Penerapan Model Quadruple Helix dalam Pengembangan Ekowisata (Studi Pada Kelurahan Keranggan, Kecamatan Setu, Kota Tangerang Selatan)

Ayyanda, Sheina Hassya and Lely Indah Mindarti, Dr., M.Si and Andhyka Muttaqin, S.AP.,M.PA (2024) Penerapan Model Quadruple Helix dalam Pengembangan Ekowisata (Studi Pada Kelurahan Keranggan, Kecamatan Setu, Kota Tangerang Selatan). Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.

Abstract

Kota Tangerang Selatan memiliki desa wisata berbasis ekowisata yang mendapatkan prestasi dalam ajang Anugerah Desa Wisata Indonesia (ADWI). Adapun desa wisata tersebut terletak di Kelurahan Keranggan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan penerapan Model Quadruple Helix dalam pengembangan ekowisata di Kelurahan Keranggan. Pada penelitian ini, teori Model Quadruple Helix digunakan dalam rangka menganalisis peran aktor Quadruple Helix dalam pengembangan ekowisata di Kelurahan Keranggan dan untuk menguraikan faktor pendukung serta penghambat dalam pelaksanaannya. Jenis penelitian ini adalah deskriptif dan pendekatan kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Model Quadruple Helix dalam pengembangan ekowisata di Kelurahan Keranggan melibatkan peran pemerintah yakni melakukan kegiatan penelitian terkait potensi pariwisata di Kelurahan Keranggan, mengarahkan masyarakat untuk membentuk Pokdarwis, memberikan pelatihan kepada Pokdarwis, menetapkan Surat Keputusan dan RIPPARDA dan mengarahkan pihak swasta untuk memberikan bantuan untuk Kampung Ekowisata Keranggan. Dengan demikian, terdapat pula peran akademisi yakni melakukan penelitian terkait potensi pariwisata di Kelurahan Keranggan, serta memberikan ilmu pengetahuan melalui pelatihan kepada masyarakat. Selain itu, terdapat pula peran swasta yakni memberikan bantuan modal pembuatan MCK kepada salah satu homestay di Kampung Ekowisata Keranggan. Adapun aktor masyarakat juga berperan dalam menginisiasi destinasi wisata di Kelurahan Keranggan, mengajak masyarakat lainnya untuk menjadi pengelola wisata dan menciptakan atraksi wisata. Pada penelitian ini, ditemukan bahwa terdapat aktor yang paling dominan untuk menghubungkan aktor lainnya dalam pengembangan ekowisata. Adapun aktor tersebut adalah pemerintah dan masyarakat. Hal tersebut dikarenakan, terdapat aktor masyarakat yang berperan dalam mengajukan bantuan kepada aktor pemerintah dan swasta. Adapun pengajuan bantuan tersebut pun ditindak lanjuti oleh pemerintah dengan melibatkan aktor lainnya seperti akademisi untuk mengembangkan ekowisata. Walaupun telah terdapat peran pada Model Quadruple Helix, masih terdapat faktor penghambat yang ditemukan seperti kurangnya kapasitas masyarakat, kurangnya peran pemerintah dalam memberikan keterampilan dan keterbatasan modal masyarakat dalam menunjang sarana dan prasarana.

English Abstract

South Tangerang City has an ecotourism-based tourist village which received an achievement in the Indonesian Tourism Village Award (ADWI) located in Karanggan Village. The aim of this research is to describe the application of the Quadruple Helix Model in developing ecotourism in Keranggan Village. In this research, the Quadruple Helix Model theory is used to analyze the involvement and role of Quadruple Helix actors in the development of ecotourism in Keranggan Village and to describe the supporting and inhibiting factors in its implementation. This type of research is descriptive and has a qualitative approach. The research results show that the Quadruple Helix Model in developing ecotourism in Keranggan Village involves the role of the government which includes carrying out research activities related to tourism potential in Keranggan Village, directing the community to form Pokdarwis, providing training to Pokdarwis, establishing Decree and RIPPARDA and directing the private sector to provide assistance to the Keranggan Ecotourism Village. There is also the role of academics, which includes researching tourism potential in Keranggan Village and providing knowledge through training to the community. Apart from that, there is a role for the private sector which includes providing capital assistance to build a toilet to one of the homestays. Community actors also play a role in initiating tourist destinations in Keranggan Village, inviting other communities to become tourism managers and creating tourist attractions. In this research, it was found that there are the most dominant actors in connecting other actors in ecotourism development, namely the government and community. This is because there are community actors who play a role in proposing assistance to the government and private actors which also causes the role of academics to emerge. Even though there is a role for the Quadruple Helix Model, there are still inhibiting factors such as lack of community capacity, lack of government role in providing skills and limited community capital in supporting facilities and infrastructure.

Item Type: Thesis (Sarjana)
Identification Number: 0524030203
Uncontrolled Keywords: Model Quadruple Helix, Kelurahan Keranggan, Kampung Ekowisata Keranggan, Pengembangan Ekowisata
Divisions: Fakultas Ilmu Administrasi > Ilmu Administrasi Publik / Negara
Depositing User: Unnamed user with username nova
Date Deposited: 26 Jun 2024 07:13
Last Modified: 26 Jun 2024 07:13
URI: http://repository.ub.ac.id/id/eprint/220353
[thumbnail of DALAM MASA EMBARGO] Text (DALAM MASA EMBARGO)
Sheina Hassya Ayyanda.pdf
Restricted to Registered users only

Download (10MB)

Actions (login required)

View Item View Item