Pengaruh Terapi Sari Tempe Kedelai Hitam (Glycine max (L.) Merr.) Hasil Fermentasi Rhizopus Oligosporus Pada Tikus (Rattus norvegicus) Model Fibrosis Hepar Hasil Induksi CCL4 Terhadap Ekspresi IL-1β Dan Histopatologi Hepar

Bahtiar, Eki (2017) Pengaruh Terapi Sari Tempe Kedelai Hitam (Glycine max (L.) Merr.) Hasil Fermentasi Rhizopus Oligosporus Pada Tikus (Rattus norvegicus) Model Fibrosis Hepar Hasil Induksi CCL4 Terhadap Ekspresi IL-1β Dan Histopatologi Hepar. Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.

Abstract

Fibrosis hepar merupakan kerusakan hepar kronis yang ditandai dengan akumulasi ECM termasuk kolagen. Carbon tetrachloride (CCl4) merupakan senyawa xenobiotic yang dapat menyebabkan fibrosis hepar, ditandai dengan peningkatan ekspresi sitokin IL-1β dan perubahan histopatologi hepar. Tempe kedelai hitam (Glycine max (L.) Merr.) yang difermentasi Rhizopus oligosporus memiliki kandungan isoflavon dan menghasilkan enzim fibrinolitik. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh terapi sari tempe kedelai hitam terhadap ekspresi IL-1β dan perubahan histopatologi hepar pada Tikus (Rattus norvegicus) model fibrosis hepar. Penelitian ini menggunakan metode Rancangan Acak Lengkap, terdiri dari lima kelompok yaitu kelompok kontrol negatif, kelompok kontrol positif yang diinduksi CCl4 20% selama dua minggu pertama dan diinduksi CCl4 25% selama empat minggu berikutnya dengan dosis 0,2 mL/100g BB, kelompok terapi 1, terapi 2 dan terapi 3 yaitu tikus model fibrosis hepar dengan terapi sari tempe kedelai hitam masing-masing dengan dosis sebesar 200 mg/kg BB, 400 mg/kg BB, dan 800 mg/kg BB selama 2 minggu. Parameter yang diamati adalah ekspresi IL-1β menggunakan metode Imunohistokimia dan histopatologi hepar menggunakan pewarnaan Masson’s Trichrome. Analisa data ekspresi IL-1β dilakukan secara statistik kuantitatif dengan metode ANOVA dilanjutkan dengan BNJ (α=0,05), sedangkan gambaran histopatologi hepar dianalisa secara deskriptif kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian terapi sari tempe kedelai hitam secara signifikan mampu menurunkan ekspresi IL-1β dan dapat memperbaiki gambaran histopatologi hepar yang ditandai dengan berkurangnya akumulasi kolagen dan sel radang. Terapi dosis 800 mg/kgBB merupakan dosis terbaik yang mampu menunjukkan hasil mendekati kelompok Kontrol Negatif. Kesimpulan dari penelitian ini adalah sari tempe kedelai hitam (Glycine max (L.) Merr.) dapat digunakan sebagai terapi fibrosis hepar.

English Abstract

Hepatic fibrosis is a liver chronic injury marked with the accumulation of ECM including collagen. Carbon tetrachloride (CCl4) is xenobiotic compound causing hepatic fibrosis, marked with the increasing of IL-1β cytokines expression and changes in liver histopathology. Black soybean (Glycine max (L.) Merr.) fermented with Rhizopus oligoporus contains isoflavon and produce fibrinolytic enzime. This research was aimed to know the therapy effects of the extract of black soybean fermented with Rhizopus oligoporus to the expression of IL-1β and changes in liver histopathology on Rats (Rattus norvegicus) as hepatic fibrosis model. This research was used Completely Randomized Design method, consists five groups, they are negatif control group, positif control group which induced by CCl4 20% for the first two weeks and induced by CCl4 25% with doseF 0,2 mL/100 g body weight for the next four weeks, group therapy 1, therapy 2 and therapy 3 that were Rats hepatic fibrosis model treated with the extract of black soybean fermented with Rhizopus oligoporus, with dose 200 mg/kg body weight, 400 mg/kg body weight and 800 mg/kg body weight for two weeks. The parameter that were observed are the expression of IL-1β used immunohistochemistry method and liver histopathology used Masson’s Trichrome stain. Data analysis of the expression of IL-1β used quantitatively with ANOVA method then followed by HSD (α=0.05), while the liver histopathology analysis used descriptively qualitative. The results showed that administration of black soybean extract fermented with Rhizopus oligoporus significantly decreased the expression of IL-1β and can improve the liver histopathology characterized by reduced accumulation of collagen and inflammatory cells. Therapy dose 800 mg/kg body weight is the best dose that can show the results approaching the Negative Control group. The conclusion of this study is black soybean (Glycine max (L.) Merr.) extract fermented with Rhizopus oligoporus can be used as a hepatic fibrosis therapy.

Item Type: Thesis (Sarjana)
Identification Number: SKR/FKH/2017/116/051709485
Uncontrolled Keywords: Fibrosis Hepar, Tempe Kedelai Hitam (Glycine max (L.) Merr.), Rhizopus oligosporus, Eksprsesi IL-1β, Histopatologi Hepar
Subjects: 600 Technology (Applied sciences) > 636 Animal husbandry > 636.08 Specific topics in animal husbandry > 636.089 Veterinary medicine > 636.089 5 Veterinary medicine (Pharmacology and therapeutics) > 636.089 57 Veterinary drugs--Pharmacokinetics
Divisions: Fakultas Kedokteran Hewan > Kedokteran Hewan
Depositing User: Yusuf Dwi N.
Date Deposited: 17 Oct 2017 02:54
Last Modified: 30 Sep 2020 07:58
URI: http://repository.ub.ac.id/id/eprint/3777
Full text not available from this repository.

Actions (login required)

View Item View Item