Pemberdayaan Kelompok Ternak Kelinci Melalui Program Pelatihan Pertanian Dan Perdesaan Swadaya (Studi Kasus Kelompok Ternak Kelinci “Mandiri Jaya” Di Desa Ngijo, Kecamatan Karangploso, Kabupaten Malang)

Guntoko, Neno Arsya Swastika (2017) Pemberdayaan Kelompok Ternak Kelinci Melalui Program Pelatihan Pertanian Dan Perdesaan Swadaya (Studi Kasus Kelompok Ternak Kelinci “Mandiri Jaya” Di Desa Ngijo, Kecamatan Karangploso, Kabupaten Malang). Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.

Abstract

Pemberdayaan kelompok tani adalah suatu proses dimana anggota kelompok tani, terutama mereka yang miskin sumber daya, didukung agar mampu meningkatkan kesejahteraannya secara mandiri. Aspek penting dalam suatu program pemberdayaan kelompok tani adalah program yang disusun sendiri oleh kelompok tani, menjawab kebutuhan dasar petani, dibangun dari sumberdaya lokal, memperhatikan dampak lingkungan, tidak menciptakan ketergantungan, berbagai pihak terkait terlibat, serta berkelanjutan atau suistanable. Adanya kelompok tani diharapkan petani bisa saling bertemu dan bermusyawarah secara bersama-sama untuk merencanakan suatu kegiatan serta menjalin kerjasama antar anggota kelompok dalam memecahkan masalah yang dihadapi dan lebih meningkatkan dan mengembangkan kemampuan petani. Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana bentuk pemberdayaan kelompok ternak kelinci “Mandiri Jaya” melalui Program Pelatihan Pertanian dan Perdesaan Swadaya (P4S), apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi baik faktor pendukung maupun faktor penghambat dalam pelaksanaan pemberdayaan, serta bagaimana tingkat keberdayaan setelah terlaksananya program tersebut. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bentuk pemberdayaan kelompok ternak kelinci “Mandiri Jaya” melalui Program Pelatihan Pertanian dan Perdesaan Swadaya (P4S), mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi baik faktor pendukung maupun faktor penghambat dalam pelaksanaan pemberdayaan, serta mengetahui tingkat keberdayaan setelah terlaksananya program tersebut. Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 22 Desember 2016 – 20 Februari 2017 di Desa Ngijo, Kecamatan Karangploso, Kabupaten Malang. Penentuan sampel dalam penelitian kualitatif ini menggunakan bentuk Snowball sampling, yaitu teknik pengambilan sampel sumber data yang pada awalnya jumlahnya sedikit tersebut belum mampu memberikan data yang lengkap, maka harus mencari orang lain yang dapat digunakan sebagai sumber data. Metode dalam penelitian ini menggunakan metode survei untuk memperoleh data primer dan sekunder. Analisis deskriptif kualitatif digunakan untuk mengetahui bagaimana bentuk pemberdayaan kelompok ternak kelinci “Mandiri Jaya” melalui P4S, faktor-faktor yang mempengaruhi baik faktor pendukung maupun faktor penghambat serta tingkat keberdayaan setelah terlaksananya program tersebut. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Program Pelatihan Pertanian dan Perdesaan Swadaya (P4S) merupakan program pemberdayaan dari pemerintah yang ditujukan langsung untuk kelompok ternak kelinci “Mandiri Jaya”. Program ini berjalan mulai tanggal 25 Februari 2016, dan dilaksanakan setiap 1 bulan sekali. Pelatihan yang diberikan diantaranya budidaya kelinci, bina manusia (pembinaan peternak), bina lingkungan dan bina usaha. Materi budidaya kelinci, dimana dalam materi ini anggota kelompok ternak diajarkan bagaimana manajemen pemeliharaan kelinci dengan baik dan benar serta menguntungkan. Mereka menghasilkan kelinci-kelinci yang dapat dipasarkan dengan harga yang cukup tinggi, karena manajemen pemeliharaan yang sesuai, baik untuk kelinci hias maupun kelinci pedaging. Materi bina manusia (pembinaan peternak), dimana dalam materi ini anggota kelompok ternak diajarkan agar selalu mengembangkan ide-ide yang ada didalam pikirannya, meningkatkan tingkat kreatifitas anggota kelompok ternak serta peningkatan kapasitas organisasi dan kelompok baik formal maupun informal sebagai suatu cara untuk mensinergikan dan memadukan kekuatan individu. Bermula dari peternak yang pasif, mereka menjadi aktif dalam mengembangkan ide-ide yang ada dalam pikirannya, misalnya mereka yang awalnya diam tidak mau mengutarakan ide-ide atau menanggapi gagasan/pertanyaan akhirnya mereka dengan aktif sering berpendapat mengutarakan ide-ide yang ada dalam pikirannya. Selain itu, mereka juga aktif dalam berdiskusi dan selalu saling bertanya-jawab terhadap sesama anggota kelompok ternak. Materi bina lingkungan, dimana dalam materi ini anggota kelompok ternak diajarkan bagaimana menciptakan lingkungan yang aman dan bersih khususnya berada pada area yang berdekatan dengan kandang ternak, misalnya mereka dapat mengolah kotoran ternak menjadi pupuk. Materi bina usaha, dimana dalam materi ini anggota kelompok ternak diajarkan bagaimana berwirausaha dengan baik agar lebih maju, salah satunya lewat hasil olahan kelinci, disini mereka menghasilkan produk-produk yang dipasarkan dengan harga yang sesuai dengan kualitas yang mereka berikan. Produk-produk olahan kelinci yang dihasilkan antara lain stik kelinci, abon kelinci dan rambak kelinci. Kreatifias dalam pengolahan produk hasil olahan kelinci dapat menambah penghasilan para anggota kelompok ternak untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari. Faktor-faktor yang mempengaruhi pelaksanaan P4S yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal meliputi: pendidikan, sumber daya manusia, fasilitas saat pelatihan berlangsung (fasilitas tempat, fasilitas materi, fasilitas konsumsi), partisipasi. Faktor eksternal meliputi sifat individu peternak yang dapat menghalangi proses pemberdayaan (malas), sumber daya manusia yang belum berkembang lebih maju. Tingkat keberdayaan anggota kelompok ternak kelinci “Mandiri Jaya” termasuk dalam kategori sedang, dengan nilai skor rata-rata 3,39. Cara pengukurannya dibagi atas 4 indikator, yaitu: kemampuan anggota kelompok ternak, kelembagaan anggota kelompok ternak, partisipasi dan sosial ekonomi anggota kelompok ternak. Bentuk-bentuk pemberdayaan kelompok ternak kelinci “Mandiri Jaya” diberikan melalui kegiatan P4S yaitu diantaranya: Budidaya kelinci, Bina manusia/pembinaan peternak, Bina Lingkungan dan Bina Usaha. Faktor-faktor yang mempengaruhi pelaksanaan P4S yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal meliputi: pendidikan, sumber daya manusia, fasilitas saat pelatihan berlangsung (fasilitas tempat, fasilitas materi, fasilitas konsumsi), partisipasi. Faktor eksternal meliputi sifat individu peternak yang dapat menghalangi proses pemberdayaan (malas), sumber daya manusia yang belum berkembang lebih maju. Tingkat keberdayaan anggota kelompok ternak kelinci “Mandiri Jaya” termasuk dalam kategori sedang, dengan nilai skor rata-rata 3,39. Cara pengukurannya menggunakan skala likert dengan skala 1 – 3 dan dibagi atas 4 indikator, yaitu: kemampuan anggota kelompok, kelembagaan anggota kelompok, partisipasi dan sosial ekonomi. Pelaksanaan program pemberdayaan sangat membantu dalam meningkatkan taraf hidup kelompok ternak, oleh karena itu dibutuhkan lebih banyak lagi program sejenis untuk meningkatkan taraf hidup kelompok ternak. Selain itu, pelaksanaan program pemberdayaan yang akan dilakukan selanjutnya diharapkan memberi materi yang berbeda dan sesuai dengan kebutuhan kelompok ternak dan untuk pelaksanaan bina kelembagaan lebih diaktifkan kembali agar menjadi lebih berkembang untuk kedepannya.

English Abstract

The purpose of this study were: 1) to determined empowerment program for rabbit farmer group, 2) to find out the supporting and implementation obstacle factors of Agriculture Training and Self Supporting of Rural Program, and 3) to analyze the level of empowerment after implementation of its program. The method used in this study was survey method. The determination of sample in this qualitative research used Snowball sampling which used 16 farmers. The results showed that Agriculture Training and Self Supporting of Rural Program was a type of empowerment program from government for rabbit farmer group "Mandiri Jaya". The training provided of rabbits, rearing management, environment development and business development. The factors affecting of the Agriculture Training and Self Supporting of Rural Program implementation were internal and external factors. Furthermore, the internal factors such as education, human resources, facilities, participating and supporting, whereas the external factors such as the individual nature of the farmer that can hinder the empowerment process (in example: laziness). Level of empowerment in rabbit farmer group of "Mandiri Jaya" included in medium category, has average score 3,39. The measurement were divided into 4 indicators, namely: the ability of group members, institutional members of the group, participation and socio-economic level. So, it can be concluded that the empowerment program can improve the standard of farmer living. It is suggested to re-activate farmer group and to improve institutional development.

Item Type: Thesis (Sarjana)
Identification Number: SKR/FAPET/2017/236/051705790
Uncontrolled Keywords: empowerment, farmer group’s, rural program
Subjects: 600 Technology (Applied sciences) > 630 Agriculture and related technologies > 630.7 Education, research, related topics > 630.71 Education / Agricultural education > 630.715 Adult education and on-the-job training / Agricultural extension work / Agricultural extension workers
Divisions: Fakultas Peternakan > Peternakan
Depositing User: Nur Cholis
Date Deposited: 03 Nov 2017 08:03
Last Modified: 07 Feb 2023 08:08
URI: http://repository.ub.ac.id/id/eprint/4861
[thumbnail of Neno Arsya Swastika Guntoko.pdf] Text
Neno Arsya Swastika Guntoko.pdf

Download (3MB)

Actions (login required)

View Item View Item