Ramadhion, Wingga Aditya (2017) Analisis Kawasan Rawan Bencana Tanah Longsor di DAS Konto Hulu Menggunakan Sistem Informasi Geografis. Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.
Abstract
DAS Konto Hulu memiliki keadaan topografi dan kemiringan lereng cukup curam (>16%). Dan curah hujan pada tahun 2014 lebih dari 2000 mm/th membuat DAS Konto Hulu tergolong daerah yang rawan longsor. Hal ini juga ditunjang dengan telah terjadi beberapa kali longsor di sepanjang tahun 2014. Untuk menghindari jatuhnya korban lebih besar dan banyak akibat bahaya tanah longsor, diperlukan upaya-upaya yang mengarah kepada tindakan meminimalisir akibat yang ditimbulkan. Untuk dapat memantau dan mengamati fenomena tanah longsor diperlukan adanya suatu analisis dan pemetaan daerah rawan longsor yang mampu memberikan gambaran kondisi kawasan yang ada berdasarkan faktor-faktor penyebab terjadinya tanah longsor. Selain itu juga kita bisa mengetahui sebaran daerah rawan longsor. Penentuan daerah kerawanan tanah longsor dilakukan berdasarkan tujuh parameter yaitu kemiringan lereng, curah hujan, tata guna lahan, geologi, kedalaman solum tanah, tekstur tanah, dan permeabilitas tanah. Masing – masing parameter tersebut dilakukan pembobotan atau pemberian nilai yang mempunyai pengaruh terhadap terjadinya tanah longsor. Semakin besar nilai bobot yang diberikan artinya semakin memiliki kepekaan terhadap terjadinya tanah longsor. Ketujuh faktor dioverlay dan dilakukan perhitungan skor kumulatif sehingga didapatkan peta persebaran daerah rawan longsor. Tingkat kerawanan bencana tanah longsor di daerah penelitian dibagi menjadi tiga kelas yaitu daerah dengan tingkat kerawanan rendah (53,18 km2/22,16%), tingkat kerawanan sedang (139,88 km2/ 58,29%) dan tingkat kerawanan tinggi (46,92km2/ 19,55%). Di daerah dengan tingkat kerawanan rendah merupakan daerah sawah, semak belukar dan waduk dengan kemiringan lereng datar dan permeabilitas tanah tergolong kelas excessive. Daerah dengan tingkat kerawanan sedang merupakan daerah permukiman, sawah, hutan lahan kering, ladang, perkebunan, semak belukar, dan sabana padang dengan kemiringan lereng landai sampai sangat curam (8 sampai >45%), sedangkan daerah dengan tingkat kerawanan tinggi merupakan daerah hutan lahan kering dan ladang dengan kemiringan lereng curam (>16%), permeabilitas tanah tergolong kelas moderate sampai slow dengan jenis batuan yang dominan adalah batuan Gunung Api Kelud Muda. Curah Hujan yang terjadi lebih dari 2000 mm/tahun. Desa Pagersari Kecamatan Ngantang merupakan daerah yang paling berpotensi terjadi tanah longsor. Sekitar 5,53 km2 merupakan daerah dengan tingkat kerawanan tinggi.
English Abstract
The Konto Hulu watershed has a topographic state, and the slope is quite steep (> 16%). And rainfall in 2014 more than 2000 mm / year makes Konto Hulu watershed is classified as landslide prone areas. This is also supported by the several landslide occurring throughout 2014. To avoid greater casualties and many consequences of landslide hazards, efforts should be made to minimize the impacts caused. To be able to monitor and observe the phenomenon of landslide required an analysis and mapping of landslide-prone areas that can provide an overview of existing area conditions based on factors causing the occurrence of landslides. In addition, we can know the spread of landslide-prone areas. The determination of landslide vulnerability is based on seven parameters: slope, rainfall, land use, geology, depth of soil, soil texture, and soil permeability. Each of these parameters is weighted or assigned a value that has an effect on the occurrence of landslide. The greater the value of the given weight means more sensitivity to the occurrence of landslides. The seven factors overlayed and calculation of the cumulative score so that obtained map of the spread of landslide prone areas. The level of vulnerability of landslide disaster in the study area was divided into three classes, namely areas with low vulnerability (53,18 km2 / 22,16%), moderate vulnerability (139,88 km2 / 58,29%) and high vulnerability (46,92 km2 / 19,55%). In areas with low levels of vulnerability are areas of rice fields, shrubs and reservoirs with a slope of flat slope and soil permeability classified excessive class. Medium vulnerable areas are settlements, paddy fields, dryland forests, fields, plantations, shrubs, and savanna paddies with very steep slopes up to very steep (8 to >45%), whereas areas with high levels of vulnerability are forest land areas Dry and steep slopes ( >16%), soil permeability classified moderate to slow class with the dominant rock type is Young Kelud volcano rocks. Rainfall that occurs more than 2000 mm / year. Pagersari Village (Ngantang District) is the most potential area of landslides. Approximately 5,53 km2 is an area with high levels of vulnerability.
Item Type: | Thesis (Sarjana) |
---|---|
Identification Number: | SKR/FT/2017/735/051708578 |
Uncontrolled Keywords: | Pemetaan, Rawan Longsor, Sistem Informasi Geografis, Overlay. |
Subjects: | 600 Technology (Applied sciences) > 627 Hydraulic engineering > 627.1 Inland waterways > 627.12 Rivers and streams / Watershed management |
Divisions: | Fakultas Teknik > Teknik Pengairan |
Depositing User: | Budi Wahyono Wahyono |
Date Deposited: | 12 Sep 2017 02:44 |
Last Modified: | 08 Oct 2020 07:08 |
URI: | http://repository.ub.ac.id/id/eprint/2386 |
![]() |
Text
Ramadhion, Wingga Aditya.pdf Download (11MB) |
Actions (login required)
![]() |
View Item |