Ashuri, Davieq (2016) Analisis Faktor Produksi Dan Efisiensi Alokatif Usahatani Bawang Merah (Allium ascalonicum L.) (Studi Kasus di Kecamatan Dringu, Kabupaten Probolinggo). Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.
Abstract
Bawang merah merupakan tanaman hortikultura yang dapat ditemui di beberapa daerah bagian Indonesia. Produktivitas bawang merah nasional mengalami peningkatan selama tahun 2010-2014, mulai dari 95,70 kwintal/ ha sampai dengan 102,23 kwintal/ ha, sedangkan Kabupaten Probolinggo sebagai salah satu daerah penghasil bawang merah terbesar di Jawa Timur, justru mengalami penurunan produktivitas pada tahun 2009-2013, mulai dari 104,98 kwintal/ ha sampai dengan 84 kwintal/ ha. Kecamatan Dringu merupakan daerah terbesar yang memproduksi bawang merah di Kabupaten Probolinggo, dengan luas tanam seluas 16.330.032 m2. Permasalahan petani dalam usahatani bawang merah di Kecamatan Dringu adalah penggunaan faktor-faktor produksi yang tidak efisien. Menurut Soekartawi (2005), ilmu usahatani diartikan sebagai ilmu yang mempelajari mengalokasikan sumberdaya secara efektif dan efisien untuk tujuan memperoleh keuntungan yang tinggi pada waktu tertentu. Tujuan penelitian ini yaitu: (1) untuk menganalisis biaya, penerimaan dan keuntungan usahatani bawang merah, (2) menganalisis faktor produksi yang mempengaruhi produksi bawang merah, dan (3) menganalisis efisiensi alokatif faktor produksi usahatani bawang merah di daerah lokasi penelitian Kecamatan Dringu, Kabupaten Probolinggo, sehingga diharapkan mampu meningkatkan produksi dan pendapatan petani. Faktor-faktor produksi yang dianalisis adalah faktor-faktor produksi yang berpengaruh terhadap produksi bawang merah, yaitu lahan, benih, pupuk, pestisida dan tenaga kerja. Metode analisis yang digunakan yaitu analisis usahatani untuk mengukur kelayakan usahatani, serta fungsi produksi Cobb-Douglas dengan menggunakan analisis regresi linear berganda untuk mengetahui faktor produksi yang berpengaruh signifikan terhadap produksi bawang merah dan mengukur tingkat efisiensi alokatif dari faktor produksi tersebut. Penelitian dilakukan selama bulan Mei 2016, dengan penentuan lokasi berdasarkan metode purposive di Kecamatan Dringu, Kabupaten Probolinggo, dengan asumsi daerah produksi bawang merah. Responden ditentukan berdasarkan metode multistage sampling, sehingga diperoleh jumlah 32 responden. Hasil dari penelitian menyimpulkan bahwa usahatani bawang merah di Kecamatan Dringu merupakan usaha layak dengan keuntungan sebesar 3.054.953,105 rupiah. Faktor produksi yang perlu dioptimalkan adalah penggunaan benih, yaitu dengan penggunaan semula sebesar 862,56 kg/ ha/ musim tanam menjadi 1.331,96 kg/ ha/ musim tanam. Peningkatan tersebut sebagai upaya untuk mencapai hasil produksi yang optimal, dengan pencapaian keuntungan maksimal.
English Abstract
Shallots are horticultural crops that can be found in several regions of Indonesia. Shallots productivity in national level increased during the years 2010- 2014, from 95.70 quintals/ ha up to 102.23 quintals/ ha, while the Kabupaten Probolinggo as one of the largest shallot-producing areas in East Java, has decreased productivity in 2009-2013, ranging from 104.98 quintals/ ha to 84 quintals / ha. Kecamatan Dringu was the biggest shallot-producing areas in Probolinggo, with a planting area of 16,330,032 m2. The farmers problems about shallot farming in Kecamatan Dringu is inefficient production factors use during farming process, starting from land preparation, planting, maintenance and harvest inefficient. According Soekartawi (2005), the science of farming is defined as the study of allocating resources effectively and efficiently for the purpose of obtaining high profits at a certain time. The purpose of this study are: (1) to analyze the cost, revenue and profit shallot farming, (2) analyze the factors of production that affects the shallot production, and (3) analyze the allocative efficiency of production factors of shallot farming in the area of the research sites Kecamatan Dringu, Probolinggo, so it is expected to increase production and income of farmers. The production factors analyzed are the factors that influence the production of shallot production, namely land, seed, fertilizer, pesticides and labor. The analytical method used is the analysis of farming to measure the feasibility of farming, and then the Cobb-Douglas production function using multiple linear regression analysis to identify factors that significantly influence the shallot production and measuring the level of allocative efficiency of the production factors. The study was conducted during the month of May 2016, with the determination of the location by using purposive in Kecamatan Dringu, Kabupaten Probolinggo, assuming that site is shallot production area. Respondents determined by multistage sampling method, in order to obtain the number of 32 respondents. The results of the study concluded that the shallot farming in the district Dringu a decent effort with a gain of 3,054,953.105 rupiah. Production factors that need to be optimized is the use of seeds, with the original use of 862.56 kg/ ha/ growing season 1331.96 kg/ ha/ growing season. The increase is an attempt to achieve optimal production results, with an average farm production from 3264.16 kg/ ha/ growing seasons previously, up to 3567.39 kg/ ha/ growing season.
Item Type: | Thesis (Sarjana) |
---|---|
Identification Number: | SKR/FP/2016/1024/051802662 |
Uncontrolled Keywords: | Bawang Merah, Usahatani, Faktor Produksi, Efisiensi |
Subjects: | 300 Social sciences > 381 Commerce (Trade) > 381.4 Specific products and services > 381.41 Product of agriculture > 381.415 26 Specific products (Shallot) |
Divisions: | Fakultas Pertanian > Sosial Ekonomi Pertanian |
Depositing User: | Yusuf Dwi N. |
Date Deposited: | 05 Apr 2018 07:01 |
Last Modified: | 30 Sep 2020 07:13 |
URI: | http://repository.ub.ac.id/id/eprint/9227 |
Actions (login required)
View Item |