Sundari, - (2017) Variabilitas Genetik Durian Lokal (Durio Spp.) Di Maluku Utara Dan Strategi Konservasinya. Doctor thesis, Universitas Brawijaya.
Abstract
Durian (Durio spp.) termasuk dalam ordo Malvales, dan famili Bombaceae. Tanaman ini berasal dari hutan Malaysia, Sumatra, dan Kalimantan yang berupa tanaman liar. Penyebaran durian ke arah barat adalah ke Thailand, Birma, India dan Pakistan. Maluku Utara merupakan salah satu daerah sebaran durian dan memiliki potensi keanekaragaman sumberdaya genetik jenis durian. Variasi durian yang ada meliputi nama lokal, pola sebaran dan morfologi buah. Sentra produksi durian di Maluku Utara adalah pulau Ternate, pulau Tidore dan pulau Halmahera Barat khususnya Kecamatan Jailolo. Kebun durian skala kecil milik masyarakat tersebar di ketiga pulau tersebut. Namun sampai pada saat ini belum ada sistem perlindungan dan pemuliaan durian lokal di Maluku Utara, hal ini disebabkan karena belum adanya data dan informasi pendukung, sehingga belum didesain model strategi konservasi yang sesuai untuk durian lokal di Maluku Utara. Penelitian ini bertujuan untuk: 1) menyusun database profil distribusi spasial dan karakter lokasi durian lokal di Maluku Utara; 2) menyusun deskripsi setiap varian durian lokal di Maluku Utara berdasarkan karakter morfologi; 3) menganalisa variasi genetik durian lokal di Maluku Utara berdasarkan sekuen DNA barcode ITS, matK dan intron trnL; dan 4) menyusun strategi konservasi durian lokal di Maluku Utara. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian deskriptif eksploratif yang dilaksanakan selama 4 tahap untuk mencapai tujuan. Analisa data yang digunakan dalam penelitian ini adalah: 1) analisis deskriptif kualitatif dengan bantuan program QGIS untuk analisa spasial; 2) analisis kekerabatan dengan kontruksi dendrogram dengan metode UPGMA melalui program MVSP ver.3.0 (Kovach, 2007) ; 3) analisis keanekaragaman genetik (singletone, delesi insersi) dan jumlah Haplotype durian lokal di Maluku Utara dengan program Bioedit, Dnasp, Haplotype Network; serta Analisis kekerabatan durian lokal di Maluku Utara dengan kontruksi topologi pohon filogenetik melalui program MEGA5 Kimura 2 Parameter: NJ,ML,MP; dan 4) analisis SWOT: integrasi data distribusi spasial dan data variabilitas genetik durian lokal di Maluku Utara. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa: 1) distribusi spasial durian lokal di Ternate, Tidore dan Jailolo terdapat pada dataran rendah (13-692 mdpl) dan berada pada zona hutan subpegunungan (< 1200 mdpl) dengan karakter populasi vitalitas: 2 (tumbuh dengan baik dan tidak bertunas), sosiabilitas 2 (hidup soliter sampai membentuk kelompok kecil) dan periodisitas berbunga dan berbuah pada bulan Agustus sampai Oktober dan Desember sampai Februari. Kondisi habitat durian lokal di Ternate dan Tidore menunjukkan bahwa faktor ketinggian merupakan salah satu faktor pembatas yang mempengaruhi distribusi dan keanekaragaman durian, sedangkan suhu merupakan faktor pembatas durian lokal di Jailolo. 2) hasil deskripsi setiap varian durian lokal di Maluku Utara menghasilkan 30 varian yang memiliki perbedaan karakter habitus, daun, bunga, buah dan biji. Hasil analisis fenetik durian lokal di Maluku Utara viii berdasarkan karakter morfologi menunjukkan bahwa durian lokal terpisah menjadi 4 kluster utama dengan pembagian kluster 1 dengan nilai kemiripan 69%. merupakan kelompok outgroup (D. kutezensis; Ceiba petandra). Kluster 2 dengan nilai kemiripan 70% merupakan kelompok durian lokal Ternate yang membentuk 8 subkluster dengan durian pondak (T17) sebagai ancestor, sedangkan kluster 3 dengan nilai kemiripan 71% merupakan kelompok durian lokal Jailolo yang terbagi menjadi 9 subkluster dengan populasi durian asal Worat (J1, J2, J3, J4) sebagai ancestor. Kluster 4 dengan nilai kemiripan 72% merupakan kelompok durian lokal Tidore yang selanjutnya terbagi menjadi 6 subkluster tanpa ancestor. 3) variasi genetik durian lokal di Maluku Utara berdasarkan sekuen DNA barkode ITS, matK, dan trnL (konsensus) diketahui bahwa durian lokal Maluku Utara memiliki nilai polimorfime cukup tinggi dengan komposisi nukleotida yang bersifat polimorfik sebesar 46,26%. Keanekaragaman haplotipe durian lokal di Maluku Utara juga cukup tinggi dengan nilai 0,698 membentuk 16 haplotipe dengan komposisi 2 haplotipe outgroup dan 14 haplotipe ingroup. Haplotipe 2 merupakan ancestor dengan anggota terbanyak. Topologi pohon Filogenetik Neighbour Joining menunjukkan bahwa durian lokal Maluku Utara terpisah menjadi 5 kluster dengan komposisi kluster 1 merupakan outgroup dan 4 kluster lainnya adalah ingroup. Kluster 2 dan 3 memiliki nilai keanekaragaman tertinggi, sedangkan kluster 4 dan 5 merupakan ancestor. 4) model strategi konservasi yang tepat untuk durian lokal di Maluku Utara berdasarkan prioritas alternatif strategi konservasi adalah pendekatan konservasi in situ. Hasil Prioritas alternatif Strategi SWOT terdapat 9 program prioritas yang utama yaitu : (1) dilakukan program inventarisasi dan pemetaan durian lokal di Maluku Utara dan penentuan zona prioritas konservasi yaitu pulau Ternate pada 4 titik, Tidore 3 titik dan Jailolo 2 titik; (2) dilakukan program pemuliaan durian lokal agar terstandar SNI; (3) dilakukan program seleksi komoditas unggulan daerah khusunya durian lokal; (4) dilakukan kerjasama dengan instansi terkait dalam upaya konservasi genetik durian lokal dalam hal ini dengan BKSDA Maluku; (5) dilakukan kerjasama program pemuliaan durian lokal dengan instansi terkait dalam hal ini BPPT Maluku Utara; (6) dilakukan program diversifikasi produk olahan berbasis durian; (7) promosi durian lokal dan pelatihan manajemen pemasaran durian lokal, (8) program regenerasi (penanaman kembali durian lokal) dengan aplikasi teknologi pertanian misalnya on farm, dan (9) restorasi hutan perkebunan durian di Maluku Utara.
English Abstract
Durian (Durio spp.) is included in the order of Malvales, and the family of Bombaceae. This plant comes from the forests of Malaysia, Sumatra, and Kalimantan in the form of wild plants. The spread of durian to the west is to Thailand, Burma, India and Pakistan. North Maluku is one of the areas durian distribution and has the potential for diversity of genetic resources of durian species. Variations of durians include local names, distribution patterns and fruit morphology. Durian production center in North Maluku is Ternate Island, Tidore Island and West Halmahera Island especially Jailolo District. Small plantation durian community-owned are spread over the three islands. However, until now there is no local protection and breeding system in North Maluku, because there is no data and supporting information, so it has not been designed the appropriate conservation strategy model for local durian in North Maluku. This research aims to: 1) arrange database of spatial distribution profile and character of local durian location in North Maluku; 2) compile description of each variant of local durian in North Maluku based on morphological character; 3) analyze the genetic variation of local durians in North Maluku based on barcodes DNA sequences of ITS, matK and intron trnL;and 4) formulate a local durian conservation strategy in North Maluku.The method used in this research is descriptive explorative research conducted during 4 phase to achieve the goal. Data analysis used in this research are: 1) qualitative descriptive analysis with the help of QGIS program for spatial analysis; 2) kinship analysis with dendogram construction with UPGMA method with MVSP ver.3.0 program (Kovach, 2007); 3) analysis of genetic diversity (singletone, insertion deletion) and number of local durian Haplotype in North Maluku with Bioedit, Dnasp, Haplotype Network program; And analysis of local durian kinship in North Maluku with phylogenetic tree topology construction with MEGA5 Kimura 2 program Parameter: NJ, ML, MP; and 4) SWOT analysis: integration of spatial distribution data and genetic variability data of local durians in North Maluku. The results of this study indicate that: 1) the spatial distribution of local durian in Ternate, Tidore and Jailolo are in lowland (13-692 mdpl) and Located in the submountain forest zone (<1200 mdpl) and the character of the vitality population: 2 (wellgrown and non-sprouted), sosiabilitas 2 (solitary life to form small groups) and periodicity of flowering and fruiting in August until October and December until February. Local durian habitat conditions in Ternate and Tidore indicate that altitude factor is one of the limiting factors affecting the distribution and durian diversity, while the temperature is the local durian limiting factor in Jailolo. 2) the description of each variant of local durian in North Maluku produces 30 variants that have different character of habitus, leaves, flowers, fruits and seeds. The results of the local durian phenetic analysis in North Maluku based on morphological characters indicated that the local durians were separated into 4 main clusters with cluster 1 distribution with 69% similarity values. Is an outgroup group (D. kutezensis, Ceiba petandra). Cluster 2 with x 70% resemblance value is Ternate local durian group which formed 8 subcluster with durian pondak (T17) as ancestor, while cluster 3 with similarity value 71% is local durian group Jailolo which is divided into 9 subcluster with population durian from Worat (J1 , J2, J3, J4) as ancestor. Cluster 4 with a value similarity of 72% is a group of local durian Tidore which subsequently divided into 6 sub-clusters without ancestor. 3) genetic variation of local durians in North Maluku based on DNA sequences of ITS, matK, and trnL (consensus) sequences found that the local durian in North Maluku has a high polymorphism value with a polymorphic nucleotide composition of 46.26%. The diversity of local durian haplotypes in North Maluku is also quite high with a value of 0.698 forming 16 haplotypes with a composition of 2 outgroup haplotypes and 14 ingroup haplotypes. Haplotype 2 is an ancestor with the most members. The tree topology of Phylogenetic Neighbor Joining shows that the local durian of North Maluku is separated into 5 clusters with cluster 1 composition is outgroup and 4 other clusters are ingroup. Clusters 2 and 3 have the highest biodiversity values, while clusters 4 and 5 are ancestors. 4) appropriate conservation strategy model for local durians in North Maluku based on priority conservation strategy alternatives is the in situ conservation approach. Results SWOT Priority Strategy There are 9 main priority programs: (1) the local durian inventory and mapping program is conducted in North Maluku and the determination of conservation priority zone of Ternate Island at 4 location, Tidore 3 location and Jailolo 2 location; (2) the local durian breeding program is to be standardized for SNI; (3) the selection program of local superior commodity especially local durian; (4) cooperation program with related institution in the effort of genetic conservation of local durian in this case with BKSDA Maluku; (5) cooperation program of local durian breeding with related institution in this case BPPT North Maluku; (6) a diversification program of durian-based processed products; (7) local durian promotion and local durian marketing management training, (8) regeneration program (localized reforestation) with application of agricultural technology on farm, and (9) restoration of durian plantation in North Maluku.
Item Type: | Thesis (Doctor) |
---|---|
Identification Number: | DIS/634.6/SUN/v/2017/061719042 |
Uncontrolled Keywords: | TROPICAL FRUIT, DURIAN, INDONESIA - MALUKU UTARA |
Subjects: | 600 Technology (Applied sciences) > 634 Orchards, fruits, forestry > 634.6 Tropical and subtropical fruits |
Divisions: | S2/S3 > Doktor Biologi, Fakultas MIPA |
Depositing User: | Nur Cholis |
Date Deposited: | 03 Apr 2018 05:17 |
Last Modified: | 30 Dec 2020 13:17 |
URI: | http://repository.ub.ac.id/id/eprint/9098 |
Actions (login required)
View Item |