Putri, Ihdian Novira (2017) The Change Of Status And Roles Of Courtesan In Chinese Society Depicted In The Valley Of Amazement Novel By Amy Tan. Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.
Abstract
Karya sastra berfungsi sebagai sarana untuk merefleksikan fenomena sosial. Karya sastra merefleksikan problem sosial yang pernah terjadi dalam lingkungan masyarakat. Melalui konten cerita atau karakter-karakter dalam cerita, karya sastra menyampaikan problem sosial yang pernah menjadi isu yang populer di tengah-tengah masyarakat. Cakupan problem sosial yang direfleksikan melalui karya sastra sangat beragam. Dua di antaranya adalah status sosial dan perannya. Isu-isu tersebut digambarkan dalam salah satu novel karya Amy Tan berjudul The Valley of Amazement. Fokus dari penelitian ini adalah status sosial dan peran dari wanita penghibur dalam masyarakat Tiongkok selama paruh akhir dinasti Qing, perubahan status dan peranan mereka pada awal Republik, dan faktor-faktor penting yang memicu perubahan status dan peran dari wanita-wanita tersebut. Penelitian dilakukan dengan menggunakan metode kualitatif. Pendekatan yang digunakan adalah teori pendekatan sosial oleh Milton Albrecht, teori status dan peran oleh Linton, serta teori perubahan sosial oleh Pitirim Sorokin. Temuan peneliti menunjukkan bahwa wanita-wanita penghibur pada dua masa pemerintahan Tiongkok memiliki status dan peran yang berbeda. Pada paruh akhir dinasti Qing, wanita penghibur memperoleh status sosial yang tinggi sebagai seniman. Peran wanita-wanita ini berkesesuaian dengan status sosialnya sebagai seniman, yaitu menampilkan pertunjukkan seni seperti bernyanyi, memainkan alat-alat musik, maupun musikalisasi puisi. Akan tetapi, status dan peran wanita penghibur ini berubah setelah adanya transisi pemerintahan dari dinasti Qing menjadi Republik Tiongkok. Selama masa Republik, status wanita penghibur berubah menjadi wanita pekerja seks. Pada masa ini, talenta seni atau kecantikan fisik tidak terlalu penting, karena adanya penyederhanaan peran menjadi wanita penyedia jasa seks. Faktor utama yang memicu perubahan status dan peran mereka adalah transisi politik dari dinasti Qing menjadi Republik Tiongkok. Kesimpulannya, wanita penghibur sebagai bagian dari budaya masyarakat Tiongkok kuno telah mengalami perubahan selama transisi politik. Secara spesifik, perubahan ini mempengaruhi status dan peran mereka sebagai seniman. Untuk penelitian selanjutnya, peneliti berikutnya dapat menganalisa isu-isu lain yang digambarkan dalam novel tersebut menggunakan pendekatan yang berbeda.
English Abstract
Literary works often function as media to reflect social phenomena. Literary works are reflecting social problem that once occured among the society. Through the story content or the characters of the story, literary works deliver the social problem that was once a trending issue in the society. The range of social issues reflected in literary works are varied. Two of them are social status and roles. These issues are depicted by a novel entitled The Valley of Amazement by Amy Tan. The focus of the study is on the social status and roles of Shanghai courtesan in Chinese society during the end of Qing dynasty, how their status and roles change during early Republican era, and the influencing factors that trigger the change.The research was conducted using a qualitative method. The study used the sociological approach by Milton Albrecht, Linton’s theory of status and roles, and Pitirim Sorokin’s theory of social change. The researcher findings show that the courtesans had different status and roles during those two different political era in China. During the Qing dynasty, courtesans obtained the status of high-class entertainer. Their roles are in line with their status as entertainers, which are entertaining the customers with artistic performances such as singing, playing musical instrument, and reciting a poem. However, these status and roles change after the political shift from Qing dynasty to Republic of China. During Republican era, the courtesan’s status is degrading into prostitute-like courtesan. During this era, artistic skills or beautiful appearance are not really important, because their role is simplify into sexual services. The main factor that trigger the change is the political shift from Qing dynasty into Republic of China. In conclusion, courtesan as part of Chinese ancient culture is suffer from changes during the political transition. The change specifically affect their status and roles as entertainer. For the next research, the researcher suggest that the future researcher analyze another issues of this novel using different approach.
Item Type: | Thesis (Sarjana) |
---|---|
Identification Number: | SKR/FBS/2017/580/051707360 |
Uncontrolled Keywords: | wanita penghibur, status, peran, paruh akhir dinasti Qing, The Valley of Amazement. |
Subjects: | 800 Literature (Belles-letters) amd rhetorics > 820 English & Old English literatures |
Divisions: | Fakultas Ilmu Budaya > Bahasa dan Sastra Inggris |
Depositing User: | Nur Cholis |
Date Deposited: | 08 Sep 2017 06:16 |
Last Modified: | 05 Dec 2020 08:07 |
URI: | http://repository.ub.ac.id/id/eprint/2266 |
Preview |
Text
Putri, Ihdian Novira.pdf Download (1MB) | Preview |
Actions (login required)
View Item |