukan pada proses pembakaran secara tunggal (850oC) dan ganda (1100oC) serta proses pemberian glasir pada spesimen keramik. Jenis spesimen yang akan diuji yaitu spesimen dengan glasir dan tanpa glasir pada pembakaran tunggal serta spesimen dengan glasir dan tanpa glasir pada pembakaran ganda. Bahan baku glasir adalah silika, alumina dan fluks. Pengujian kekerasan dilakukan dengan menggunakan alat Vickers Hardness Tester sedangkan untuk melihat retakan yang terjadi mengunakan SEM sehingga dapat mengetahui panjang diameter dan panjang retak dari hasil jejak penekanan indentor. Hasil penelitian ini menyatakan bahwa nilai kekerasan ceramic holder pada pembakaran tunggal dengan glasir memiliki kekerasan 2.381-2.808 VHN dengan rata-rata kekerasannya adalah 2.547 VHN, dan yang tanpa glasir memiliki kekerasan 1.915-2.761 VHN dengan rata-rata kekerasannya adalah 2.315 VHN. Sedangkan hasil nilai kekerasan ceramic hoder pada pembakaran ganda dengan glasir memiliki kekerasan 49.516-124.563 VHN dengan rata-rata kekerasannya adalah 97.041 VHN, dan yang tanpa glasir memiliki rentang kekerasan 2.035-4.815 VHN dengan rata-rata kekerasannya adalah 3.632 VHN. Nilai ini didapatkan karena semakin tinggi nilai kekerasan akan membuat fracture toughness semakin tinggi. Hasil nilai fracture toughness ceramic holder pada pembakaran tunggal dengan glasir memiliki nilai 0.074 Kg.m1/2 dan 0.094 Kg.m1/2, dan yang tanpa glasir memiliki nilai 0.042 Kg.m1/2 dan 0.056 Kg.m1/2. Sedangkan hasil nilai fracture toughness ceramic hoder pada pembakaran ganda dengan glasir memiliki nilai 0.799 Kg.m1/2 dan 0.988 Kg.m1/2, dan yang tanpa glasir memiliki nilai 0.060 Kg.m1/2 dan 0.123 Kg.m1/2.
English Abstract
Ceramic is material with compound of minerals, metal, and non-metal which is dried and fired in high temperatures for certain times until ceramic have a glasisation and change the properties into permanent. Ceramic has some properties, like physical properties, mechanical properties, and chemical properties. All of this properties that makes ceramic can be used as ceramic holder. Based on mechanic properties of ceramic, ceramic is a hard material, have a high strength, stiff, and resistant to friction. Ceramic is brittle material which is easy to crack. This crack occur because of pressure load higher strength of ceramic. In this study, the hardness is important to know how crack happened in ceramic specimen. This ceramic specimen made with kaolin, feldspar, silica and alumina as the raw material. Ceramic manufacturing process start with soil processing, ceramic formation, drying process, firing, and glazing. The variations in this study were firing process in single firing (850oC) and double firing (1100oC) and glazing on ceramic specimens. Types of specimens for testing were specimens with and without glazing in single firing and specimens with and without glazing in double firing. The raw material of glaze are silica, alumina and flux. Hardness test was using Vickers Hardness Tester tool and to find the crack that happened using SEM to know the length of diameter and length of the crack from pressure trace result of the indentor. The result of this study gave the hardness of ceramic holder hardness in single firing with glaze was 2.381-2.808 VHN with the average of hardness was 2.547 VHN, and without glaze point of hardness was 1.915-2.761 VHN with the average of hardness was 2.315 VHN. While the result of hardness of ceramic holder in double firing with glaze was 49.516-124.563 VHN with the average of of hardness was 97.041 VHN, and without glaze point of hardness was 2.035-4.815 VHN with the average of hardness was 3.632 VHN. The higher hardness of ceramic also make the fracture toughness higher. The result of fracture toughness ceramic holder in single firing with glaze was 0.074 Kg.m1/2 and 0.094 Kg.m1/2, and without glaze was 0.042 Kg.m1/2 and 0.056 Kg.m1/2. While the result of fracture toughness cersmic holder in double firing with glaze was
Item Type: | Thesis (Sarjana) |
---|---|
Identification Number: | SKR/FT/2018/527/051806758 |
Uncontrolled Keywords: | kekerasan, keramik, pembakaran, pengglasiran, retak, vickers hardness number. ceramic, crack, firing, glazing, hardness, vickers hardness number. |
Subjects: | 600 Technology (Applied sciences) > 666 Ceramic and allied technologies |
Divisions: | Fakultas Teknik > Teknik Mesin |
Depositing User: | Budi Wahyono Wahyono |
Date Deposited: | 08 Oct 2018 03:29 |
Last Modified: | 22 Oct 2021 05:13 |
URI: | http://repository.ub.ac.id/id/eprint/12360 |
Preview |
Text
Eka Prasetyo.pdf Download (6MB) | Preview |
Actions (login required)
![]() |
View Item |