Atasa, Dita (2017) Analisis Ketersediaan Pangan Kota Malang. Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.
Abstract
Pangan merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia sehingga pemenuhannya menjadi salah satu hak asasi setiap rakyat Indonesia yang harus dipenuhi secara bersama-sama oleh negara dan masyarakatnya sebagaimana dinyatakan dalam UU No. 18 Tahun 2012 tentang pangan. Terjaminnya hak atas pangan di Indonesia dapat mencegah dan mengurangi target jumlah penduduk miskin dan kurang gizi pada anak-anak. Target tersebut sesuai dengan komitmen pada konferensi PBB mengenai Suistainable Development Goals (SDGs) yang tercakup dalam Goal 2, yaitu “End hunger, achieve food security and improved nutrition, and promote suistanable agriculture” yang akan dicapai pada tahun 2030. Kota Malang merupakan kota terbesar kedua di Provinsi Jawa Timur setelah Kota Surabaya. Menurut Kantor Ketahanan Pangan (2015), Ketahanan pangan tahun 2015 di Kota Malang, menunjukkan kondisi yang cukup baik. Akan tetapi jika dilihat berdasarkan setiap indikator, indikator yang mempunyai situasi paling kronis adalah dari aspek ketersediaan domestik yang ditunjukkan dengan indikator rasio konsumsi normatif terhadap ketersediaan domestik yaitu sebesar 0,98. Hal ini dikarenakan daerah kota seperti Kota Malang tidak banyak memiliki lahan pertanian. Pembangunan di Kota Malang tidak difokuskan kepada bidang pertanian namun lebih ke bidang non pertanian, sehingga mengakibatkan hasil produksi pertanian yang diperoleh sedikit. Oleh karena itu, menyebabkan konsumsi normatif di Kota Malang menjadi sangat rendah. Penelitian ini bertujuan untuk: (1) menganalisis ketersediaan pangan di Kota Malang; (2) menganalisis keadaan keragaman pangan di Kota Malang; (3) menganalisis formulasi sasaran, kebutuhan penyediaan, dan produksi pangan di Kota Malang tahun 2016-2019. Analisis yang digunakan adalah dengan menggunakan Neraca Bahan Makanan (NBM) dan Pola Pangan Harapan (PPH). Berdasarkan neraca tersebut dapat diketahui ketersediaan pangan Kota Malang meliputi ketersediaan energi dan protein. Sedangkan perhitungan PPH dapat diketahui keragaman pangan, dan sebagai pertimbangan dalam perencanaan pangan dan gizi di Kota Malang. Selanjutnya adalah analisis peramalan untuk mengetahui formulasi sasaran penyediaan pangan ideal yang akan tercapai di tahun 2019. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa ketersediaan pangan di Kota Malang didominasi oleh sumber pangan nabati dengan persentase sebesar 81,75%. Total ketersediaan energi sebesar 2.227 kkal/kap/hari dan protein sebesar 63,77 gram/kap/hari. Kualitas ketersediaan pangan yang diukur dari capaian skor PPH, dengan skor sebesar 89,33 yang menunjukkan bahwa keberagaman ketersediaan belum maksimal. Ketersediaan energi Kota Malang belum memenuhi standar rekomendasi Angka Kecukupan Energi (AKE) dan ketersediaan protein melebihi Angka Kecukupan Protein (AKP) yang dikeluarkan oleh Widyakarya Nasional Pangan dan Gizi (WNPG) X Tahun 2012, dimana AKE dan AKP ideal sebesar 2.400 kkal/kap/hari dan protein sebesar 63 gram/kap/hari. Angka Kecukupan Energi (AKE) dan Angka Kecukupan Protein (AKP) ketersediaan pangan ideal dapat dicapai dengan peningkatan dan penurunan secara bertahap kelompok bahan pangan dari tahun 2016-2019. Kelompok bahan pangan yang memerlukan peningkatan ketersediaan meliputi; padi-padian, dan buah biji berminyak, sayuran dan buah. Sebaliknya kelompok bahan pangan yang memerlukan penuruan meliputi umbi-umbian, kacang-kacangan, minyak dan lemak, pangan hewani, dan gula.
English Abstract
Food is one of the basic human needs, so that its fulfillment becomes one of the human rights for every Indonesian person which should be filled jointly by the state and society as stipulated in the Constitution number 18 Year 2012 about food. Ensuring the rights of food in Indonesia can prevent and reduce the target number of poor and malnourished children. The target is in line with the commitment in the United Nations’ conference on Sustainable Development Goals (SDGs) which is covered in goal 2 ”End hunger, achieve food security and improved nutrition, and promote sustainable agriculture” to be reached in 2030. Malang is the second largest city in East Java after Surabaya. Based on KKP (2015) food availability in 2015 in Malang shows quite good condition. While, based on each indicator, the indicator which possesses the most chronic situation is found in domestic availability aspect which is performed by normative consumption ratio indicator for domestic availability with the value of 0,98. It happens because the city like Malang does not have many agricultural lands. The development in Malang is not focused on agriculture rather than on the non- agriculture that leads to small number of obtained agricultural products. It therefore causes low normative consumption in Malang. The research purposes are: (1) analyzing food availability in Malang (2) analyzing food procurement diversity in Malang, (3) analyzing target formulation, procurement necessity, and food production in Malang in 2016 2019. The analysis used is Food Balance Sheet (FBS) and Food Desirable Dietary Pattern (FDDP). Based on FBS it is seen that the food availability in Malang includes the availability of energy and protein. While from FDDP measurement, the food diversity is found and can be used as reference in planning food and nutrition in Malang. Next is forecasting analysis to know the target formulation of ideal food supply reached in 2019. The analysis result shows that the food availability in Malang is dominated by plant food source with 81,75 % of percentages. The total of energy availability value is 2.227 kcal/kap/day and protein 63,77 gram/kap/day. The quality of food availability measured with FDDP is 89,33 which shows that food diversity is not maximal yet. Overall, the food availability energy in Malang has not fulfilled Recommended Dietary Energy (RDE) standard and the protein is more than Recommended Dietary Protein (RDP), in which RDE ideal is 2.400 kcal/kap/day and RDP is 63 gram/kap/day. RDE and RDP of ideal food availability can be reached by increasing and decreasing food commodity group gradually from 2016 to 2019. The food commodity groups that need to be increased are such as; cereals, pulse nut and oil seeds, animal food, vegetable, and fruit. While the commodity groups that need to be decreased are such as starchy food, nut, oil and fat, animal food, and sugar.
Item Type: | Thesis (Sarjana) |
---|---|
Identification Number: | SKR/FP/2017/235/051705180 |
Uncontrolled Keywords: | Ketersediaan Pangan, Neraca Bahan Makanan (NBM), Pola Pangan Harapan (PPH), Angka Kecukupan Energi (AKE), Angka Kecukupan Protein (AKP) |
Subjects: | 300 Social sciences > 363 Other social problems and services > 363.8 Food supply |
Divisions: | Fakultas Pertanian > Agribisnis |
Depositing User: | Sugiantoro |
Date Deposited: | 18 Jul 2017 04:01 |
Last Modified: | 05 Oct 2020 10:29 |
URI: | http://repository.ub.ac.id/id/eprint/319 |
Preview |
Text
Dita Atasa.pdf Download (1MB) | Preview |
Actions (login required)
View Item |