Pengaruh Ukuran Partikel dan Konsentrasi HCl pada Proses Demineralisasi Kitosan Cangkang Rajungan (Portunus pelagicus)

Kurniawan, Andry (2017) Pengaruh Ukuran Partikel dan Konsentrasi HCl pada Proses Demineralisasi Kitosan Cangkang Rajungan (Portunus pelagicus). Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.

Abstract

Rajungan (Portunus pelagicus) merupakan salah satu komoditas perikanan yang memiliki nilai ekspor mencapai 29.038 ton pada tahun 2015. Rajungan di ekspor dalam bentuk daging beku atau dikemas dalam kaleng. Efek dari aktifitas tersebut meninggalkan limbah cangkang yang cukup banyak. Satu ekor rajungan menghasilkan limbah proses yang terdiri dari 57% cangkang, 3% body reject dan 20% air sisa perebusan. Pemanfaatan limbah cangkang rajungan sebagai bahan baku pembuatan kitosan merupakan solusi dalam menanggulangi masalah pencemaran lingkungan dan salah satu upaya dalam mengurangi volume limbah cangkang yang terus meningkat. Kitosan (2-amino-2-deoksi-D-glukosa) adalah produk yang didapatkan dari turunan kitin dengan memindahkan sejumlah gugus asetil (CH3CO) menjadi molekul yang larut dalam asam melalui proses deasetilasi. Tujuan penelitian ini adalah mencari perlakuan terbaik ukuran partikel dan konsentrasi HCl optimal dalam pembuatan kitosan kulit rajungan (Portunus pelagicus). Metode penelitian menggunakan Rancangan Acak Kelompok dengan dua faktor yang terdiri dari tiga level. Faktor pertama yaitu ukuran partikel 100 mesh, 80 mesh dan 60 mesh. Faktor kedua yaitu konsentrasi HCl 1M, 1,25 M dan 1,5 M pada proses demineralisasi dengan melakukan pengulangan dua kali sehingga terdapat 18 satuan percobaan. Data hasil penelitian dianalisa dengan ANOVA dan dilanjutkan dengan uji BNT, taraf nyata α = 0,05. Pengamatan meliputi rendemen, kadar air, kadar abu dan derajat deasetilasi. Hasil penelitian menunjukan ukuran partikel dan konsentrasi HCl berpengaruh nyata terhadapa kadar air dan rendemen Kitosan, sedangkang interaksi antara kedua faktor tidak berpengaruh. Konsentrasi HCl perpengaruh nyata terhadap kadar abu kitosan, sedangkang ukuran partikel dan interaksi antara kedua faktor tidak berpengaruh. Ukuran partikel, Konsentrasi HCl dan interaksi antara kedua faktor tidak berpengaruh terhadap nilai derajat deasetilasi. Hasil peneitian menunjukan ukuran partikel dan konsentrasi HCl yang optimal untuk menghasilkan kitosan kulit cangkang rajungan adalah pada ukuran partikel 60 mesh dan konsentrasi HCl 1,5 M. Pada kondisi optimal tersebut dihasilkan Kitosan dengan rendemen 17,20 %, kadar air 4,23 %, kadar abu 20,83 % dan derajat deasetilasi 65%. Ukuran partikel 60 mesh sudah memberikan hasil yang optimal dan semakin tinggi konsentrasi HCl yang digunakan lebih efektif dalam menurunkan kadar abu.

English Abstract

Blue swimming crab (Portunus pelagicus) is one of the fishery commodities with export value reaching 29,038 tons in 2015. Export in the exports of frozen meat or canned contents. The effects of abandoned activities of waste shells are quite a lot. A crab creates a process consisting of 57% shells, 3% body reject and 20% boiling residual air. Utilization of shrimp crab waste as raw material for making chitosan is a solution in tackling the problem of environmental pollution and one to reduce the volume of shell waste which is increasing. Chitosan (2-amino-2-deoxy-D-glucose) is a product produced from chitin derivatives by transferring the amount of acetyl group (CH3CO) into acid-soluble molecules through a deacetylation process. The purpose of this study is to find the best work and optimal HCl efficiency in making chitosan skin crust (Portunus pelagicus). The research method used Randomized Block Design with two factors consisting of three levels. The first factor is the particle size of 100 mesh, 80 mesh and 60 mesh. The second factor is the concentration of 1M HCl, 1.25 M and 1.5 M in the demineralization process by repeating twice so that there are 18 units of experiment. The result data were analyzed with ANOVA and continued with BNT test, the real level of α = 0,05. Observations included rendement, air content, ash content and deacetylation degree. The result showed that particle size and concentration of HCl had significant effect on water content and chitosan yield, the interaction between the two factors had no effect. The concentration of HCl has significant effect on chitosan ash content, as opposed to particle size and the interaction between the second factor is not. Size, Concentration of HCl and interaction between the two factors are not biased against degrees of deacetylation degree. The results showed optimal particle size and concentration of HCl to yield crab shell chitosan at particle size 60 mesh and HCl concentration of 1.5 M. At the optimum condition produced by chitosan with yield of 17.20%, water content 4.23% ash content 20.83% and deacetylation degree of 65%. The 60 mesh particle size has given optimal results and the higher the concentration of HCl used is more effective in lowering ash content.

Item Type: Thesis (Sarjana)
Identification Number: SKR/FTP/2017/343/051709190
Uncontrolled Keywords: derajat deasetilasi, deasetilasi, deproteinasi
Subjects: 600 Technology (Applied sciences) > 660 Chemical engineering and related technologies > 660.6 Biotechnology
Divisions: Fakultas Teknologi Pertanian > Teknologi Industri Pertanian
Depositing User: Budi Wahyono Wahyono
Date Deposited: 20 Oct 2017 02:58
Last Modified: 05 Nov 2020 03:22
URI: http://repository.ub.ac.id/id/eprint/4078
Full text not available from this repository.

Actions (login required)

View Item View Item