Risiko dan Faktor Sosial Ekonomi Petani Sebagai Pengungkap Pengelolaan Risiko (Studi Pengambilan Keputusan Petani Tanaman Sayur Di Kecamatan Pujon Kabupaten Malang). Promotor: M. Iksan Semaoen, Ko-promotor : S.M. Kiptiyah dan M. Harry Susa

Santoso, Sugeng and Prof. Dr. Ir. M. Iksan Semaoen, MSc and Prof. Dra. S.M. Kiptiyah, MSc and Dr. M. Harry Susanto, SE, SU (2004) Risiko dan Faktor Sosial Ekonomi Petani Sebagai Pengungkap Pengelolaan Risiko (Studi Pengambilan Keputusan Petani Tanaman Sayur Di Kecamatan Pujon Kabupaten Malang). Promotor: M. Iksan Semaoen, Ko-promotor : S.M. Kiptiyah dan M. Harry Susa. Doktor thesis, Universitas Brawijaya.

Abstract

Usahatani adalah suatu pekerjaan yang berisiko. Setiap saat petani menghadapi kemungkinan perubahan harga, ketidakpastian produktivitas dan lainnya yang mempengaruhi pendapatan petani. Konsekuensi dari keputusan atau kejadian yang sering tidak diketahui dengan pasti, dapat mengakibatkan hasil yang lebih baik atau lebih buruk daripada yang diharapkan. Sikap dan kemampuan petani berbeda dalam menghadapi situasi berisiko. Pengelolaan risiko tidak dapat digambarkan dengan pendekatan satu cocok untuk semua. Setiap petani menghadapi situasi yang berbeda sehingga preferensi terhadap risiko dan dampak yang mereka terima dari risiko tersebut memiliki pengaruh yang besar terhadap setiap pengambilan keputusan yang mereka lakukan. Tujuan penelitian ini adalah menganalisis preferensi risiko petani dan menguji pengaruh risiko dan faktor sosial ekonomi petani terhadap strategi pengelolaan risiko yang diterapkan petani. Data dikumpulkan dengan metode wawancara dari 137 responden petani sampel di Kecamatan Pujon Kabupaten Malang. Tiga model yaitu model Scandizzo dan Dillon, model fungsi logaritma dan model logit digunakan dalam penelitian ini. Model Scandizzo dan Dillon digunakan untuk menganalis preferensi petani terhadap risiko. Model fungsi logaritma digunakan untuk menduga pengaruh faktor sosial ekonomi ekonomi terhadap certainty equivalent. Model logit digunakan untuk menguji pengaruh risiko dan faktor sosial ekonomi petani terhadap strategi pengelolaan risiko yang diterapkan petani. Beberapa penemuan dalam peneltian ini adalah: pertama, petani lahan sempit yang mempunyai luas lahan rata-rata 0,69 ha mempunyai preferensi risiko sebagai penghindar risiko. Semakin besar luas lahan akan menyebabkan makin meningkatnya nilai certainly equivalent. Jika petani menanam komoditas lain disamping menanam kubis dan kentang, maka pendapatannya akan berkurang. Risiko harga dan risiko produktivitas ditanggulangi dengan kontrak produksi, kontrak pemasaran dan asuransi pertanian jika diadakan. Infonnasi pasar diakses oleh petani yang mempunyai lahan semakin luas. Kedua, petani lahan luas yang mempunyai luas lahan rata-rata 1,9 ha mempunyai preferensi risiko sebagai penyuka risiko. Semakin besar luas lahan, semakin besar jumlah keluarga dan semakin besar pendapatan usahatani akan menyebabkan semakin besar nilai certainly equivalent. Risiko harga ditanggulangi dengan kontrak produksi dan kontrak pemasaran. Pengalaman usahatani akan meningkatkan akses informasi pasar. Semakin besar pendapatan usahatani akan meningkatkan partisipasi petani dalam program asuransi pertanian jika diadakan. Ketiga, petani yang secara keseluruhan mempunyai luas lahan rata-rata 1,44 ha, mempunyai preferensi risiko sebagai netral risiko. Semakin besar luas lahan dan semakin banyak jumlah keluarga akan menyebabkan semakin tinggi nilai certainty equivalent. Jika petani menanam komoditas lain disamping menanam kubis dan kentang, maka pendapatannya akan berkurang. Pengalaman usahatani akan meningkatkan akses informasi pasar. Secara umum dapat disimpulkan bahwa penelitian ini telah berhasil mengungkap identifikasi risiko dan faktor sosial ekonomi petani dalam pengelolaan risiko yang dilakukan petani, sehingga dapat disusun strategi untuk menanggulangi risiko tersebut. Strategi yang disusun untuk menanggulangi risiko itu adalah diversiflkasi, kontrak produksi, kontrak pemasaran, akses informasi pasar dan asuransi pertanian jika diadakan.

English Abstract

Farming is a risky occupation. On a daily basis, farmers are confronted with an ever-changing landscape of possible prices, yield uncertainty and other outcomes that affects income of fann. The consequences of the decisions or events are often not known certainly until those decisions or events have occurred, therefore the outcomes cannot be better or worse than it was expected. Risk management cannot be viewed within a one size off fits all approach. Different farmers are confronted with different situations, their preferences toward risk and their risk-return tradeoff have a major effect on decision making in any given situation. The aim of this research is to analyze fanner risk preference and to examine the effect risk and social economic factor on the risk management strategy applied by farmer. The data was collected by interviewing 137 sample farmer-respondents located in Pujon sub district Malang regency. Three models namely mean-variance Scandizzo and Dillon’s model, logarithm function model and logit model have been used in this research analysis. Mean-variance Scandizzo and Dillon’s model was used to analyze farmer risk preference, Logarithm function model was used to predict the risk and social economic factor on certainty equivalent, while Logit model was used to examine the risk management strategy applied by farmer. The findings of the research are as follow: First, it is found that small land farmers which cultivated land 0.69 ha in average, have a risk avert preference. It is also found that the larger the land cultivated the greater the certainty equivalent. If the farmer grows other crops in addition to cabbage and potatoes, then the farmer income will be smaller. The price risk and yield risk are overcome by production contract, marketing contract and crop insurance if the last scheme was implemented. It is also found that the market information is mostly accessed by larger land fanners. Secondly, larger land farmers, which cultivated land 1.9 ha in average, have a risk taker preference. The larger the land cultivated; the bigger the family number; and the higher the farm income the higher the certainty equivalent value will be. This group of farmer overcame the price risk by both production and marketing contract. It is also found here that the longer farm experience will increase their access to market information. The higher farm income will increase of farmer participation on crop insurance program, if it was implemented. Third, in general it was found that average farmer which cultivated land 1.44 ha, has a risk neutral preference. The higher the land cultivated and number of family, the higher the value of certainty equivalent will be. If the farmer grows other crops in addition to cabbage and potatoes, then the farmer income will be smaller. It is also found here that the longer farm experience will increase of access to market information. In general, it may be concluded that the research has been successfully revealed the risk and social economic factor in managing the risk faced by farmer, therefore an applicable strategy can be formulated in order to overcome the risk faced. Some strategies proposed are: diversification, production contract, marketing contract, market information access and crop insurance if the last scheme was implemented

Item Type: Thesis (Doktor)
Identification Number: -
Divisions: S2/S3 > Doktor Ilmu Ekonomi, Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Depositing User: soegeng sugeng
Date Deposited: 18 Jul 2024 07:15
Last Modified: 18 Jul 2024 07:15
URI: http://repository.ub.ac.id/id/eprint/223912
[thumbnail of SUGENG SANTOSO.pdf] Text
SUGENG SANTOSO.pdf

Download (38MB)

Actions (login required)

View Item View Item