Vianika, Veronica Novilia (2017) Pengaruh Musim Terhadap Kualitas Semen Segar Dan Recovery Rate Spermatozoa Sapi Friesian Holstein Kelahiran Australia Dan Kelahiran Indonesia. Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.
Abstract
Pejantan unggul sapi Friesian Holstein (FH) Balai Besar Inseminasi Buatan (BBIB) Singosari memiliki asal kelahiran yang berbeda yaitu kelahiran Australia dan kelahiran Indonesia. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kualitas semen segar dan recovery rate spermatozoa sapi FH yang memiliki perbedaan asal kelahiran pada musim yang berbeda yaitu musim kemarau dan musim hujan. Materi penelitian yang digunakan adalah catatan evaluasi kualitas semen segar empat ekor pejantan sapi FH kelahiran tahun 2010 yang dibedakan menurut asal kelahiran yaitu kelahiran Australia dan kelahiran Indonesia. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah studi kasus dan pengambilan data yang dilakukan secara sengaja (purposive sampling). Variabel yang diamati meliputi volume semen, warna, pH, konsistensi, motilitas masa, motilitas individu, konsentrasi spermatozoa, motilitas setelah thawing, total spermatozoa motil dan recovery rate spermatozoa. Analisa yang digunakan dalam penelitian ini yaitu secara deskriptif. Hasil penelitian menunjukan bahwa terdapat perbedaan kualitas semen segar dan RR spermatozoa pada musim yang berbeda. Volume semen segar sapi FH kelahiran Australia dan kelahiran Indonesia pada musim kemarau yaitu 7,66±0,75 ml dan 8,78±0,91 ml mengalami penurunan pada musim hujan berturut-turut 7,11±0,59 ml dan 9,76±1,42 ml. Sapi FH kelahiran Indonesia menghasilkan volume lebih banyak dari pada sapi FH kelahiran Australia. Derajat keasaman atau pH semen segar sapi FH kelahiran Australia dan kelahiran Indonesia pada musim kemarau didominasi pH 6,4 dengan persentase berturut-turut yaitu 53,12% dan 46,87% sedangkan pada musim hujan semen sapi FH kelahiran Australia didominasi pH 6,2 sebesar 37,5% dan semen sapi FH kelahiran Indonesia didominasi pH 6,4 dengan persentase 46,87%. Sapi FH kelahiran Indonesia menghasilkan semen dengan pH lebih stabil dibandingkan sapi FH kelahiran Australia. Warna semen segar sapi FH kelahiran Australia dan kelahiran Indonesia didominasi oleh warna putih susu pada musim kemarau berturut-turut mendominasi sebanyak 93,75% dan 81,25% dan mengalami penurunan pada musim hujan menjadi 90,62% dan 65,62%. Sapi FH kelahiran Australia memiliki warna semen segar lebih baik dibandingkan sapi FH kelahiran Indonesia. Konsistensi semen segar sapi FH kelahiran Australia dan kelahiran Indonesia pada musim kemarau dengan konsistensi sedang memiliki persentase berturut-turut yaitu 65,62% dan 46,87% mengalami penurunan pada musim hujan menjadi 43,75% dan 31,25%. Sapi FH kelahiran Australia memiliki konsistensi semen lebih baik dibanding sapi FH kelahiran Indonesia. Motilitas massa spermatozoa sapi FH kelahiran Australia dan kelahiran Indonesia dengan penilaian lebih dari sama dengan 2+ mendominasi diatas 90% baik pada musim kemarau dan musim hujan. Motilitas massa sapi FH dengan perbedaan asal kelahiran secara umum sama. Motilitas individu sapi FH kelahiran Australia dan kelahiran Indonesai pada musim hujan dengan penilaian lebih dari sama dengan 70% mendominasi dengan persentase berturut-turut 96,87% dan 93,75% relatif mengalami penurunan pada musim hujan menjadi 93,75% dan 71,87%. Sapi FH kelahiran Australia memiliki motilitas individu lebih baik dibandingkan sapi FH kelahiran Indonesia. Konsentrasi spermatozoa sapi FH kelahiran Australia dan kelahiran Indonesia pada musim kemarau berturut-turut yaitu 1239,43±273,49 juta spermatozoa/ml semen dan 890,56±382,35 juta spermatozoa/ml semen, mengalami penurunan pada musim hujan menjadi 1139,09±469,24 juta spermatozoa/ml semen dan 802,62±362,22 juta spermatozoa/ml semen. Sapi FH kelahiran Australia menghasilkan konsentrasi spermatozoa lebih tinggi dibanding sapi FH kelahiran Indonesia namun sapi FH kelahiran Indonesia mampu menghasilkan konsentrasi lebih stabil terhadap pengaruh perubahan musim daripada sapi FH kelahiran Australia. PTM semen beku sapi FH kelahiran Australia dan kelahiran Indonesia pada musim kemarau dengan kategori lebih dari sama dengan 40% mendominasi dengan persentase berturut-turut 93,75% dan 75% mengalami penurunan pada musim hujan menjadi 81,25% dan 59,37%. Sapi FH kelahiran Australia memiliki nilai PTM lebih baik dibanding sapi FH kelahiran Indonesia. RR sapi FH kelahiran Australia dan kelahiran Indonesia pada musim kemarau dengan kategori lebih dari sama dengan 53% mendominasi dengan persentase berturut-turut 93,75% dan 75% mengalami penurunan pada musim hujan menjadi 81,25% dan 59,37%. RR sapi FH kelahiran Australia lebih baik dibanding sapi FH kelahiran Indonesia. Total spermatozoa motil sapi FH kelahiran Australia dan kelahiran Indonesia pada musim kemarau berturut-turut 6618,25±2684,75 juta spermatozoa dan 5588±2953,54 juta spermatozoa mengalami penurunan pada musim hujan menjadi 6063±2723,02 juta spermatozoa dan 5129,88±2778,7 juta spermatozoa. Sapi FH kelahiran Australia menghasilkan total spermatozoa motil lebih banyak daripada sapi FH kelahiran Indonesia. Musim kemarau mampu memberikan kualitas semen segar dan RR spermatozoa lebih baik dibandingkan dengan musim hujan. Musim mampu mempengaruhi volume semen, pH, konsentrasi serta konsistensi, motilitas individu, total spermatozoa motil dan RR spermatozoa. Asal kelahiran memberikan hasil yaitu sapi FH kelahiran Australia secara umum memiliki hasil lebih baik dari pada sapi FH kelahiran Indonesia.
English Abstract
The research aimed to know the quality of fresh semen and recovery rate of Holstein Friesian’s spermatozoa in different country of birth and at different season (dry season and rainy season). The research materials were used collection semen recording of 4 Holstein Friesian bulls on Mei 2015 until Februari 2016 and grouped by country of birth (Australia and Indonesia). The analyze was used by descriptive, while seasonal factors were determined by rainfall, they were diveded into 2 stage (dry season and rainy season). Dry season was able to give the result of fresh semen quality and spermatozoa recovery rate better than rainy season. The seasonal brings effect for volume, pH, concentration and consistency, individual motility, total of motil spermatozoa and spermatozoa recovery rate. The birthplace gives result, Holstein Friesian bulls from Australia have better fresh semen quality and spermatozoa recovery rate than Holstein Friesian bulls from Indonesia.
Item Type: | Thesis (Sarjana) |
---|---|
Identification Number: | SKR/FPT/2017/239/051705793 |
Uncontrolled Keywords: | frozen semen, recovery rate of spermatozoa, seasonality, total of motil spermatozoa |
Subjects: | |
Divisions: | Fakultas Peternakan > Peternakan |
Depositing User: | Nur Cholis |
Date Deposited: | 07 Nov 2017 01:33 |
Last Modified: | 07 Oct 2020 04:26 |
URI: | http://repository.ub.ac.id/id/eprint/4956 |
Actions (login required)
View Item |