Kepuasan Komunikasi Dan Persepsi Terhadap Pengembangan Program Kelembagaan Ekonomi Petani (KEP) Di Kelompok Wanita Tani Rejeki Mekar)

Amalia, Maimunah (2017) Kepuasan Komunikasi Dan Persepsi Terhadap Pengembangan Program Kelembagaan Ekonomi Petani (KEP) Di Kelompok Wanita Tani Rejeki Mekar). Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.

Abstract

Dalam rangka menjamin ketersediaan pangan secara kontinu dan menghadapi era perdagangan bebas serta masyarakat ekonomi ASEAN (MEA), menurut (Kementrian Pertanian,2015) pemerintah telah menetapkan target pembangunan pertanian, khusus untuk tahun 2016 telah ditetapkan sasaran produksi tujuh komoditas unggulan yaitu padi 76,2 juta ton, jagung 21,4 juta ton, kedelai 1,8 juta ton, tebu 3,27 juta ton, aneka cabai 1,1 juta ton, bawang merah 1,17 juta ton, serta daging sapi dan kerbau 588,6 juta ton, berkaitan dengan pencapaian tersebut, Badan penyuluhan dan Pengembangan Sumberdaya Manusia Pertanian berkewajiban mendukung tercapainya sasaran tersebut melalui peningkatan efektivitas penyuluhan. Salah satu fokus kegiatan dilakukan melalui penguatan kapasitas kelembagaan petani dan kelembagaan ekonomi petani. Kelembagaan Ekonomi Petani adalah kelembagaan petani baik yang berbadan hukum maupun yang tidak berbadan hukum, yang memiliki kegiatan usahatani dari hulu sampai hilir di sektor pertanian yang ditumbuhkembangkan oleh, dari, dan untuk petani guna meningkatkan skala ekonomi yang menguntungkan dan efisiensi usaha. Program KEP dikhususkan untuk kelompok tani atau Gabungan kelompok tani (Gapoktan). Sampai saat ini kondisi kelembagaan tersebut dihadapkan pada beberapa permasalahan, antara lain manajemen organisasi dan usaha yang masih lemah, belum berorientasi usaha produktif serta belum memiliki kekuatan hukum sehingga mempunyai posisi tawar dan aksesibilitas yang rendah terhadap sumber informasi, teknologi, pembiayaan maupun pasar. Sehubungan hal tersebut, diperlukan upaya transformasi kelembagaan petani menjadi kelembagaan ekonomi petani guna meningkatkan skala usaha/ekonomi dan efisiensi usaha serta posisi tawar petani, sehingga menjadi kelembagaan ekonomi petani yang profesional, kuat dan mandiri. Peningkatan kapasitas kelembagaan ekonomi petani diarahkan untuk membentuk koperasi atau badan usaha lainnya sesuai dengan kebutuhan, kultur petani dan potensi wilayah serta disesuaikan dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku Sesuai dengan Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2013 tentang perlindungan dan pemberdayaan petani, dinyatakan bahwa pemerintah dan pemerintah daerah sesuai dengan kewenangannya berkewajiban mendorong dan memfasilitasi terbentuknya kelembagaan petani dan Kelembagaan Ekonomi Petani (KEP). Kegiatan penumbuhan dan pengembangan kelembagaan ekonomi petani merupakan salah satu terobosan dalam rangka mengembangkan penyuluhan pertanian yang dihela pasar melalui penerapan secara spesifik adalah metode komunikasi atau penyuluhan untuk pemberdayaan. Dengan adanya model ini diharapkan dapat diperoleh sistem komunikasi yang efektif dalam pengembangan usaha yang dikelola oleh petani secara profesional di sektor pertanian. Penelitian ini bertujuan untuk a) mendeskripsikan Pelaksanaan Program Kelembagaan Ekonomi Petani (KEP) di desa Randuagung Kecamatan Singosari, b) mendeskripsikan kepuasan komunikasi terhadap metode yang digunakan dalam penyuluhan program Kelembagaan Ekonomi Petani (KEP, c) mendeskripsikan persepsi anggota KWT Rejeki Mekar terhadap tahap pengembangan program KEP berdasarkan karakteristik anggota KWT Rejeki Mekar. Penelitian yang sudah dilaksanakan di kelompok wanita tani Rejeki Mekar, Desa Randuagung, Kecamatan Singosari, Kabupaten Malang ini menggunakan pendekatan kualitatif dan desain penelitian deskriptif. Metode penentuan responden secara non probabilitas dengan teknik purposive. Jumlah partisipan sebanyak 13 orang, terdiri dari 13 anggota KWT Rejeki Mekar. Data yang digunakan meliputi data primer (teknik pengumpulan data berupa observasi, wawancara dan dokumentasi) dan data sekunder yang berasal dari lembaga atau pihak-pihak terkait. Metode analisis data menggunakan model interaktif Miles and Huberman (1984). Pengujian keabsahan data dilaksanakan dengan triangulasi sumber. Hasil penelitian mengindikasikan bahwa Pelaksanaan pengembangan program KEP terdiri dari 2 tahapan yaitu pertama, tahap perencanan yang berupa evaluasi kegiatan usahatani (kegiatan KRPL) dan agroindustri (pengolahan produk makanan dan minuman ringan). Kedua, pembelajaran dalam rangka pengembangan berupa pelatihan-pelatihan (pembuatan media tanam cocopeat) dan kunjungan lapang di PPK Sampoerna Sukorejo. Alokasi dana yang diperoleh anggota KWT Berdasarkan tahapan yang sudah dilaksanakan anggota KWT Rejeki Mekar berasal dari pemerintah dengan cara mengajukan proposal pendanaan. Tingkat kepuasan komunikasi terhadap program KEP sebagian besar anggota KWT Rejeki Mekar merasa puas. Hal tersebut tercapai dengan adanya metode penyuluhan, materi program dan kinerja penyuluh dalam pelaksanaan program KEP sesuai dengan kondisi dan kebutuhan dari anggota KWT Rejeki Mekar. Persepsi anggota KWT Rejeki Mekar terhadap program KEP berdasarkan karakteristik responden menunjukkan persepsi yang baik. Hal tersebut ditunjukkan dengan tingkat partisipasi anggota KWT yang tinggi. Akan tetapi, seiring dengan berjalannya waktu tingkat partisipasi anggota mulai menurun dikarenakan situasi dan kondisi anggota KWT yang menghambat berjalannya kegiatan program KEP serta kurangnya motivasi dan pendampingan dari penyuluh terkait dengan program KEP. Berdasarkan hasil penelitian, rekomendasi dari penulis yakni, a) terkait dengan program KEP hendaknya pemerintah dalam pembuatan program atau kebijakan lebih terstruktur dan melakukan pengawasan yang rutin terhadap sasaran program. Sehingga pelaksanaan kegiatan program sesuai dengan yang diharapkan, b) hendaknya anggota KWT memberikan kontribusi secara maksimal terkait dengan program yang diberikan oleh pemerintah. Kontribusi tersebut dapat menjadi peluang bisnis dan memperoleh kesejahteraan bagi keluarga anggota KWT.

English Abstract

According to the Ministry of Agriculture (2015) the government has set agricultural development targets, specifically for the year 2016 has set the production target of seven leading commodities namely 76.2 million tons of rice, 21.4 million tons of maize, 1.8 million Tons, 3.27 million tons of sugarcane, 1.1 million tons of chili, 1.17 million tons of shallot, and beef and buffalo 588.6 million tons. Related to this, the Agricultural Extension and Development Agency is obliged to support The achievement of these targets through effective enhancement of counseling. One of the focus of activities is through strengthening the institutional capacity of farmers and the economic institutions of farmers. Institutional Economic Farmers are farmers' organizations both legal entities and non-legal entities, which have upstream to downstream farming activities in the agricultural sector grown by, from, and for farmers to improve economies of scale profitably and efficiently. KEP program is devoted to a group of farmers or farmer groups combined (Gapoktan). Until now, the institutional condition is faced with several problems, such as the management of organization and business which is still weak, not productive yet productive and has not had legal force so has low bargaining position and low accessibility to information, technology, financing and market sources. In accordance with Law No. 19 of 2013 on the protection and empowerment of farmers, it is stated that the government and regional governments in accordance with their authority are obliged to encourage and facilitate the establishment of farmers institutions and Farmers Economic Institutions (KEP). The activity of growth and development of farmer's economic institute is one of the breakthrough in order to develop agriculture extension which the market demands through specific application is communication or counseling method for empowerment. With this model is expected to obtain an effective communication system in the development of business managed by farmers in a professional way in the agricultural sector. This purpose of the research to describe a) to describe the implementation of the Farmers Institutional Economic Program (KEP) in Randuagung village, Singosari sub-district, b) to describe the communication satisfaction of the methods used in the program of Agricultural Economy Institutions (KEP), c) describe the perceptions and the factors that influence perceptions Member of Kelompok Tani "Rejeki Mekar" to the Institutional Economic Program of Farmers in Randuagung Village, Singosari Subdistrict. Research that has been implemented in the women farmer group Rejeki Mekar, Randuagung Village, Singosari District, Malang Regency is using qualitative approach and descriptive research design. Method of determining respondents in a non probability with purposive technique. The number of participants as many as 13 people, consisting of 13 members KWT Rejeki Mekar. The data used include primary data (data collection techniques in the form of observation, interview and documentation) and secondary data coming from institutions or related parties. Methods of data analysis using interactive model Miles and Huberman (1984). Testing the validity of the data is carried out with source triangulation. The results indicate that the implementation of the development of the KEP program consists of two stages, namely first, the planning stage in the form of evaluation of farming activities (KRPL activities) and agro-industry (processing of food and soft drinks). Second, learning in the framework of development in the form of training (making of cocopeat planting media) and field visit in KDP Sampoerna Sukorejo. Allocation of funds obtained by members of KWT Based on the stages already implemented members of KWT Rejeki Mekar came from the government by submitting funding proposals. The level of satisfaction of communication to the program KEP most members of KWT Rejeki Mekar feel satisfied. This is achieved by the extension method, program material and extension performance in the implementation of the KEP program in accordance with the conditions and needs of the members of KWT Rejeki Mekar. Perception of KWT member of Rejeki Mekar on KEP program based on respondent's characteristic shows good perception. This is indicated by the high participation of KWT members. However, over time the membership level began to decline due to the situation and condition of KWT members that impeded the running of KEP program activities and lack of motivation and assistance from extension workers related to the KEP program. Based on the research results, recommendations of the author i.e. a) Related to the KEP program should the government in the making of programs or policies more structured and conduct regular supervision of program targets. So that the implementation of program activities in accordance with the expected, b) KWT members should contribute maximally related to the program provided by the government. The contribution can be a business opportunity and gain prosperity for the family of KWT members.

Item Type: Thesis (Sarjana)
Identification Number: SKR/FP/2017/624/051710840
Subjects: 300 Social sciences > 353 Specific fields of public administration > 353.5 Public administration of social warfare > 353.53 Programs directed to groups of people > 353.535 Women
Divisions: Fakultas Pertanian > Sosial Ekonomi Pertanian
Depositing User: Yusuf Dwi N.
Date Deposited: 07 Dec 2017 02:34
Last Modified: 09 Oct 2020 05:56
URI: http://repository.ub.ac.id/id/eprint/6600
Full text not available from this repository.

Actions (login required)

View Item View Item