Analisis Usaha Produksi Pullet Studi Kasus di CV. Diamond Farm Blitar

Favian, Adli Galan and Prof. Dr. Ir. Budi Hartono, MS., IPU., ASEAN Eng (2024) Analisis Usaha Produksi Pullet Studi Kasus di CV. Diamond Farm Blitar. Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.

Abstract

Kesejahteraan kesehatan manusia semakin meningkat beriringan dengan bertambahnya populasi manusia yang mengarah pada peningkatan asupan nutrisi, terutama protein salah satunya sumber protein hewani yang bisa dimanfaatkan adalah telur. Karena alasan ini, telur sering digunakan sebagai standar untuk menilai mutu protein dalam berbagai jenis makanan (Wardana, 2010). Produksi telur ayam ras di Indonesia setiap tahun mengalami peningkatan, berdasarkan data dari Kementrian Peternakan pada tahun 2015 produksi telur sebesar 1.372.829 ton dan pada tahun 2016 sebesar 1.428.195 yang berarti terjadi peningkatan sebesar 4,03%. Peternakan adalah kegiatan mengembangbiakan dan membudidayakan hewan ternak untuk mendapatkan manfaat dan hasilnya yang bertujuan untuk mencari keuntungan dengan penerapan prinsip manajemen pada faktor-faktor produksi yang telah dikombinasi secara optimal untuk mengetahui kemajuan usaha. Ayam pullet termasuk bagian dari ayam ras petelur yang dipelihara mulai dari 13 sampai 16 minggu Alasan banyak peternak membeli pullet antara lain sebagai berikut : 1) peternak layer ingin cepat memperoleh telur dari pembelian pullet, terutama bagi pemilik modal besar; 2) peternak layer kurang terampil dan tidak menguasai manajemen pemeliharaan pullet; 3) keterbatasan lahan. Pemeliharaan pullet dibutuhkan lahan dan kandang yang terpisah dari kandang layer untuk merepresi penularan penyakit dari ayam dewasa; 4) keterbatasan tenaga kerja dan perlengkapan yang dimiliki; 5) jadwal vaksin dan pengobatan pullet yang terlalu sering menyebabkan peternak layer cenderung memilih pullet. Diamond Farm adalah sebuah perusahaan yang didirikan pada tahun 1997, dan beroperasi dalam sektor peternakan ayam petelur yang dikelola secara pribadi. Diamond Farm memiliki sekitar 300.000 ekor ayam petelur diantaranya adalah ayam pullet dengan lahan seluas 13 hektar. Kebutuhan telur yang terus meningkat menyebabkan usaha ternak pullet semakin meningkat. Tujuan dari penelitian adalah untuk mengukur analisis kelayakan usaha ayam pullet ditinjau dari penerimaan, pendapatan, BEP (Break Even Point), R/C ratio, penyusutan, dan FCR (Feed Conversion Rate), serta tingkat mortalitas. Penelitian dilaksanakan di Peternakan Diamond yang berlokasi di Desa Kandangan, Kecamatan Srengat, Kabupaten Blitar pada bulan Desember 2024 sampai Januari 2024. Materi yang digunakan adalah ayam pullet di Diamond Farm dengan populasi 90.000. Metode yang digunakan adalah metode studi kasus dengan pendekatan deskriptif. Variable yang diamati adalah penerimaan, pendapatan, BEP (Break Even Point), R/C ratio, penyusutan, dan FCR (Feed Conversion Rate), serta tingkat mortalitas. Data yang diperoleh dianalisis secara deskriptif dengan membandingkan antara 3 periode pemeliharaan. Berdasarkan hasil penelitian di peternakan Diamond Farm Desa Kandangan, Kecamatan Srengat, Kabupaten Blitar, disimpulkan bahwa total biaya produksi perekor pada periode 1 Rp 52.965/ekor, periode 2 Rp 54.979/ekor, dan periode 3 Rp 53.555/ekor dengan biaya penyusutan sebesar Rp 274.780.667/periode. Penerimaan pada periode 1 sebesar Rp 5.925.040.800, periode 2 Rp 6.223.380.000 dan periode 3 Rp 5.252.226.000 dengan rata rata laba bersih sebesar Rp 1.374.211.489. Nilai BEP sebesar 69.892/periode dengan penjualan pullet pada periode 1 90.000ekor, periode 2 88.140 ekor dan periode 3 87.660 ekor dan BEP harga diperoleh sebesar Rp 49.024, pada posisi penjualan rata-rata Rp 64.447 dengan R/C Ratio rata-rata sebesar 1,29. FCR rata-rata sebesar 3,24 dengan tingkat kematian sebesar 3%.

English Abstract

The purpose of this study was to measure the feasibility analysis of pullet chicken business of Diamond Farm in terms of revenue, income, BEP (Break Even Point), R/C ratio, depreciation, and FCR (Feed Conversion Rate), and mortality rate. This research was conducted at Diamond Farm located in Kandangan Village, Srengat Subdistrict, Blitar District (month). The material used was pullet chickens at Diamond Farm with a population of 90,000. The method used was a case study method with a descriptive approach. The variables observed were revenue, income, BEP (Break Even Point), R/C ratio, depreciation, and FCR (Feed Conversion Rate), and mortality rate. The data obtained were analyzed descriptively by comparing between 3 maintenance periods. Based on the results of research at Diamond Farm Kandangan Village, Srengat Subdistrict, Blitar Regency, it was concluded that the total production cost per head in period 1 was IDR. 52,965/head, period 2 was IDR. 54,979/head, and period 3 was IDR. 53,555/head with depreciation costs of Rp 274,780,667/per period. Revenue in period 1 amounted to IDR. 5,925,040,800, period 2 IDR. 6,223,380,000 and period 3 IDR. 5,252,226,000 with an average net profit of IDR. 1,374,211,489. The BEP value is IDR 69,892 / period with pullet sales in period 1 90,000 heads, period 2 88,140 heads and period 3 87,660 heads and the BEP price is obtained at IDR 49,024, at an average sales position of IDR 64,447 with an average R / C Ratio of 1.29. FCR averaged 3.24 with a mortality rate of 3%.

Item Type: Thesis (Sarjana)
Identification Number: 0524050333
Uncontrolled Keywords: Business feasibility, Revenue, Cost, Pullet production
Divisions: Fakultas Peternakan > Peternakan
Depositing User: Unnamed user with username nova
Date Deposited: 06 Jun 2024 06:48
Last Modified: 06 Jun 2024 06:48
URI: http://repository.ub.ac.id/id/eprint/219836
[thumbnail of DALAM MASA EMBARGO] Text (DALAM MASA EMBARGO)
ADLI GALAN FAVIAN.pdf
Restricted to Registered users only

Download (3MB)

Actions (login required)

View Item View Item