Nugroho, Prasetyo Adi (2017) Pendugaan Sebaran Tanaman Anggrung Hijau (Parasponia andersonii) Di Gunung Kelud. Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.
Abstract
Gunung Kelud merupakan salah satu gunungapi aktif di Jawa Timur yang terletak diantara Kabupaten Kediri, Kabupaten Blitar, dan Kabupaten Malang. Erupsi Gunung Kelud terakhir terjadi pada hari Kamis, tanggal 13 Februari, tahun 2014 yang memiliki dampak sangat luas hingga mencapai radius 200-300 km. Abu dan pasir vulkanik Gunung Kelud yang jatuh di permukaan tanah menyebabkan kerusakan lahan, khususnya kerusakan bagi vegetasi yang hidup di atasnya. Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk mengatasi dampak dari timbunan material vulkanik pada lahan pertanian adalah reklamasi. Reklamasi lahan jangka pendek dapat dilakukan dengan cara menanam jenis-jenis rerumputan untuk memperbaiki lahan pasca erupsi. Akan tetapi mayoritas warga menanam rerumputan sebagai pakan ternak, sehingga dibutuhkan tambahan jenis tumbuhan yang tersedia dan dapat digunakan sebagai sarana reklamasi lahan. Parasponia andersonii, merupakan tumbuhan yang ditemukan di bagian aliran lahar dan punggung bukit dimana tanaman tersebut memiliki bintil pada akarnya. Bintil akar bermanfaat sebagai sarana fiksasi Nitrogen dengan cara bersimbiosis dengan Rhizobium sehingga dapat tersedia bagi tanaman. Tumbuhan ini dapat toleran terhadap abu vulkanik, terbukti tumbuhan ini masih bertahan di atas material vulkanik Gunung Kelud pasca letusan 2014. Namun demikian, informasi mengenai sebaran habitat tumbuhan ini di Gunung Kelud masih sangat terbatas. Penelitian dilaksanakan di lereng timur laut Gunung Kelud, Desa Pandansari, Kecamatan Ngantang, Kabupaten Malang. Penelitian ini dilaksanakan dalam 7 tahap yaitu tahap persiapan, tahap pembuatan peta landfacet & peta satuan lahan, tahap pra-survei, tahap pre-processing citra satelit, tahap klasifikasi penggunaan lahan, tahap pembuatan peta NDVI, dan tahap survei lapangan. Pembuatan Peta Landfacet menggunakan Digital Elevation Model (DEM) Alos Palsar resolusi 12,5 x 12,5 meter yang diolah menggunakan software SAGA GIS. Penentuan titik didasarkan pada Peta Landfacet yang menunjukkan posisi lereng (punggung, lereng, dan lembah). Pembuatan Peta Sebaran menggunakan model persamaan dan kriteria kesesuaian lahan dengan acuan produksi bintil akar efektif. Model persamaan yang didapatkan untuk mengestimasi sebaran Parasponia andersoni adalah dengan menggunakan kombinasi variabel permeabilitas dan elevasi. Hasil persamaanya yaitu y = 186,7 + 1,297 (Permeabilitas) + 0,1841 (Elevasi) dengan nilai R2 = 96,1%. Sebaran spasial Parasponia andersonii paling banyak berada pada posisi punggung, sedangkan paling sedikit berada pada posisi lembah. Faktor yang paling berpengaruh berdasarkan model persamaan adalah ketersediaan air dan temperatur.
English Abstract
Mount Kelud is one of the active volcanoes in East Java located in Kediri Regency, Blitar Regency, and Malang Regency. Mount Kelud eruption will occur on Thursday, February 13, 2014 which has a very wide impact to reach a radius of 200-300 km. Mount Kelud volcanic ash and sand fell on the soil surface causes land damage, especially damage to the vegetation that lives on it. One effort that can be done to overcome the impact of the pile of volcanic material on agricultural land is reclamation. Short-term land reclamation can be done by planting grasses to improve post-eruption lands. However, the majority of the people grow grasses as animal feed, so that additional types of plants are available and can be used as a means of land reclamation. Parasponia andersonii, a plant found in lava flows and ridges where the plant has a nodule on its roots. Nodule is useful as a means of fixation of Nitrogen by symbiosis with Rhizobium so that it can be available to plants. This plant can tolerate volcanic ash, proved this plant still survive in Mount Kelud after the eruption of 2014. However, information on the distribution of plant habitat on Mount Kelud is still very limited. The research was conducted in the northeastern slope of Mount Kelud, Pandansari Village, Ngantang District, Malang. The research was carried out in 7 stages: preparation stage, landfacet & land unit stage, pre-survey stage, satellite image pre-processing stage, classification of land use, NDVI map stage, and survey stage. Landfacet Maps was made by using Digital Elevation Model (DEM) Alos Palsar resolution 12,5 x 12,5 meters processed using SAGA GIS. Point determination is built on Landfacet Map showing slope position (back, slope and valley). Parasponia andersonii;s Spread Map was made by using model equation and land criteria suitability. The model to estimate the spread of Parasponia andersonii is using a combination of permeability and elevation variables. The result of the equation is y = 186,7 + 1,297 (permeability) + 0,1841 (elevation) with R2 = 96,1%. Parasponia andersonii most found at the ridge of the mountain and the least is in the valley. The most influential factor based on the equation model is the availability of water and temperature.
Item Type: | Thesis (Sarjana) |
---|---|
Identification Number: | SKR/FP/2017/855/051711072 |
Subjects: | 600 Technology (Applied sciences) > 631 Specific techniques; apparatus, equipment materials > 631.4 Soil science > 631.47 Soil and land-use surveys |
Divisions: | Fakultas Pertanian > Ilmu Tanah |
Depositing User: | Yusuf Dwi N. |
Date Deposited: | 15 Dec 2017 02:23 |
Last Modified: | 13 Sep 2022 03:27 |
URI: | http://repository.ub.ac.id/id/eprint/7080 |
Text
PRASETYO ADI NUGROHO.pdf Download (7MB) |
Actions (login required)
View Item |