Pengaruh Suhu Dan Waktu Pengeringan Serta Analisis Finansial Dalam Pembuatan Simplisia Temulawak (Curcuma xanthorhiza Roxb)

Rifdah, Saarah (2017) Pengaruh Suhu Dan Waktu Pengeringan Serta Analisis Finansial Dalam Pembuatan Simplisia Temulawak (Curcuma xanthorhiza Roxb). Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.

Abstract

Temulawak (Curcuma xanthorhiza Roxb) adalah salah satu komoditas bahan alam andalan Indonesia yang sangat strategis untuk dikembangkan mengingat banyaknya manfaat yang ditunjukkan oleh bahan aktif kurkuminoid (Prana, 2008). Menurut WHO 1999 dalam Irawati (2008), temulawak memiliki banyak manfaat antara lain sebagai antihepatitis, antiinflamasi, antikarsinogenik, antimikrobaa, antiviral, detoksifikasi dan antioksidan. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik pada tahun 2015, produksi tanaman biofarmaka temulawak di Indonesia mencapai 27.840.185 Kg. Dimana lebih dari 50% produksi tanaman temulawak berasal dari Jawa Timur yang merupakan provinsi penghasil temulawak terbesar di Indonesia yaitu sebesar 14.076.557 Kg. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendapatkan kombinasi suhu dan lama waktu pengeringan yang tepat serta analisis finansial dalam pembuatan simplisia temulawak. Simplisia temulawak akan digunakan sebagai bahan baku biofarmaka. Bahan baku yang digunakan adalah rimpang temulawak segar. Penelitian ini menggunakan teknik pengeringan oven (oven drying) dengan Rancangan Acak Kelompok (RAK) pada suhu 50°C, 60°C, 70°C selama 6 jam, 12 jam, 14 18 jam dan 24 jam dengan dilakukan perulangan sebanyak 3 kali. Terdapat dua faktor dalam pembuatan simplisia temulawak yaitu suhu pengeringan dan lama waktu pengeringan yang dikombinasikan menjadi 12 perlakuan. Penelitian diawali pembuatan simplisia temulawak. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan uji rendemen dan uji kadar air untuk mendapatkan hasil terbaik kemudian dilakukan uji kadar abu, protein, lemak, karbohidrat, kurkumin dana anlisis finansial. Data yang diperoleh akan dilakukan pengujian total rendemen dan kadar air. Pengolahan data menggunakan uji Anova dan uji lanjut BNT. Syarat mutu simplisa pada SNI yaitu kadar air harus <10%. Hasil perlakuan terbaik pembuatan simplisa temulawak adalah dengan penggunaan suhu 60°C dan lama pengeringan 12 jam yang mengasilkan rendemen 25,083% (b/b), kadar air 9,467%(b/b), kadar abu 5,96% (b/b), kadar protein 3,80% (b/b), kadar lemak 2,50% (b/b), kadar karbohidrat 76,57% (b/b) dan kadar kurkumin 2,75% (v/v). Pada penelitian selanjutnya diperlukan kajian mengenai perancangan pabrik industri simplisia temulawak.

English Abstract

Temulawak (Curcuma xanthorhiza Roxb) is one of Indonesia's mainstay natural commodities which is very strategic to be developed considering the many benefits shown by active ingredients of curcuminoid (Prana, 2008). According to WHO 1999 in Irawati (2008), temulawak has many benefits such as antihepatitis, antiinflammatory, anticarcinogenic, antimicrobial, antiviral, detoxification and antioxidant. Based on data from the Central Bureau of Statistics in 2015, the production of biotech crops in Indonesia reached 27,840,185 Kg. Production of temulawak ginger rhizome more than 50% originated from East Java which is the largest temulawak producing province in Indonesia which amounted to 14,076,557 Kg. The purpose of this research is to get the right combination of temperature and drying time as well as the financial analysis in making the temulawak simplicia. Simplicia temulawak will be used as raw material of biofarmaka. The raw materials used are fresh ginger rhizome. This research used oven drying technique with Randomized Block Design (RAK) at 50 ° C, 60 ° C, 70 ° C for 6 hours, 12 hours, 18 hours and 24 hours by repeating 3 times. There are two factors in making of temulawak simplicia that is drying temperature and drying time which is combined into 12 treatments. 17 The research begins the making of temulawak simplisa. This research was done by using rendemen test and water content test to get best result then tested ash content, protein, fat, carbohydrate, kurkumin fund of financial analysis. The data obtained will be tested total rendemen and water content. Data processing using Anova test and BNT advanced test. Requirement of quality of simplicia at SNI that is water content must be <10%. The best treatment result of temulawak sympathy is using temperature 60 ° C and 12 hours drying time which yield 25,083% (w/w) yield, water content 9,467% (b/b), ash content 5,96% (w/w) , protein content 3,80% (w/w), fat content 2,50% (w/w), carbohydrate level 76,57% (w/w) and curcumin 2,75% (v/v). Further research is needed to study the design of the industrial plant of temulawak simplicia.

Item Type: Thesis (Sarjana)
Identification Number: SKR/FTP/2017/639/051711542
Uncontrolled Keywords: Temulawak, Simplisia, Pengeringan, Curcuma, Suhu, Lama Waktu, Analisis Finansial
Subjects: 600 Technology (Applied sciences) > 630 Agriculture and related technologies > 630.7 Education, research, related topics
Divisions: Fakultas Teknologi Pertanian > Teknologi Industri Pertanian
Depositing User: Yusuf Dwi N.
Date Deposited: 18 Jan 2018 04:09
Last Modified: 13 Dec 2020 07:49
URI: http://repository.ub.ac.id/id/eprint/8120
Full text not available from this repository.

Actions (login required)

View Item View Item