Noviar, Rizal (2017) Strategi Hidup Pemulung TPA Supit Urang, Kelurahan Mulyorejo, Kecamatan Sukun, Kota Malang. Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.
Abstract
Kehadiran pemulung, terutama Pemulung Supit Urang bukan hanya disebabkan oleh persoalan kemiskinan maupun ekonomi, melainkan faktor sosial dan budaya. Selain itu, keinginan pemulung untuk lepas dari dominasi kekuasaan pihak lain turut mendorong maraknya pemulung di perkotaan. Hal ini menunjukkan bahwa kehadiran pemulung bukanlah akibat dari budaya kemiskinan yang mencirikan pekerjaan memulung sebagai sebuah tindakan fatalisme. Pada kenyataannya, Pemulung Supit Urang turut membuat atribut-atribut kemiskinan menjadi relatif dan menjadikan atribut-atribut tersebut sebagai medium untuk memproduksi strategi atau taktik manipulatif untuk menjalankan hidup. Menjadi Pemulung Supit Urang adalah sebuah proses dari pengalaman hidup sebelumnya yang turut mempengaruhi pilihan seseorang untuk bergelut dengan barang bekas. Terdapat beberapa alasan khusus yang melatarbelakangi seseorang memilih untuk menjadi Pemulung Supit Urang daripada bekerja pada sektor informal lainnya. Berangkat dari permasalahan tersebut, penelitian ini berusaha untuk menjawab perumusan masalah bagaimana strategi hidup Pemulung Supit Urang dalam menjalani hidup di tengah laju perkotaan. Melalui perumusan masalah tersebut, data yang ditemukan akan dihubungkan menggunakan teori pilihan rasional yang menitikberatkan pada aktor dan sumber daya. Sehingga, dengan mengetahui latar belakang seseorang menjadi pemulung serta tindakan-tindakan yang dilakukan dalam praktik keseharian, laporan yang dihasilkan akan berkembang menjadi suatu kerangka, taktik, maupun strategi hidup secara bertingkat yang digunakan baik dalam skala mikro maupun makro.
English Abstract
The presence of scavengers, particularly Supit Urang Scavengers are not only due to the problems of poverty and economic, but also social and cultural factors. Besides, the scavenger’s desire to escape from the domination of the power of others also encourages the rampant scavengers in urban areas. This shows that the presence of scavengers is not the result of a poverty culture that characterizes the work scavenged as a measure of fatalism. In fact, they have contributed to the relative attributes of poverty and made these attributes a medium for producing manipulative strategies or tactics for living. Being a Supit Urang Scavenger is a process of previous life experience that also influences one’s choice to struggle with used goods. There are several specific reasons behind why a person chooses to be Supit Urang Scavenger rather than working in other informal sectors. Start from these problems, this research tries to answer the problem formulation of how the life strategies of Supit Urang Scavenger to live their life amid the urban pace. Through the problem formulation, the data found will be linked using a rational choice theory that focuses on actors and resources. Thus, by knowing the backgound of someone scavenging ang the actions carried out in the daily practices, the report generated will be developed into a framework, tactics, and life strategies used by the Supit Urang Scavenger on both micro and macro scale.
Item Type: | Thesis (Sarjana) |
---|---|
Identification Number: | SKR/FBS/2017/374/ 051705556 |
Uncontrolled Keywords: | pemulung, sektor informal, strategi hidup, tpa supit urang |
Subjects: | 300 Social sciences > 362 Social problems of and services to groups of people > 362.5 Poor people |
Divisions: | Fakultas Ilmu Budaya > Antropologi Budaya |
Depositing User: | Budi Wahyono Wahyono |
Date Deposited: | 26 Jul 2017 01:41 |
Last Modified: | 28 Oct 2024 03:45 |
URI: | http://repository.ub.ac.id/id/eprint/622 |
Text
Rizal Noviar.pdf Download (4MB) |
Actions (login required)
View Item |