Rahmah, Suci Aulia (2017) Penggunaan Dedak Dan Ampas Tahu Sebagai Pupuk Untuk Pertumbuhan Fitoplankton Di Kolam Beton Dalam Menjaga Kesuburan Perairan. Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.
Abstract
Dedak dan ampas tahu dapat diaplikasikan dalam bidang perikanan yaitu sebagai sumber nitrogen dalam menumbuhkan fitoplankton. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui pertumbuhan fitoplankton jika dedak dan ampas tahu diaplikasikan sebagai pupuk. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret – April 2017 selama 23 hari. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen menggunakan rancangan acak lengkap (RAL) 4 perlakuan (dedak, ampas tahu, campuran, kontrol) dan 2 kali ulangan. Sampel fitoplankton diambil setiap 2 hari sekali, disamping itu juga dilakukan pengukuran kualitas air meliputi suhu, pH, oksigen terlarut, CO2, nitrat, fosfat dan amoniak. Uji pendahuluan dilakukan untuk mengetahui C/N rasio yang terkandung dalam dedak dan ampas tahu. Hasil C/N rasio yang didapat yaitu dedak sebesar 10,34 sedangkan ampas tahu sebesar 12,90. Hasil uji anova diketahui bahwa perlakuan dedak, ampas tahu dan campuran mempunyai pengaruh yang sangat signifikan terhadap pertumbuhan fitoplankton. Setelah diuji anova selanjutnya dilakukan uji Beda Nyata Terkecil (BNT) untuk mengetahui perbandingan antar perlakuan, dari uji BNT hasil yang didapat yaitu perlakuan campuran memiliki nilai kelimpahan fitoplankton tertinggi sebesar 5886 sel/ml, dedak sebesar 5079 sel/ml, ampas tahu sebesar 3655 sel/ml dan kontrol sebesar 570 sel/ml. Jenis fitoplankton yang didapat selama penelitian adalah filum Chlorophyta, Cyanophyta, Prokaryota, Eukaryota, Chrysophyta, Eukaryota dan Chromista. Jenis fitoplankton yang lebih mendominasi adalah filum Chlorophyta. Chlorophyta lebih mendominasi karena air tawar merupakan habitat asli Chlorophyta sehingga bisa tumbuh dengan optimal. Indeks keanekaragaman yang didapat selama penelitian berkisar antara 0,28 – 2,1, nilai tersebut menunjukkan bahwa indeks keanekaragaman dalam kategori sedang. Indeks dominasi sebesar 0,01 – 0,7, nilai tersebut menunjukkan bahwa indeks dominasi mendekati 0 yang berarti tidak ada genus dominan dalam komunitas. Kisaran suhu yang didapatkan yaitu 26 – 28 0C, nilai pH yang didapatkan yaitu 7,37 – 8,64, nilai oksigen terlarut yang didapat yaitu 6,37 – 17,66 ppm, nilai nitrat yang didapat yaitu 0,059 – 0,179 ppm, nilai ortofosfat yang didapat yaitu 0,012 – 1,068, dan nilai amoniak yang didapat yaitu 0,093 – 0,471 ppm. Berdasarkan nilai kualitas air yang didapat selama penelitian pada semua parameter masih dalam batas normal untuk pertumbuhan fitoplankton sehingga fitoplankton dapat tumbuh dengan optimal. Pupuk organik dedak lebih efisien dalam menumbuhkan dan mempercepat pertumbuhan fitoplankton untuk menjaga kesuburan perairan dan sebagai pakan alami ikan. Kualitas (jenis) fitoplankton yang lebih mendominasi adalah filum Chlorophyta. Kuantitas (jumlah) fitoplankton tertinggi yang didapat selama penelitian sebesar 5886 sel/ml yang berarti perairan tersebut dalam kategori sedang. Indeks keanekaragaman termasuk dalam kategori sedang dan indeks dominasi mendekati 0. Saran yang dapat diberikan untuk para pembudidaya yaitu dalam menumbuhkan fitoplankton dapat menggunakan dedak sebagai pupuk.
English Abstract
Bran and tofu waste can be applied in the field of fisheries as a source of nitrogen in growing phytoplankton. In the waters phytoplankton abundance is relatively low so that a fertilizer deployment bran and tofu waste can increase the production of phytoplankton in the waters and as nutrient source substances will support the growth of phytoplankton. The methods Experimental. This research was conducted with several stages namely the taking of bran and tofu waste, preliminary test, manufacture of fermentation, promised fermented fertilizer, sampling, and the last stage of the analysis of the abundance of phytoplankton. The results obtained in this research based on ANOVA (Analysis of Variance) that the treatment of bran, tofu waste and their mixture. Had a very significant influence against the growth of phytoplankton. Proceed with test BNT (the smallest Real Difference) to observe the comparison between treatment, from test BNT results obtained namely treatment mixture has the highest abundance values of 5886 cells/ml, bran of 5079 cells/ml, tofu dregs of 3655 cells/ml and the control of 570 cell/ml. Based on the results of the abundance of the phytoplankton obtained values indicates that waters had moderate fertility. For the relative abundance of the species that are found namely the phylum chlorophyta. The diversity index gained during the study ranged between 0.28 – 2.1. The index of the dominance of 0.01 – 0.7. Advice that can be given to the farmers, namely in growing phytoplankton can use bran as fertilizers.
Item Type: | Thesis (Sarjana) |
---|---|
Identification Number: | SKR/FPR/2017/416/051706505 |
Uncontrolled Keywords: | Dedak, Ampas Tahu, Fitoplankton. |
Subjects: | 500 Natural sciences and mathematics > 579 Natural history of microorganisms, fungi, algae > 579.8 Algae / Algae culture / Microalgae--Cultures and culture media > 579.817 6 Phytoplankton (freshwater) |
Divisions: | Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan > Manajemen Sumberdaya Perairan |
Depositing User: | Kustati |
Date Deposited: | 08 Nov 2017 01:28 |
Last Modified: | 11 Oct 2020 12:53 |
URI: | http://repository.ub.ac.id/id/eprint/5023 |
Actions (login required)
View Item |