Respon Pertumbuhan Dan Hasil Panen Mentimun (Cucumis Sativus L.) Pada Sistem Tumpangsari Dengan Pengaturan Waktu Tanam Buncis Tegak (Phaseolus Vulgaris L.)

Putri, Salsabila Maywanda and Dr. Uma Khumairoh, SP., M.Sc. (2024) Respon Pertumbuhan Dan Hasil Panen Mentimun (Cucumis Sativus L.) Pada Sistem Tumpangsari Dengan Pengaturan Waktu Tanam Buncis Tegak (Phaseolus Vulgaris L.). Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.

Abstract

Produksi mentimun skala nasional terus mengalami penurunan sedangkan permintaan terus meningkat. Sementara itu, sebagian besar upaya peningkatan produksi yang dilakukan selalu menggunakan input-input kimia yang berbahaya bagi manusia dan lingkungan. Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk meningkatkan produksi mentimun dengan tetap menjaga kelestarian lingkungan adalah penerapan sistem tumpangsari dengan tanaman leguminosa. Salah satu tanaman leguminosa yang dapat digunakan sebagai tanaman sela adalah buncis tegak. Penerapan sistem tumpangsari tidak luput dari pengaturan waktu tanam. Waktu tanam mempunyai keterkaitan dengan pertumbuhan vegetatif yang lebih cepat dan dominasi menguasai ruang tumbuh, serta dapat mempengaruhi produksi dari tanaman yang ditumpangsarikan. Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah mempelajari pengaruh tumpangsari mentimun dengan kacang buncis tipe tegak sebagai tanaman pendamping dengan perbedaaan waktu tanam terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman mentimun. Kegiatan penelitian dilaksanakan pada bulan September 2023 hingga Desember 2023, di Desa Sukoraharjo, Kecamatan Kepanjen, Kabupaten Malang, Jawa Timur. Penelitian ini disusun dengan menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) yang terdiri dari 6 perlakuan dengan 4 ulangan. Adapun perlakuan yang digunakan adalah monokultur mentimun (MM), tumpangsari mentimun dengan buncis tegak yang ditanam 2 minggu sebelum mentimun (MB2), tumpangsari mentimun dengan buncis tegak yang ditanam 1 minggu sebelum mentimun (MB-1), tumpangsari mentimun dengan buncis tegak yang ditanam secara bersamaan (MB), tumpangsari mentimun dengan buncis tegak yang ditanam 1 minggu setelah mentimun (MB+1), dan tumpangsari mentimun dengan buncis tegak yang ditanam 2 minggu setelah mentimun (MB+2). Tumpangsari mentimun dengan kacang buncis tipe tegak sebagai tanaman pendamping dengan perbedaaan waktu tanam menunjukkan pengaruh yang positif terhadap pertumbuhan dan hasil panen tanaman mentimun. Perlakuan yang menunjukkan pengaruh terbaik dalam pertumbuhan tanaman mentimun adalah perlakuan MB (buncis tegak ditanam bersamaan dengan mentimun). Sedangkan perlakuan yang menujukkan hasil panen tertinggi adalah perlakuan MB-2 (buncis tegak ditanam dua minggu sebelum mentimun). Selain itu, pola tanam tumpangsari mentimun dengan buncis tegak dapat menurunkan populasi gulma. Perlakuan yang dapat menurunkan populasi gulma pada areal pertanaman adalah perlakuan MB-2 (buncis tegak ditanam dua minggu sebelum mentimun). Berdasarkan hasil analisis NKL, didapatkan bahwa seluruh perlakuan memiliki nilai NKL>1, menunjukkan bahwa pola tanam tumpangsari antara mentimun dan buncis tegak lebih efisien dan lebih menguntungkan dibandingkan monokultur.

English Abstract

National-scale cucumber production continues to decline while demand continues to increase. Meanwhile, most of the efforts to increase production always use chemical inputs that are harmful to humans and the environment. One of the efforts that can be made to increase cucumber production while maintaining environmental sustainability is the application of intercropping systems with leguminous plants. One of the leguminous plants that can be used as intercrops is string beans. The application of the intercropping system does not escape the planting time. Planting time has a relationship with faster vegetative growth and dominance over growing space, and can affect the production of intercropped plants. The purpose of this research is to study the effect of intercropping cucumber with string beans as a companion plant with different planting times on the growth and yield of cucumber plants. The research activities were carried out from September 2023 to December 2023, in Sukoraharjo Village, Kepanjen District, Malang Regency, East Java. This study used a Randomized Group Design (RAK) consisting of 6 treatments with 4 replications. The treatments that will be used include cucumber monoculture (MM), intercropping cucumber with string beans planted 2 weeks before cucumber (MB2), intercropping cucumber with string beans planted 1 week before cucumber (MB-1), intercropping cucumber with string beans planted simultaneously (MB), intercropping cucumber with string beans planted 1 week after cucumber (MB+1), and intercropping cucumber with string beans planted 2 weeks after cucumber (MB+2). Intercropping cucumber with string beans as a companion plant with different planting times showed a positive effect on the growth and yield of cucumber plants. The treatment that showed the best effect on the growth of cucumber plants was treatment MB (string beans planted simultaneously with cucumber). While the treatment that showed the highest yield was treatment MB-2 (string beans planted two week before cucumber). In addition, the intercropping pattern of cucumber with upright beans can reduce the weed population. The treatment that can reduce the weed population in the planting area is treatment MB-2 (string beans planted two weeks before cucumber). Based on the results of the NKL analysis, it was found that all treatments had NKL>1 values, indicating that the intercropping pattern between cucumber and string beans was more efficient and more profitable than monoculture.

Item Type: Thesis (Sarjana)
Identification Number: 0524040250
Divisions: Fakultas Pertanian > Agroekoteknologi
Depositing User: Unnamed user with username nova
Date Deposited: 19 Jun 2024 08:21
Last Modified: 19 Jun 2024 08:21
URI: http://repository.ub.ac.id/id/eprint/220182
[thumbnail of DALAM MASA EMBARGO] Text (DALAM MASA EMBARGO)
Salsabila Maywanda Putri.pdf

Download (3MB)

Actions (login required)

View Item View Item