Performa Reproduksi Kambing Peranakan Etawah Dan Kambing Sembowo di Kecamatan Wonosari Kabupaten Malang

Saputra, Andika Wisnu and Prof. Dr.Ir. Gatot Ciptadi, DESS., IPU., ASEAN Eng. (2024) Performa Reproduksi Kambing Peranakan Etawah Dan Kambing Sembowo di Kecamatan Wonosari Kabupaten Malang. Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.

Abstract

Kebutuhan akan protein hewani setiap tahun mengalami peningkatan. Oleh karena itu, upaya yang dapat dilakukan untuk memenuhi kebutuhan tersebut salah satunya ialah dengan cara beternak kambing. Beternak kambing cocok dilakukan karena kambing mampu beradaptasi di berbagai lingkungan dan kondisi. Adapun jenis kambing yang mudah beradaptasi ialah kambing PE dan kambing Sembowo. Selain mudah beradaptasi, kedua jenis kambing tersebut banyak dipelihara oleh masyarakat di Kecamatan Wonosari. Kambing Peranakan Etawah dan kambing Sembowo merupakan kambing yang memiliki potensi ekonomis sangat menjajikan karena dapat dimanfaatkan sebagai kambing pedaging mapun kambing perah (dwiguna). Disamping kemampuan dan keunggulannya, kedua kambing tersebut juga memiliki kekurangan dalam segi performa produksi dan reproduksinya. Hal tersebut dikarenakan persilangan antar indukan yang kurang tercatat dengan baik. Oleh karena itu, mengetahui perbedaan performans reproduksi Kambing Peranakan Etawah dan Kambing Sembowo di Kecamatan Wonosari Kabupaten Malang. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Desember 2023-Januari 2024 di tiga desa di wilayah Kecamatan Wonosari Kabupaten Malang. Tiga desa tersebut diantaranya Desa Kebobang, Desa Sumber Tempur, dan Desa Bangelan. Materi yang digunakan ialah 142 induk kambing PE dan kambing Sembowo dengan rincian: Kambing PE: P1 20 ekor, P2 21 ekor, P3 10 ekor, P4 11 ekor. Sedangkan kambing Sembowo P1 26 ekor, P2 23 ekor, P3 19 ekor, P4 12 ekor. dimana P merupakan paritas atau tahapan seekor induk ternak melahirkan anak. Metode penelitian yang digunakan adalah survey dengan wawancara langsung kepada peternak. Kriteria pemilihan lokasi penelitian adalah jumlah indukan kambing yang banyak, jumlah kepemilikan kambing per peternak yang tinggi, dan kondisi wilayah yang baik untuk usaha peternakan. Teknik pengambilan data dilakukan secara random sampling dengan cara snowball sampling, penentuan sampel dengan kriteria tertentu. Kriteria yang digunakan dalam penentuan sampel/responden penelitian yaitu, peternak merupakan anggota kelompok ternak desa maupun anggota koperasi jasa, serta indukan dalam keadaan sehat atau normal. Variabel yang diamati pada penelitian ini meliputi performans reproduksi (tampilan reproduksi induk kambing Peranakan Etawah dan Sembowo yang terdiri service per conception, days open, kidding interval dan litter size, kemudian dikelompokkan berdasarkan paritasnya. Data yang diperoleh kemudian dianalisis menggunakan uji T. Hasil penelitian menunjukan bahwa service per conception kambing PE 1,10±0,40 kali dan kambing Sembowo sebanyak 1,03±0,12 kali. Litter size kambing PE sebanyak 1,81±0,45viii ekor dan kambing Sembowo sebanyak1,77±0,44 ekor. days open kambing PE sebanyak 144,72±19,06 hari dan kambing Sembowo sebanyak 147,21`±26,03 hari. Kidding interval kambing PE sebanyak 271,71±36,11 hari dan kambing Sembowo sebanyak 267,31±37,91 hari. Setelah dilakukan uji lanjut menggunakan uji t menunjukan tidak ada perbedaan yang nyata antara performa reproduksi kambing PE dengan kambing Sembowo yang dilihat pada semua variabel performa reproduksi. Berdasarkan hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa tidak adanya perbedaan terkait performa reproduksi antara kambing PE dengan kambing Sembowo di Kecamatan Wonosari Kabupaten Malang. Berdasarkan hasil penelitian ini disarankan adanya sosialisasi tentang pemanfaatan bahan hijauan atau sisa pertanian/industri sekitar untuk pembuatan pakan lengkap sehingga dapat meningkatkan produksi dan reproduksi ternak kambing sehingga dapat meningkatkan mutu ternak serta memberikan nilai tambah ekonomi masyarakat.ekor dan kambing Sembowo sebanyak1,77±0,44 ekor. days open kambing PE sebanyak 144,72±19,06 hari dan kambing Sembowo sebanyak 147,21`±26,03 hari. Kidding interval kambing PE sebanyak 271,71±36,11 hari dan kambing Sembowo sebanyak 267,31±37,91 hari. Setelah dilakukan uji lanjut menggunakan uji t menunjukan tidak ada perbedaan yang nyata antara performa reproduksi kambing PE dengan kambing Sembowo yang dilihat pada semua variabel performa reproduksi. Berdasarkan hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa tidak adanya perbedaan terkait performa reproduksi antara kambing PE dengan kambing Sembowo di Kecamatan Wonosari Kabupaten Malang. Berdasarkan hasil penelitian ini disarankan adanya sosialisasi tentang pemanfaatan bahan hijauan atau sisa pertanian/industri sekitar untuk pembuatan pakan lengkap sehingga dapat meningkatkan produksi dan reproduksi ternak kambing sehingga dapat meningkatkan mutu ternak serta memberikan nilai tambah ekonomi masyarakat.

English Abstract

Reproductive performance plays an important role in the productivity and sustainability of livestock production. The purpose of this research is to find out the differences in the reproductive performance of the ethwa and Sembowo goat in the Wonosari district of Malang. The materials used in the study were the PE goat and the Sembowo 142, with details of 62 PE goats and 80 Sembowo goats. The research method used is a survey with a interview. The selection of the location of the study was based on a large number of goat mothers, the number of goats owned per farmer, and the good conditions of the territory for the farming enterprise. The data sampling technique is performed randomly using snowball sampling, determining samples based on specific criteria. The criteria used in determining the sample/respondent of the research are that the farmer is a member of the village livestock group or member of a service cooperative, as well as the mother in a healthy or normal condition. The data is analyzed using an independent t test. The results of the study showed service per conception of PE goats 1,10±0,40 times and Sembowo goats 1,03±0,12 times. Litter size of PE goat 1,81±0,45 and Sembowo goats 1.77±0,44 days. Days open for PE goats were 144,72±19,06 days, and Sembowo goats were 147,21`±26,03 days. Kidding interval of PE 271,71±36,11 days and Sembowo goat 267,31±37,91 days. After performing an independent t test, there was no apparent difference in reproductive performance between the PE goat and the Sembowo goat seen in all the reproductive variables; thus, it can be concluded that there were no differences related to reproductive performances between PE goat and the Sembowo goat in Wonosari district, Malang regency.

Item Type: Thesis (Sarjana)
Identification Number: 0524050413
Uncontrolled Keywords: reproductive performance, Wonosari, PE goat, Sembowo goat, variable.
Divisions: Fakultas Peternakan > Peternakan
Depositing User: Unnamed user with username nova
Date Deposited: 03 Jul 2024 05:23
Last Modified: 03 Jul 2024 05:23
URI: http://repository.ub.ac.id/id/eprint/220687
[thumbnail of DALAM MASA EMBARGO] Text (DALAM MASA EMBARGO)
Andika Wisnu Saputra.pdf
Restricted to Registered users only

Download (2MB)

Actions (login required)

View Item View Item