Uji Toksisitas Tebuconazole Terhadap Morfologi Dan Fisiologi Embrio Zebrafish (Brachydanio Rerio)

Ardiyanti, Anggun Reza (2017) Uji Toksisitas Tebuconazole Terhadap Morfologi Dan Fisiologi Embrio Zebrafish (Brachydanio Rerio). Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.

Abstract

Perairan merupakan tempat penampungan utama bagi residu pestisida yang persisten. Perairan yang tercemar oleh residu pestisida apabila telah mencapai konsentrasi tertentu akan sangat berpengaruh terhadap lingkungan dan organisme akuatik yang hidup di dalamnya. Pestisida tesebut akan mempengaruhi antara lain proses metabolisme, organ tubuh, tingkah laku, siklus hidup, perkembangan embrio, pertumbuhan sel atau jaringan dari organisme yang hidup di perairan tersebut. Penelitian ini dilakukan pada bulan Februari 2017 sampai bulan April 2017 yang dilakukan di Laboratorium Budidaya Ikan Divisi Reproduksi Ikan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Brawijaya, Malang. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui perkembangan embrio zebrafish (Brachydanio rerio) dilihat dari mortalitas, detak jantung, daya tetas telur serta mengamati kondisi morfologi dan fisiologi embrio zebrafish (Brachydanio rerio) setelah pemaparan fungisida dengan bahan aktif tebuconazole. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen. Penelitian ini mengacu pada OECD (2013), yang dilakukan dengan beberapa tahap diantaranya: pemijahan zebrafish, pembuatan larutan berkonsentrasi, sortir telur, uji toksisitas, pengamatan daya tetas telur, detak jantung, malformasi embrio, pengamatan kualitas air dan Analisis yang digunakan pada penelitian ini menggunakan ANOVA dengan menggunakan uji lanjutan yakni Uji Tukey. Paparan bahan aktif tebuconazole dapat menghambat proses perkembangan embrio. Hasil mortalitas menunjukkan bahwa kematian embrio tertinggi pada konsentrasi 30.35 mg/l pada waktu paparan 96 hpf yang mencapai 75%. Sementara mortalitas terendah sebesar 0% pada konsentrasi 0 mg/l. Total telur yang menetas sampai dengan akhir pengamatan 96 hpf yaitu pada konsentrasi 0 mg/l sebanyak 100%, konsentrasi 6,64 mg/l sebanyak 75%, konsentrasi 11,02 mg/l sebesar 47%, konsentrasi 18,29 mg/l sebesar 18% dan konsentrasi 30,35 mg/l telur tidak menetas sama sekali. Penurunan frekuensi denyut jantung embrio zebrafish secara signifikan ditunjukkan pada konsentrasi 11,02 mg/l, 18,29 mg/l dan 30,35 mg/l dibanding kelompok kontrol. Hasil malformasi embrio terbesar berada pada konsentrasi 30.35 mg/l yang mencapai 76 %. Sementara pada konsentrasi 0 mg/l embrio tidak mengalami malformasi. Apabila dilihat dari gambaran morfologi dan fisiologinya maka pemaparan bahan aktif tebuconazole dapat mengakibatkan kelainan berupa kelainan sumbu tubuh, edema yolk sac dan edema perikardium, kelainan bentuk ekor dan kelainan noctokorda. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai efek yang ditimbulkan oleh bahan aktif tebuconazole terhadap organ tubuh lainnya mata, bentuk kepala, sirkulasi darah dan lain sebagainya. Hasil yang didapat dapat dijadikan sebagai acuan dalam menentukan batas dosis. Embrio zebrafish juga dapat dijadikan sebagai hewan model untuk mengetahui akibat pencemaran fungisida di perairan yang dapat mengganggu kesehatan dan lingkungan perairan.

English Abstract

Water is the main shelter for persistent pesticide residues. Water which had been polluted by pesticide residues, if it reached certain concentration will greatly affect the environment and aquatic organisms that live in it. Tebuconazole is a widely used triazole fungicide and mostly used in agriculture as a plant product. Therefore, tebuconazole contamination need more attention. One way to determine the level of chemical toxicity is to test the toxicity of the zebrafish embryo (Brachydanio rerio). The method used in this research is an experimental method with descriptive data analysis. This research was conducted in several steps, that was; making of concentrated solution, spawning, egg selection, toxicity test, probit analysis, egg hatchability analysis, heartbeat analysis, air quality analysis and In analyzing the data, the researcher used One-way ANOVA. The result which had been obtained in this study on the value of LC50-96 hours was 14.80 mg/l. Exposure of tebuconazole caused embryonic death of 75% at the highest concentration was 30.35 mg/l. Until the end of the observation (96 hpf) the percentage of egg hatchability reached 100% only at 0 mg/l concentration. While at concentration of 30.35 mg/l, eggs do not hatch at all. The decrease frequency of zebrafish embryo heartbeat (Brachydanio rerio) was significantly showed at concentration of 11.02 mg/l, 18.29 mg/l and 30.35 mg/l. The largest mode of malformation due to exposure to tebuconazole for aberration abnormality, yolk sac edema and pericardium edema, while another malformation form was tail deformitiy and noctokorda abnormality.

Item Type: Thesis (Sarjana)
Identification Number: SKR/FPR/2017/367/051706163
Uncontrolled Keywords: Tebuconazole, Brachydanio rerio, Malformasi
Subjects: 600 Technology (Applied sciences) > 639 Hunting, fishing & conservation > 639.9 Conservation of biological resources > 639.96 Control of injuries, diseases, pests > 639.969 Adverse effects of pesticides
Divisions: Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan > Manajemen Sumberdaya Perairan
Depositing User: Kustati
Date Deposited: 03 Nov 2017 01:07
Last Modified: 02 Sep 2020 07:22
URI: http://repository.ub.ac.id/id/eprint/4808
Full text not available from this repository.

Actions (login required)

View Item View Item