Rahayuningtyas, Mukti (2017) Strategi Komunikasi Penyuluh Pertanian Dalam Mensosialisasikan Program Budidaya Padi Secara Organik Di Desa Payaman Kecamatan Plemahan Kabupaten Kediri. Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.
Abstract
Revolusi hijau telah membawa perubahan yang sangat besar bagi Indonesia dan negara berkembang lainnya. Melalui revolusi hijau, pada tahun 1984 Indonesia mampu mencapai swasembada beras yang merupakan titik keberhasilan pembangunan ekonomi khususnya pembangunan ekonomi pertanian. Kebijakaan pemerintah dalam pencapaian swasembada beras pada masa ini mengarah pada penerapan panca usahatani yang bergantung pada penggunaan bahan kimia sintesis secara besar-besaran. Budidaya yang menggunakan bahan kimia tinggi berdampak negatif baik segi lingkungan maupun kesehatan. Kini masyarakat sadar akan bahaya yang ditimbulkan oleh pemakaian bahan kimia dan menjadikan pertanian organik menarik perhatian. Pada tahun 2016 di bawah bimbingan Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) Kecamatan Plemahan, Desa Payaman pertama kali dijadikan sebagai desa percontohan budidaya padi organik khususnya pada Kelompok Tani Jati Makmur. Hal ini dikarenakan memilki kelembagaan yang aktif dibandingkan dengan kelompok lain, sehingga memudahkan dalam mengorganisasikan sistem ini. Namun program pertanian organik yang digalakkan oleh penyuluh pertanian, kini masih belum diterapkan sebagiab besar petani. Hal ini dipengaruhi oleh sikap dan kesadaran petani yang masih sulit meninggalkan kebiasaan menggunakan pupuk dan pestisida kimia sintesis. Selain itu, cara penyuluh menyampaikan pesan tidak memberikan kesan yang kuat yang menyebabkan petani tidak memperhatikan isi pesan, sehingga pesan yang disampaikan penyuluh tidak dapat diserap secara maksimal. Mengetahui hal tersebut penelitian ini bertujuan untuk mengetahui strategi komunikasi penyuluh pertanian dalam mensosialisasikan program budidaya padi organik dan hambatan atau kendala yang dialami penyuluh pertanian dalam mensosialisasikan program budidaya padi organik. Jenis penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. Penelitian ini dilakukan selama satu bulan yaitu bulan April-Mei 2017. Informan dalam penelitian ini ditentukan secara purposive samplingsesuai dengan tujuan penelitian. Peneliti menggunakan key informant dan support informant yang menjadi sumber dari berbagai informasi. Data yang digunakan dalam penelitian ini melalui observasi partisipan, wawancara mendalam, dan dokumentasi. Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan model interaktif Miles dan Huberman. Sementara untuk keabsahan data dilakukan menggunakan teknik triangulasi sumber data dan teknik. ii Hasil penelitian menunjukkan bahwa penyuluh pertanian telah melakukan beberapa langkah dalam merumuskan strategi komunikasi sosialisasi melalui mengenal khalayak, menyusun pesan, menetapkan metode, hingga seleksi dan penggunaan media. Mengenal khalayak dilakukan dengan melakukan observasi partisipan dan melalui intensitas pertemuan rutin kelompok. Dalam menyusun pesan penyuluh menggunakan penyajian verbal dan nonverbal. Sementara jenis metode penyampaian yag diterapkan adalah studi bandingdan demplot dan media yang digunakan oleh penyuluh dalam menyampaikan pesan menggunakan media leafleat dengan memaparkan power point presentation serta pendekatan kelompok. Seiring dengan jalannya penetapan strategi komunikasi, akan umum ditemukan berbagai permasalahan atau hambatan. Adapun hambatan yang dihadapi penyuluh pertanian dalam mensosialisasikan program adalah hambatan teknis dan hambatan penerima pesan.Keterbatasan alat yang digunakan dalam kegiatan sosialisasi berupa LCD. Hambatan lain adalah hambatan dari penerima pesan.Pada sumber daya manusia yang relatif rendah tingkat pendidikannya yang menjadi penghambat terutama ketika petani-petani tersebut menerima inovasi baru yang bagi mereka belum terbukti menguntungkan secara nyata.
English Abstract
The green revolution has brought enormous changes to Indonesia and other developing countries. Through the green revolution, in 1984 Indonesia was able to achieve rice self-sufficiency which is the point of success of economic development, especially agricultural economic development. The government's policy of achieving rice self-sufficiency during this period has led to the adoption of five farming systems that depend on the use of synthetic chemicals on a large scale. Cultivation using high chemicals has a negative impact both in terms of environment and health. Now people are aware of the dangers posed by the use of chemicals and make organic farming attract attention. In 2016 under the guidance of Agricultural Counseling Center (BPP) Plemahan District, Payaman Village was first used as a pilot village of organic rice cultivation, especially at Jati Makmur Farmer Group. This is because it has an active institution compared to other groups, making it easier to organize this system. However, organic farming programs promoted by agricultural extension workers are still not applied to large farmers. This is influenced by the attitude and awareness of farmers who are still difficult to leave the habit of using chemical fertilizers and synthesis pesticides. In addition, the way extension to convey the message does not give an interesting impression that causes farmers do not pay attention to the contents of the message, so the message conveyed extension can not be absorbed optimally. So this study aims to find out the communication strategy of agricultural extension in socializing the organic rice cultivation program and obstacles or constraints experienced by agricultural extension in socializing the organic rice cultivation program. The type of this research is descriptive qualitative. This research is conducted for one month that is April-May 2017. Informant in this research is determined by purposive sampling according to research purpose. Researchers use the key informant and support informant which is the source of various information. Data used in this study through participant observation, in-depth interviews, and documentation. Data analysis method used in this research use interactive model Miles and Huberman. As for the validity of the data is done using triangulation techniques of data sources and techniques. The results showed that agricultural extension officers have made several steps in formulating socialization communication strategies through knowing the audience, composing messages, setting methods, to the selection and use of iv media. Know the audience is done by observing participants and the intensity of group meetings. In composing an extension message using verbal and nonverbal presentations. While the type of delivery method applied there are three comparative studiesand demplot and media used by extension workers in delivering messages using leafleat media by exposing the power point presentation. Along with the way of setting communication strategy, will be commonly found various problems or obstacles. The obstacles faced by agricultural extension workers in socializing the program are technical barriers and barriers to the message. Limitations of tools used in socialization activities in the form of LCD. Another obstacle is the resistance of the recipient of the message. In relatively low human resources the level of education becomes a barrier especially when the farmers receive new innovations which for them have not proven to be profitable.
Item Type: | Thesis (Sarjana) |
---|---|
Identification Number: | SKR/FP/2017/887/051711104 |
Subjects: | 600 Technology (Applied sciences) > 630 Agriculture and related technologies > 630.7 Education, research, related topics > 630.71 Education / Agricultural education |
Divisions: | Fakultas Pertanian > Sosial Ekonomi Pertanian |
Depositing User: | Yusuf Dwi N. |
Date Deposited: | 13 Dec 2017 06:36 |
Last Modified: | 03 Dec 2020 00:02 |
URI: | http://repository.ub.ac.id/id/eprint/6961 |
Actions (login required)
View Item |