Pengaruh Jarak Tanam Dan Frekuensi Pinching Terhadap Pertumbuhan Dan Pembungaan Tanaman Lisianthus (Eustoma grandiflorum)(Raf.) Shinn.

Daraini, Miskah (2017) Pengaruh Jarak Tanam Dan Frekuensi Pinching Terhadap Pertumbuhan Dan Pembungaan Tanaman Lisianthus (Eustoma grandiflorum)(Raf.) Shinn. Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.

Abstract

Lisianthus termasuk salah satu jenis bunga potong yang cukup popular, namun tanaman ini masih sedikit dibudidayakan di Indonesia. Beberapa produsen Lisianthus menanam dengan menggunakan jarak tanam yang cukup rapat yaitu sebesar 10cmx10cm dengan harapan semakin tinggi populasi maka akan meningkatan penghasilan. Akan tetapi peningkatan populasi dapat menurunkan kualitas bunga Lisianthus. Oleh karena itu penelitian ini menggunakan berbagai macam jarak tanam demi meningkatkan pertumbuhan sehingga akan mendapatkan hasil yang optimal. Lisianthus memiliki kualitas dari kriteria sebuah ‘bunga potong yang ideal’ karena memi liki bunga dengan mahkota yang besar dan satu tangkai bisa terdiri dari 2-3 kuntum bunga. Akan tetapi untuk memiliki jumlah lebih dari bunga 2 – 3 kuntum perlu dilakukan tindakan khusus yaitu pembuangan titik tumbuh apikal muda (pinching). Pinching berfungsi untuk merangsang pertumbuhan tunas aksilar dalam pembentukan percabangan. Penerapan metode pinching yang berbeda dilakukan untuk meningkatkan jumlah cabang agar jumlah kuntum bunga bisa lebih dari 3 kuntum. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui interaksi antara perlakuan jarak tanam dan frekuensi pinching, mengetahui jarak tanam yang sesuai untuk pertumbuhan dan pembungaan, srta mengetahui frekuensi pinching yang sesuai terhadap pertumbuhan dan pembungaan pada tanaman Lisianthus. Hipotesis penelitian ini meliputi terdapat interkasi antara perlakuan jarak tanam dan frekuensi pinching, perlakuan jarak tanam 20cmx20cm merupakan jarak tanam yang sesuai untuk pertumbuhan dan pembungaan Lisianthus, serta perlakuan 2x pinching akan meningkatkan pertumbuhan dan jumlah bunga pada tanaman lisianthus. Penelitian ini dilakukan di Desa Sidomulyo, Kota Batu. Kegiatan penelitian berlangsung pada bulan Februari-Mei 2017. Alat yang digunakan adalah cangkul, garpu lahan, jaring/net, alat ukur seperti meteran, dan mulsa yang digunakan untuk penutupan lahan sebelum penanaman. Bahan yang digunakan adalah bibit Lisianthus varietas Blue, serta media tanam tanah, kompos, pupuk kandang, NPK 18-18-18, serta pestisida Proclaim 5SG dan Basamid G. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok Faktorial (RAKF) yaitu dengan menggunakan perlakuan Jarak Tanam (10cmx10cm, 15cmx15cm, dan 20cmx20cm) dan perlakuan 1x Pinching, 2x Pinching, dan Non-Pinching pada bunga Lisianthus. Penelitian ini menggunakan 3 kali ulangan. Pengamatan dilakukan pada 14hst dan interval waktu pengamatannya adalah 2 minggu sekali sampai waktu panen 12-16mst. Parameter pengamatan meliputi pengamatan non-destruktif yaitu tinggi tanaman, jumlah daun, jumlah cabang, inisiasi bunga, jumlah bunga total, vase life, dan umur panen. Pengamatan destruktif meliputi biomassa tanaman (Berat Kering Tanaman). Data pengamatan yang diperoleh dianalisis menggunakan analisis ragam (uji F) pada taraf 5%. Apabila hasil uji diperoleh pengaruh perlakuan yang nyata maka dilanjutkan dengan uji BNT pada taraf 5%. iii Hasil penelitian ini diketahui bahwa perlakuan jarak tanam dan frekuensi pinching tidak menunjukan adanya interaksi pada hampir semua pertumbuhan vegetatif kecuali pada parameter tinggi tanaman yang menunjukan adanya interaksi, begitu juga pada pertumbuhan generatif yang tidak memberikan adanya interaksi nyata. Pada perlakuan jarak tanam 10cmx10cm dengan 2x Pinching (J1P2) merupakan tinggi tanaman yang paling tinggi serta jumlah bunga yang mencapai lebih dari 3 kuntum bunga, dimana pada perlakuan tersebut tanaman sudah memasuki grade A. Perlakuan jarak tanam berpengaruh nyata terhadap semua parameter pengamatan, kecuali pada parameter jumlah cabang, vase life, dan umur panen. Sedangkan perlakuan pinching mempengaruhi jumlah daun, luas daun, jumlah cabang dan jumlah bunga. Perlakuan 2x pinching menunjukan jumlah bunga pertangkai tanaman lebih banyak dibandingkan dengan yang tidak di pinching atau 1x pinching. Hal ini sesuai dengan tujuan penelitian ini untuk mendapatkan jumlah bunga yang banyak dalam satu tangkai yaitu 3-5 kuntum bunga. Tetapi perlakuan 2x pinching (P2) dapat menunda hari panen. Perlakuan tanpa pinching dapat dipanen sekitar 84-88hst, kemudian perlakuan 1x pinching (P1) dapat dipanen sekitar 98-102hst, dan perlakuan 2x pinching (P2) dapat dipanen sekitar 112-115hst.

English Abstract

Lisianthus is one type of cut flowers which are quite popular, but the plant is still a little cultivated in Indonesia. Some manufacturers Lisianthus using plant spacing of 10cmx10cm with increasingly high expectations of the population then it would improve earnings. But the increased population may decrease quality of Lisianthus flowers. Therefore this research using a variety of plant spacing in order to improve growth and so will get optimal results. Lisianthus has a criterion of quality of the ' ideal ' cut flowers because flowers with liki and large Crown and one sprig can consist of a 2-3 flower petals. But to have a number of more than 2 – 3 flower petals to do special actions, namely the disposal of the growing point of the apical (pinching). Pinching serves to stimulate the growth of shoots aksilar in the formation of branching. Application of different methods of pinching is done to increase the number of branches so that the number of petals of a flower can be more than 3 petals. The purpose of this research is to know the interactions between the plant spacing and frequency of pinching, knowing the appropriate planti spacing for growth and flowering, and then knowing the pinching frequency of the appropriate towards growth and flowering in Lisianthus. The hypothesis of this research include there is called between the plant spacing and frequency of pinching, plant spacing 20cmx20cm is appropriate for planting distance of growth and flowering, and treatment 2 x pinching will promoting growth and the number of flowers on a lisianthus. This research was conducted in the village of Sidomulyo, Batu city. Research start in February-may 2017. The tool used is a hoe, fork farm, net/net, measuring instrument like the meter, and the mulch used for closure of the land before planting. The material used is Blue varieties of Lisianthus, seeds and planting medium soil, compost, manure, and pesticides, NPK 18-18-18 Proclaim 5SG and Basamid G. This study uses Random Factorial Design Group (RAKF) by using plant spacing treatment (10cmx10cm, 15cmx15cm, and 20cmx20cm) and treatment of non pinching, 1x pinching, and 2x Pinching. This research used 3 replication. Observations made on 14dap and its observation time interval is 2 weeks until harvest time 12-16wap. The observation parameters include non-destructive observation of higher plants, number of leaves, number of branch, flower initiation, number of total flowers, vase life, and time of harvesting. Observations include vast destructive is plant biomass (dry weight of the plant). Observation data obtained were analyzed using the analysis range (F test) at the 5% level. If the test result obtained influence real treatment then continued with test BNT on levels 5%. The results of this research note that plant spacing and frequency of pinching does not indicate the presence of interaction on vegetative growth of almost all parameters except at the height of the plants showed the presence of interactions, as well as on growth generative that do not provide the existence of v real interaction. On the plant spacing 10cmx10cm with 2x Pinching (J1P2) is the highest plant height and number of flowers that reach more than 3 petals of the flower, where the treatment plants have entered the grade. Plant spacing treatment is effect parameter to all the real observations, except for the parameter number of the branch, vase life, and the time of harvest. While pinching treatment affect the number of leaves, the number of branches, flower inisiasion, number of flowers, time of harvest and plant biomass parameter. Treatment 2 x increase number of flower per stalk is shows pinching plants more than it is not pinching or 1x pinching. This is in accordance with the objectives of this research was to obtain the amount of interest that many in a single stalk that is 3-5 flower petals. But the treatment 2 x pinching (P2) can delay the harvest. Treatment without pinching can be harvested approximately 84-88dap, then the treatment 1 x pinching (P1) can be harvested about 98-102dap, and 2 x pinching treatment (P2) can be harvested about 112-115dap.

Item Type: Thesis (Sarjana)
Identification Number: SKR/FP/2017/600/051710788
Uncontrolled Keywords: Lisianthus, Bunga Potong, Jarak Tanam, Pinching, Pertumbuhan
Subjects: 600 Technology (Applied sciences) > 635 Garden crops (Horticulture) > 635.9 Flowers and ornamental plants
Divisions: Fakultas Pertanian > Budidaya Pertanian
Depositing User: Yusuf Dwi N.
Date Deposited: 23 Nov 2017 02:26
Last Modified: 05 Oct 2020 10:17
URI: http://repository.ub.ac.id/id/eprint/5866
Full text not available from this repository.

Actions (login required)

View Item View Item